Karakteristik Anggota P-dox berdasarkan Pendidikan, Pernikahan dan

42 dengan persentase 63,6, Artinya mayoritas anggota geng motor P-dox adalah lulusan STM dan terbanyak kedua adalah lulusan SMP. Status Pernikahan Frequency Percent Valid Cerai 1 4.5 Belum Menikah 17 77.3 Menikah 4 18.2 Total 22 100.0 Sumber: Kuestioner dan Wawancara dengan anggota geng motor P-dox, pada tanggal 18 November2011 Sumber: Kuestioner dan Wawancara dengan anggota geng P-dox tanggal 11November 20011 43 Menurut data diatas anggota geng motor P-dox yang bercerai terdiri dari 1 orang dengan persetase 4.5, anggota yang belum menikah terdiri dari 17 orang, dengan persentase 77,3 berwarna hijau. Dan yang sudah menikah terdiri dari 4 orang, dengan persentase 18,2. Artinya anggota geng motor P-dox yang belum menikah memiliki jumlah terbesar dari jumlah yang sudah menikah. Pekerjaan Frequency Percent Valid Pengangguran 10 45.5 Sekolah 3 13.6 Bekerja 9 40.9 Total 22 100.0 Sumber: Kuestioner dan Wawancara anggota geng motor P-dox, pada tanggal 18 November 2011 Menurut data diatas anggota geng motor P-dox adalah pengangguran yang terdiri dari 10 individu dengan persentase 45.5, anggota yang sekolah terdiri dari 3 individu 44 dengan persentase 13.6, dan anggota yang bekerja teridiri dari 9 individu dengan persentase 40.9. Artinya anggota geng motor P-dox yang pengangguran lebih banyak satu orang dengan yang bekerja, dan sisanya masih dalam masa pendidikan. Kemudian pekerjaan yang dilakukan remaja Pdox bermacam-macam seperti buruh serabutan pekerjaan yang tidak menentu dan sebagai perantara jual beli barang hp, motor, dan lain-lain. 45

BAB IV KENAKALAN REMAJA

DALAM KOMUNITAS GENG MOTOR P-DOX

A. Gambaran Umum Kenakalan Remaja Dalam komunitas Geng Motor P-

dox Bab ini akan menggambarkan bentuk-bentuk kenakalan remaja yang menjadi aktifitas utama geng motor P-dox. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, setidaknya terdapat empat jenis kenakalan remaja yaitu: 1 balap motor, 2 minuman keras dan narkoba, 3 seks bebas, 4 berjudi. Selain itu bab ini juga akan menggambarkan faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dalam komunitas geng motor P-dox. Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa ketidakpuasan terhadap orang tua dan keluarga yang dianggap tidak mendukung eksistensi anggota geng motor P-dox secara individu menjadi faktor penyebab yang dijadikan alasan utama para remaja mencari “kebahagiaan” dengan cara bergabung menjadi anggota geng motor P-dox. Faktor lainnya adalah faktor pergaulan dan hubungan sosial yang bersifat pasif. Adapun gambaran umum bentuk kenakalan yang dilakukan oleh komunitas geng motor P-dox, antara lain:

1. Balapan Liar

Geng motor P-dox seperti kebanyakan geng motor lainnya yang terdiri dari beberapa orang dan berkumpul bersama lalu memiliki kendaraan bermotor hingga terbentuk sebuah komunitas geng motor. Dalam setiap komunitas mempunyai simbol atau ciri khas tertentu, berupa bendera, memiliki motor yang sejenis, dan kostum berupa jaket yang sama dalam satu geng motor. Pada komunitas geng motor P-dox juga memiliki symbol untuk mengeksistensikan keberadaan komunitas geng motor dalam dunia geng motor, symbol itu berupa stiker bertuliskan P-dox yang ditempelkan pada bagian motor yang mudah terlihat oleh para komunitas geng motor lainnya. Symbol ini mempermudah untuk mengenali geng motor P-dox dan menjadi ciri khas dari setiap anggotanya. Dalam aksinya geng motor P-dox berkumpul secara berkelompok dan mengunjungi tempat-tempat yang sering dijadikan arena balap liar, dalam setiap geng motor memiliki beberapa kendaraan bermotor yang kecepatannya melebihi kendaraan bermotor pada umumnya, agar bisa mengikuti setiap arena balap liar. Begitu juga dengan geng motor P-dox, para anggotanya memiliki beberapa motor yang cepat untuk mengikuti setiap aksi balap liar. Ada beberapa motif tertentu kenapa remaja P-dox melakukan balap liar, antara lain menyalurkan hoby, mencari kesenangan, dan mengejar prestise. Kegiatan dalam balap motor meliputi kegiatan memodifikasi menyetel tampilan motor agar sesuai keperluan. Balap motor biasanya juga diikuti dengan aktifitas taruhan, jalan-jalan dan mencari perempuan untuk diajak berkencan. Sebagaimana diungkapkan oleh saudara Juri: “Biasanya kita nyeting motor, taroan, kumpul bareng, jalan-jalan terus nyari cewe apa jablay dijalan”. 1 1 Hasil wawancara dengan Juri nama samaran salah satu anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 1 oktober 2011. Juga diperkuat oleh pernyataan saudara X : “Pertama kali turun balapan liar di geng P-dox, yang dilakukan balapan liar biasa, ya adu-adu kecepatan motor”. 2 Dipertegas oleh saudara P: ” Awalnya Cuma ikut nonton, lama kelamaan jadi pengen ikut balapan juga. Balap liar satu untuk menguji kecepatan berkendara, kedua untuk mencari pamor agar geng P-dox itu banyak dikenal orang”. 3 Juga seperti yang diungkapkan oleh saudara Pade yang dikenal sebagai perantara dalam perjudian balap liar: “Jelas saya sering terlibat di balapan geng motor P-dox, karna saya sebagian dari calo maksudnya ya bisa dikatakan orang pertama yang ngajakin taruhan. Pertama kali saya terlibat dalam balap liar itu di lingkup geng motor P-dox”. 4 Informan mengakui bahwa mereka pertama kali ikut balapan adalah di kelompok di P-dox. Sebelumnya mereka sekedar nonton saja. Meskipun dalam kegiatan balap motor terdapat resiko kecelakaan akan tetapi anggota P-Dox tetap menikmatinya. Kecelakaan biasanya terjadi jika terdapat peserta balapan yang mengikutinya, sehingga mudah sekali terjadi senggolan dengan motor lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh saudara X : “Kalo yang kecelakaan di geng P-dox jarang, Kalo orang-orang laen sering, Biasanya karena yang balapan lagi banyak yang turun”. 5 Diperkuat oleh saudara N: 2 Hasil wawancara dengan sudara Juri nama samaran anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 17 oktober 2011. 3 Hasil wawancara dengan sudara X inisial anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 17 oktober 2011. 4 Hasil wawancara dengan saudara Pade nama samaran anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 17 oktober 2011. 5 Hasil wawancara dengan saudara X inisial anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 17 oktober 2011. “Kecelakaan terjadi biasanya karna senggol-senggolan motor”. 6 Resiko lain dari balapan motor adalah reaksi aparat keamanan yang menganggap bahwa kegiatan tersebut melanggar aturan dan bagian dari pengganggu ketertiban umum. “Kita ditangkap, ditilang, motor ditahan, paling sering digebukin, ditendangin, ditabrak sama polisi’. 7 Juga diperkuat oleh pernyataan saudara N: “Menilang motor,ditangkep-tangkepin kadang juga ditendang- tendangin”. Juga dipertegas oleh pernyataan saudara P: “Urusan ketangkep itu ga masalah, besok bisa ditebus, yang namanya kepolisian itu ujung-ujungnya duit”. 8 Demikian juga reaksi anggota masyarakat lainnya yang tidak menyukai kegiatan ini, juga reaksi keluarga yang umumnya tidak tahu, dan melarang mereka untuk melakukan kegiatan balap liar ini. Seperti yang diungkapkan saudara W : “Kadang ga terima, kadang sering ngadu kepolisi. Terutama ngadu ke RT dulu terus ke polisi, abis itu digerebek sama polisi”. 9 Juga diperkuat oleh penjelasan saudara J: “Orang tua ga menyetujuinya, Karna geng motor kita geng motor liar. Jadi kalo ketauan pasti dilarang, Sama aja nyelakain diri sendiri”. 10 6 Hasil wawancara dengan saudara N inisial anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 17 oktober 2011. 7 Hasil wawancara dengan saudara N inisial anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 17 oktober 2011. 8 Hasil wawancara dengan saudara P inisial anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 24 oktober 2011. 9 Hasil wawancara dengan saurdara W inisial anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 24 oktober 2011. 10 Hasil wawancara dengan saudara J inisial anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 24 oktober 2011.