Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

bergabung dengan geng motor merasa menjadi hebat. Kedua adalah kebutuhan sosialisasi dengan teman sebaya. 7 Selain itu, geng motor merupakan salah satu sarana atau cara bagi para remaja dalam mengisi waktu luangnya setelah lelah dengan kegiatan sekolah atau mengisi waktu yang memang selalu luang bagi mereka anggota yang tidak bersekolah atau bekerja. Dengan bergabung dalam geng motor, remaja merasa mendapatkan segala sesuatu yang bisa menghilangkan beban dalam pikiran mereka. Mereka bisa mendapatkan status, aksi-aksi bersama, ikatan persahabatan, simpati, kasih sayang, prestise, harga diri, dan rasa aman terlindung. Namun demikian, sebagaimana ditunjukan dalam data di awal geng motor sangat dekat dengan masalah kenakalan remaja. Para remaja idealnya adalah generasi muda yang seharusnya mempunyai aktifitas dalam bentuk yang positif. Sayang ketika mereka bergabung dalam komunitas geng motor perilaku mereka cenderung mengarah pada perilaku negatif. Hal ini juga yang terjadi di daerah Duren Sawit Jakarta Timur pada komunitas geng motor P-dox. Geng Motor P-dox didirikan oleh Komarudin komandan, pada tahun 1995. Geng motor ini berawal dari teman sepermainan yang berkumpul bersama dan tumbuh besar menjadi seorang remaja dalam lingkungan yang sama. Dimulai dari masa anak-anak lalu tumbuh menjadi anak remaja, para remaja meluangkan waktu senggang, dengan berkumpul bersama atau yang biasa disebut dengan istilah”Nongkrong”. Kebersamaan yang berlangsung lama ini memupuk rasa kesetiakawanan yang tinggi para anggotanya sampai saat ini. Namun, demikian ada indikasi dimana para remaja ini melakukan kenakalan-kenakalan yang meresahkan masyarakat sekitar, seperti balap liar, perjudian, meminum minuman keras, 7 Lulu Riszeki Yuliani. “Profil Perilaku Maskulinitas Agresif Pada Remaja Laki-laki Anggota Geng Motor”, Studi Kasus Terhadap Tiga Orang Remaja Laki-laki Anggota Geng Motor. Skripsi Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Artikel diakses pada tanggal 1 februari 2011 dari http:repository.upi.eduoperatoruploads_a0251_060503_chapter4.pdf seks bebas, dan yang paling memprihatinkan ialah menggunakan narkoba, hal ini berdampak pada lingkungan dimana mereka tinggal baik secara sosiologis maupun sikologis. Melihat permasalahan ini penulis tertarik untuk mengangkat skripsi yang berjudul: “Kenakalan Remaja Dalam Komunitas Geng Motor” Studi Kasus Pada Remaja Geng Motor P-Dox Duren Sawit Jakarta Timur.

B. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran kepustakaan yang didapatkan oleh penulis, ada beberapa skripsi yang membahas, terkait dengan penelitian ini. Diantaranya adalah: Pertama, penelitian yang berjudul “Kenakalan Remaja: Studi Kasus Remaja Delinkuensi di MTSN Tanggerang 2 Pamulang.” 8 Skripsi ini ditulis oleh Kartini, mahasiswi Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2009. Berdasarkan kesimpulannya faktor-faktor penyebab seorang menjadi delinkuensi adalah kontrol diri yang lemah masalah keluarga, komunitas atau lingkungan keluarga yang tidak baik, untuk itu perlu adanya nilai-nilai agama yang juga sangat berpengaruh memperkokoh mental dan spiritual seorang anak dimulai dari lingkungan keluarga dengan menanamkan dan menjunjung tinggi norma agama. Lingkungan yang tidak baik juga sangat mempengaruhi terhadap tumbuh kembang anak, seorang anak juga harus selektif dalam memilih teman agar tidak salah dalam bergaul. Seorang anak juga sangat membutuhkan peran serta orang tua untuk mendidik dan membimbingnya dalam menjalani setiap proses ketika remaja menjadi dewasa. Kedua, penelitian yang berjudul Fungsi Keluarga Dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Studi Kasus Kenakalan Remaja Di KotaMadya Jakarta Timur. 9 Penelitian ini ditulis oleh Isak Sawo, Program Pasca Sarjana Studi Sosiologi Universitas Indonesia, yang 8 Kartini, “Kenakalan Remaja: Studi Kasus RemajaDelinkuensi Di MTSN Tanggerang 2 Pamulang,” Skripsi S1Fakultas Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2009. 9 Isak Sawo, “Fungsi Keluarga dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja :Studi Kasus Kenalan Remaja di Kota Madya Jakarta Timur,” Tesis S2 Pascasarjana UI Jakarta. membahas masalah kenakalan remaja bagaimana keluarga dapat mencegah timbulnya anak melakukan kenakalan. Keluarga merupakan bentuk institusi sosial yang menentukan remaja untuk bertingkah laku. Hal ini karena lingkungan keluarga sebagai tempat untuk sosialisasi bagi anak. Fungsi keluarga diharapkan agar remaja tidak melakukan tindakan menyimpang yang berimplikasi terhadap kenakalan remaja. Fungsi atau peranan keluarga diharapkan dapat meminimalisasi kenakalan remaja. Menurut Isak Sawo faktor internal terjadinya adalah untuk mengaktualisasikan dirinya, rasa aman yang didapatkan ketika berada diluar lingkungan keluarga, menjaga kesetiakawanannya, takut tidak mempunyai teman, memenuhi rasa puas terhadap apa yang dilakukannya serta kebebasan yang didapatkan. Faktor eksternalnya adalah karena lingkungan keluarga broken home dan lingkungan pergaulan kesetiakawanan. Ketiga, penelitian yang berjudul Profil Perilaku Maskulinitas Agresif pada remaja laki- laki Anggota Geng Motor: Studi Kasus Terhadap Tiga Orang Remaja Laki-laki Anggota Geng Motor. 10 Skripsi ini ditulis oleh Lulu Riszeki Yuliani, mahasiswi Bimbingan Konseling membahas motifasi bergabungnya pada tiga anak remaja kebutuhan untuk diterima dalam suatu kelompok. Di Bandung geng motor memiliki reputasi negatif bagi masyarakat, namun bagi ketiga orang remaja ini menjadi simbol keberanian dan kekuatan. Dengan begitu ketiga orang remaja ini mau melakukan orientasi anggota baru dan serangkaian kegiatan geng agar dapat diterima dalam kelompok. Penyebab lainnya adalah ketidaknyamanan tiga anak remaja dalam keluarga, dikarenakan kurangnya keterbukaan dan komunikasi antara orang tua dan anak. Berdasarakan tinjauan pustaka diatas, terlihat bahwa penelitian di atas membahas kenakalan remaja yang telah dikaji dari berbagai perspektif, akan tetapi kajian mengenai kenakalan remaja dalam geng motor sangat penting dan menarik untuk dikaji dalam 10 Lulu Riszeki Yuliani. “Profil Perilaku Maskulinitas Agresif Pada Remaja Laki-laki Anggota Geng Motor”, Studi Kasus Terhadap Tiga Orang Remaja Laki-laki Anggota Geng Motor. Skripsi Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Artikel diakses pada tanggal 1 februari 2011 dari http:repository.upi.eduoperatoruploads_a0251_060503_chapter4.pdf kenakalan remaja yang dilakukan oleh komunitas dalam geng motor. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengkaji kenakalan remaja yang terjadi dalam komunitas geng motor P- dox. Peneliti akan melihat kenakalan-kenakalan yang dilakukan para remaja Geng Motor P- dox, faktor-faktor penyebabnya kenakalan remaja, serta apa saja dampak kenakalan dan aktifitas yang dilakukan oleh komunitas Geng Motor P-dox bagi remaja itu sendiri, keluarga, dan masyarkat sekitar.

C. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah diatas, guna memperjelas, lebih spesifik dan memudahkan pembahasan masalah penelitian yang diangkat, penulis membatasi masalah pada kenakalan yang dilakukan remaja dalam komunitas geng motor P-dox di daerah Duren Sawit Jakarta Timur. Maka penulis merumuskan pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Bagaimana gambaran umum kenakalan remaja dalam komuitas geng motor P-dox Duren Sawit Jakarta Timur? 2. Apa saja faktor penyebab terjadinya kenakalan yang dilakukan remaja geng motor P- dox Duren Sawit Jakarta Timur? 3. Apa saja dampak dari kenakalan dan aktifitas yang dilakukan para remaja geng motor P-dox bagi remaja, keluarga, dan masyarakat sekitar?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan peneliti dalam hal ini adalah 1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran kenakalan remaja dalam komunitas geng motor P-dox. 2. Untuk menjelaskan apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan yang dilakukan oleh para remaja geng P-dox. 3. Untuk mengetahui apa saja dampak dari kenakalan dan aktifitas yang dilakukan oleh para pelaku geng motor. Manfaat dari penelitian ini adalah 1. Sebagai literatur yang memberikan gambaran tentang kenakalan remaja pada geng motor, faktor-faktor penyebab dan dampaknya bagi masyarakat. 2. Sebagai prasyarat untuk meraih gelar sarjana pada jurusan sosiologi fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

E. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristiwanya. 11 Sedangkan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberikan gambaran, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Ada beberapa istilah dalam 11 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006, h. 92.