Koagulan Aluminium Sulfat TINJAUAN PUSTAKA

karena biji kulit mengandung lebih banyak protein kationik dari pada biji tanpa kulit. Chandra, 1998. Sumber : Ndabigengesere et al 1995 Gambar 1. Biji Kelor

2.4 Koagulan Aluminium Sulfat

Koagulan dapat dikelompokkan atas : alum, garam besi seperti ferri klorida, atau polimer. Diantara ketiga jenis diatas, alum merupakan jenis yang paling umum digunakan karena lebih murah. Air yang akan bereaksi dengan aluminium sulfat harus cukup mengandung alkalinitas agar dapat membentuk flok hidroksida. Biasanya pada pH yang diperbolehkan, alkalinitas berada dalam bentuk ion bikarbonat. Reaksi sederhana pembentukan flok adalah sebagai berikut Benefield et. al., 1982. Al 2 SO 4 3 . 14H 2 O + 3CaHCO 3 2 å 2 AlOH 3 + 3CaSO 4 + 14 H 2 O + 6 CO 2 . Ada air tertentu yang tidak mengandung cukup alkalinitas untuk bereaksi dengan alum, sehingga perlu ditambahkan alkalinitas. Biasanya alkalinitas dalam bentuk ion hidroksida ditambahkan dengan penambahan kalsium hidroksida slaked Ahmad Mulia Rambe : Pemanfaatan Biji Kelor Moringa Oleifera Sebagai Koagulan Alternatif Dalam Proses Penjernihan Limbah Cair Industri Tekstil, 2009 USU Repository © 2008 atau kapur hidrat. Reaksi koagulasi dengan adanya kalsium hidroksida adalah sebagai berikut : Al 2 SO 4 3 . 14H 2 O + 3CaOH 2 å 2 AlOH 3 + 3CaSO 4 + 14 H 2 O Alkalinitas dapat juga ditambahkan dalam bentuk ion karbonat dengan penambahan natrium karbonat soda abu. Kebanyakan air mengandung cukup alkalinitas, sehingga tidak perlu dilakukan penambahan zat kimia lain selain aluminium sulfat. Rentang pH optimum untuk alum berkisar antara 4,5 – 8,0 karena aluminium hidroksida menjadi sukar larut pada pH tersebut. Aluminium sulfat umumnya terdapat dalam bentuk kering tetapi adajuga yang cair. Aluminium sulfat kering biasanya berbentuk butiran halus, bubuk, dan bongkahan tetapi yang umumnya digunakan adalah aluminium sulfat dalam bentuk butiran halus. Butiran halus tersebut mengandung 15-22 Al 2 O 3 yang meliputi 14 kristal air, dengan berat sekitar 60-63 lbft 3 , dan dapat diumpankan langsung, sedangkan aliminium sulfat cair mengandung 50 alum. Alum dapat digunakan sebagai koagulan tunggal maupun digunakan bersama bahan lain, misalnya sodium aluminate. Na Al O 2 . Reynolds, 1982. Ahmad Mulia Rambe : Pemanfaatan Biji Kelor Moringa Oleifera Sebagai Koagulan Alternatif Dalam Proses Penjernihan Limbah Cair Industri Tekstil, 2009 USU Repository © 2008 2.5 Limbah Cair Industri Pencucian Jeans 2.5.1 Proses Pembuatan Kain Jeans