Bermain Judi Gambaran Umum Kenakalan Remaja Dalam komunitas Geng Motor P-

batu sampe bocor kepalnya, akhirnya dia minta maaf dan ngeganti hp yang dijual”. 98 Hal-hal yang telah disebutkan diatas adalah beberapa gambaran umum bentuk kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh para remaja geng motor P-dox. Kenakalan kenakalan para remaja tersebut dapat dihindari atau bahkan dicegah, apabila lembaga dalam suatu masyarakat berfungsi dengan baik. Salah satu kasus yang mengaplikasikan teori dalam penelitian ini ialah kenakalan remaja oleh geng motor. Kenakalan remaja pada geng motor, seperti balapan liar, narkoba, sek bebas, dan lain-lain ini menjadi disfungsi bagi unit sosial lainnya seperti unit sosial kepolisian, keluarga, keagamaan, pranata hukum dan menjadi fungsi bagi remaja geng motor itu. Kenakalan remaja merupakan gejala patologis masyarakat, untuk itu dalam menangani permasalahan kenakalan remaja dibutuhkan peran-peran sosial dari unit sosial maupun pranata sosial yang ada di masyarakat, seperti pranata keluarga, pranata agama dan pranata hukum. Peranan di sini lebih banyak menunjuk kepada fungsi. Peranan merupakan konsep apa yang bisa dilakukakan oleh individu dalam kehidupan masyarakat sebagai organisasi ataupun peranan juga merupakan suatu perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Struktur sosial kerangka terorganisasi dari hubungan sosial yang melibatkan anggota-anggota kelompok masyarakat. Dari konsep-konsep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anomi adalah kemacetan dalam struktur kebudayaan, yang 98 Hasil wawancara dengan Pinisial salah satu anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 8 oktober 2011. terjadi terutama pada saat ada ketidaksesuaian yang akut antara norma kebudayaan dan norma tujuan-tujuan serta kapasitas terstruktur secara sosial dari anggota atau kelompok untuk bertindak sesuai dengan keinginan mereka. Dalam konsep ini, nilai kebudayaan akan membantu menghasilkan perilaku yang menyimpang dengan amanat nilai-nilai sendiri. 99 Dalam teori struktural fungsional, setiap elemen-elemen saling berhubungan sehingga membentuk satu kesatuan yang menciptakan keseimbangan. Elemen- elemen ini menjalankan fungsinya dalam suatu struktur, apabila didalamnya terdapat penyimpangan elemen lain mencoba menyeimbangkannya, mencoba untuk tetap statis dalam keadaan seimbang atau ekuilibrium dan mengabaikan terjadinya konflik-konflik.

B. Faktor-Faktor penyebab kenakalan Remaja yang dilakukan oleh

komunitas geng motor P-dox 1. Faktor Lingkungan keluarga Sebagai lembaga terkecil dalam suatu masyarakat, keluarga mempunyai fungsi-fungsi tertentu, fungsi-fungsi itu adalah sebagai berikut: a Keluarga berfungsi sebagai pelindung bagi setiap anggota keluarga, dimana ketentraman dan ketertiban diperoleh dalam wadah tersebut. b Keluarga merupakan unit sosial-ekonomi yang secara materil memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggotanya. 99 Amelliafitta’s, Robert K. Merton, Strukturalis Yang Bersahaja. Diakses pada tanggal 18 agustus 2011. Dari http:amelliafitta.blog.uns.ac.id20100119robert-k-merton-strukturalis-yang- bersahaja . c Keluarga menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah-kaidah pergaulan hidup. d Keluarga merupakan wadah di mana manusia mengalami proses sosialisasi awal, yakni suatu proses di mana manusia mempelajari dan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. 100 Dari penyajian beberapa fungsi yang telah disebutkan, nyatalah betapa penting nya fungsi keluarga bagi perkembangan remaja. Faktor utama penyebab terjadinya kenakalan remaja dalam komunitas geng motor P-dox dari temuan penelitian dilapangan adalah persoalan ketidakpuasan terhadap keluarga karena faktor-faktor ketidakharmonisan antara orang tua dan anak. Masalah internal yang dihadapi para remaja ini adalah kurangnya perhatian, pengawasan dan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Anak menganggap orang tua terlalu sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga mereka mengabaikan segala perilaku yang dilakukan oleh anak mereka. Beberapa informan menganggap dengan kesibukan orang tua, mereka bisa bebas melakukan kegiatan apapun. Seperti yang diungkapkan oleh saudara P-tet: “ Orang tua saya selalu sibuk sama kerjaannya dan jarang pulang kerumah, mereka juga cuek sama saya, jadi saya bebas ngelakuin hal apapun di luar, seperti balap liar, hisap ganja dan mabuk-mabukan, tanpa sepengetahuan mereka”. 101 100 Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 1992 h. 23. 101 Hasil wawancara dengan P-tetnama samaran salah satu anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 8 oktober 2011. Anggota P-dox yang berinisial P juga merasa memiliki tekanan batin meskipun sebenarnya keluarganya tidak termasuk broken home: “ Broken home si ga, Cuma kalo buat bermasalah si iya yang saya alami si ya seperti itu, trus tekanan batin dari keluarga ya seperti itu, efeknya kita semua menjadi brutal”. 102 Demikian juga yang diungkapkan oleh saudara X: “Saya pribadi biasanya kurang perhatian orang tua saya terhadap saya, makanya bisa dikatakan keluarga saya keluarga yang broken home. Tapi bukan di katakan keluarga broken home yang terpisahcerai”. 103 Ditegaskan responden yang berinisial G mengatakan bahwa menjadi anggota P-dox dan menyukai segala aktifitasnya adalah karena tidak pernah dapat kesenangan dirumah. Selain itu juga karena alasan broken home. “Gw dirumah ga pernah dapat kesenangan, termasuk broken home, karena orang tua cerai jadi gw kesenangan diluar yang w ga dapat di rumah”. 104 Harapan anak untuk mendapatkan kebahagiaan dari dalam lingkungan keluarga tidak berhasil mereka dapatkan. Akhirnya mencari kebahagiaan di komunitas geng motor P-dox. Kebahagiaan yang dimaksud adalah kebahagiaan yang didapatkan ketika mereka melakukan kegiatan yang bisa disebut sebagai kenakalan . Hal tersebut membuktikan bahwasannya fungsi unit sosial dalam keluarga, dimana anggota P-dox tidak mampu memberikan nilai dan tidak berperan untuk mempertahankan norma-norma. 102 Hasil wawancara dengan P inisial salah satu anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 8 oktober 2011. 103 Hasil wawancara dengan X inisial salah satu anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 8 oktober 2011. 104 Hasil wawancara dengan Y inisial salah satu anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 8 oktober 2011. Hanya satu orang anggota geng motor P-dox yang orang tuanya bercerai dan empat orang yang bapaknya telah meninggal. Seperti yang diungkapkan oleh saudara P: “Ada empat orang anak P-dox ga punya bapak, setahu saya begitu”. 105 Juga diungkapkan oleh saudara X: “Ada sekitar enam orangan yang orang tuanya ga utuh, Cuma ga tau cerai apa meninggal”. 106 Hal ini cukup unik karena pada umumnya anggota geng motor P-dox tinggal bersama keluarga atau orang tuanya. Hal ini ditegaskan oleh pernyataan dari saudara yang berinisial W: “Hampir semua anak P-dox tinggal sama orang tuanya, kecuali yang uda pada merid nikah” Nampak tidak ada perbedaan antara anggota P-dox yang memiliki orang tua lengkap, maupun yang orang tuanya bercerai atau merupakan anak yatim. Terdapat ketidak harmonisan dalam keluarga remaja anggota geng motor P-dox dijadikan alasan untuk terlibat dalam aktifitas kenakalan. Faktor utamanya adalah karena anak merasa diabaikan dalam keluarga. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh saudara P: “ Hubungan baik-baik aja, tapi di keluarga cuek, masing-masinglah. Kalo nganggur ga ngapa-ngapain pasti kita jadi bulan-bulanan atau diomelin sama orang tua”. 107 Dijelaskan oleh saudara X: 105 Hasil wawancara dengan P inisial salah satu anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 8 oktober 2011. 106 Hasil wawancara dengan X inisial salah satu anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 8 oktober 2011. 107 Hasil wawancara dengan P inisial salah satu anggota geng motor P-dox. Pada tanggal 8 oktober 2011.