Dampak dari kenakalan yang dilakukan oleh para remaja geng motor P- dox

Seperti yang diungkapkan oleh saudara yang berinisial K: “Kalo engga hamil, dilanjutin lagi, kalo hamil ya kawinin lah”. 142 Seperti yang diungkapkan saudara B : “ Pernah kejadian, waktu itu ada jablay P-dox yang bunting, tapi ga ketauan siapa bapaknya karena terlalu banyak yang make dia. Akhirnya dia pulang kampung buat nutupin aibnya”. 143 Ada juga sekitar enam orang yang terkena penyakit akibat dari seks bebas yang dilakukannya. Jenis penyakit dari seksbebas itu bernama Sipilis. Seperti yang diungkapkan oleh saudara B: “Awalnya si kena penyakit itu, lagi minum minum tuh, nyampe giting, ngeganja pokoknya tuh udah parah. Da gitu ada cewe, cewe itu jablay, setelah gue dah giting dan main sama dia, selesai make, pas sehari atau dua hari baru berasa dah tuh kencing gua nahan terus pas kencing keluar darah, keluar nanah, pas setelah dua hari itu gak tau nya cewek itu penyakitan, trus anu gue berdarah, bernanah, gitu dah terus kalo kencing gue sakit. Itu juga kalo ngencing rasanya kaya pegangan mau-mau kagak-kaga tuh kencing, dan tuh kalo kencing kaya orang abis sunat udah pusing banget, kalo kita pengen kencing bawaannya pengen ngamuk, sakit banget dah pokoknya setiap detik pasti keluar nanah”. 144 Ada juga yang sempat menggugurkan kandungan, akibat dari seks bebas yang dilakukannya. 142 Hasil w awancara dengan K inisial salah satu anggota geng mot or P-dox. Pada t anggal 8 okt ober 2011. 143 Hasil w awancara dengan B inisial salah satu anggota geng mot or P-dox. Pada t anggal 8 okt ober 2011. 144 Hasil w awancara dengan B inisial salah satu anggota geng mot or P-dox. Pada t anggal 8 okt ober 2011. Seperti yang dituturkan saudari G : “W sempet hamil beberapa kali, w gugurin, ya gimana nya sedih sih, kan itu darah daging sendiri dan gw kecewa sama diri w sendiri”. 145 3. Dampak fisik dan emosional dari minuman keras dan narkoba. Kemudian yang terakhir adalah dampak dari minuman keras dan narkoba, mereka merasakan hal seperti emosi yang sulit dibendung memicu terjadinya perkelahian antar geng motor sampai terjadi perkelahian antar teman sepermainan. Barang terlarang tersebut juga menjadikan para remaja ini pemalas untuk melakukan aktifitas kesehariannya. Hal ini juga merupakan pemicu utama terjadinya seks bebas dan perkelahian yang terjadi dalam komunitas geng motor. Seperti yang diungkapkan oleh saudara X: “Kalo da kena tokipan atau narkoba, anak-anak P-dox gampang emosi, apa bentrok sama geng motor lain atau kawan sendiri”. 146 Dijelaskan oleh saudara B: “Abis minum efeknya Cuma seharian, tapi kalo narkoba bisa sampe duahari, gw jadi males ngapa-ngapain, berat aja bawaanya”. 147 Dijelaskan oleh pernyataan saudara P: “Selesai nokip atau ngebags kebanyakan, gw jekpotmuntah, abis itu langsung sakit”. 148 145 Hasil w awancara dengan G inisial salah sat u anggot a geng mot or P-dox. Pada t anggal 8 okt ober 2011. 146 Hasil w awancara dengan X inisial salah satu anggota geng mot or P-dox. Pada t anggal 8 okt ober 2011. 147 Hasil w awancara dengan B inisial salah satu anggota geng mot or P-dox. Pada t anggal 8 okt ober 2011. 148 Hasil w awancara dengan P inisial salah satu anggot a geng mot or P-dox. Pada t anggal 8 okt ober 2011. Dijelaskan oleh saudara Z: “Gara-gara sering begadang gw gampang masuk angin. Terus pernah sekali muntah darah kebanyakan nokipmengkonsumsi minuman keras”. 149 149 Hasil w awancara dengan Z inisial salah satu anggot a geng mot or P-dox. Pada t anggal 8 okt ober 2011. 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kelompok anak muda yang tergabung dalam geng P-dox merupakan salah satu wujud dari kehidupan geng di mana terjadi kenakalan remaja. Sebagaimana dinyatakan Kartono 1986 geng identik dengan berbagai bentuk kenakalan yang mengarah pada tindak kriminalitas. Adapun kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja dalam komunitas geng motor P-dox, sebagai berikut; 1. Balapan Liar merupakan aksi kebut-kebutan di jalan umum dan dilakukan pada malam hari yang diperlihatkan oleh setiap anggota geng motor dalam mencari kesenangan, mengejar prestise, menyalurkan hoby, dan mencari uang melalui taruhan balap motor. 2. Mengkonsumsi Minuman Keras dan Narkoba, merupakan bentuk dan sarana untuk mempererat rasa kesetiakawanan antar anggota geng motor P-dox. Dan juga sebagai bentuk pelarian dari segala permasalahan yang dihadapi oleh anak- anak remaja, terutama masalah yang terjadi dalam keluarga. 3. Seks Bebas, hubungan yang dilakukan oleh anak-anak remaja geng motor P-dox kepada teman wanita pacar atas dasar nafsu, tanpa mempertimbangkan segala akibat-akibat yang akan diterima, baik dalam jangka waktu pendek ataupun dalam jangka waktu panjang. 94 4. Bermain Judi, merupakan sarana permainan untuk mengisi waktu luang ketika anak-anak remaja ini sedang berkumpul nongkrong. Judi yang dilakukan seperti judi balap motor, judi sepak bola, dan judi kartu. Penelitian ini memperkuat teori tentang geng dan kenakalan remaja sebagaimana dinyatakan oleh Kartono 1986. Melalui wawancara intensif dengan anggota P-dox bisa disimpulkan bahwa penyebab sekelompok remaja yang tergabung dalam P-dox adalah upaya mereka untuk mendapatkan kebahagiaan dan kepuasan. Mereka menganggap apa yang diberikan oleh orang tua, keluarga, dan masyarakat sekitarnya tidak cukup. Mereka mendapatkan hal-hal seperti rasa kesetiakawanan dan kebersamaan melalui geng P-Dox. Dengan kata lain faktor-faktor penyebab kenakalan remaja yang terjadi dalam komunitas geng motor P-dox, yaitu; 1. Adanya persoalan ketidakpuasan terhadap keluarga dan ketidakharmonosan antara orangtua dan anak, yang tidak baik dikarenakan hubungan yang tidak harmonis antara orang tua dan anak. Kurangnya kasih sayang dan pengawasan pada anak remaja menyebabkan remaja ini melakukan tindak kenakalan. 2. Pencarian jati diri, menemukan arti pershabatan dan rasa kesetiakawanan, melalui tindakan-tindakan bersama kearah negatif. 3. Kondisi hubungan sosial dengan masyarakat sekitar, dimana remaja P-dox tinggal cendrung pasif. Meskipun terdapat kesan yang negatif tetapi tidak ada sanksi sosial yang tegas ataupun menghukum untuk remaja yang melakukan tindaka kenakalan. 95 Mengingat karakteristik anggota P-dox pada umumnya merupakan pengangguran maka apa yang terjadi dalam geng P-dox memperkuat teori subkultul deliquensi. Menurut teori ini faktor yang sangat penting bagi munculnya sub kultur kenakalan remaja adalah karena besarnya ambisi materil, dan kecilnya kesempatan untuk meraih sukses. Keinginan untuk sukses di satu sisi dan ketidaktersediaan fasilitas untuk mendapatkan sukses memudahkan pemunculan kebiasaan hidup yang menyimpang dari norma hidup wajar, sehingga banyak anak remaja menjadi menyimpang dan kriminal. Temuan-temuan dalam penelitian ini juga menunjukan bahwa sebagaimana dijelaskan oleh Robert K.Merton, struktur sosial atau pranata sosial dapat menyumbang terhadap pemeliharaan integritas sosial. Namun demikian, struktur sosial juga dapat menimbulkan akibat-akibat yang bersifat negatif. Maka penulis berkesimpulan bahwa keluarga, institusi pendidikan, dan juga hubungan-hubungan sosial yang dialami oleh anggota P-dox tidak mengintegrasikan mereka terhadap nilai-nilai yang diterima oleh masyarakat. Sebaliknya mereka merasa tidak puas dan melakukan apa yang disebut perlawanan atau tindakan non-konformitas. Tindakan-tindakan anggota P-dox cenderung melawan norma-norma mapan yang ada dalam masyarakat. Sesuatu yang secara sosial buruk, sebaliknya mereka anggap sebagai hal yang membahagiakan. Kebahagiaan yang dicari oleh anggota P-dox bukanlah sesuatu yang tanpa memiliki dampak negatif. Dari pengakuan anggota P-dox, dampak-dampak yang diterima dari kenakalan yang dilakukan mereka adalah mudahnya remaja ini terserang penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur, kepribadian yang terus menyimpang, terkena razia kepolisian, dipukuli oleh kepolisian, kecelakaan yang berakibat kematian, kehamilan di luar nikah, dan pernikihan usia dini. Mereka nampaknya menyadari bahwa kondisi 96 tersebut merupakan resiko dan harga yang harus mereka bayar untuk mendapatkan apa yang disebut ‘kebahagiaan’ dan ‘kebebasan’.

B. Saran-Saran

Kenakalan-kenakalan yang terjadi dalam komunitas geng motor P-dox adalah bagian dari masalah social. Tidak seharusnya cara-cara non-konformitas menjadi pilihan remaja dalam menjalani hidup. Semua pihak terkait seharusnya melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Orang tua seharusnya lebih memahami anak-anak mereka, menjadi pelindung dan teman yang bisa menegerti kesulitan anak. Agar anak tidak merasa diabaikan, maka diperlukan komunikasi yang intensif sehingga anak-anak remaja tidak menjadikan kehidupan geng sebagai pilihan. 2. Mengarahkan para remaja geng motor P-dox ini untuk mengikuti balapan resmi yang diadakan oleh pihak swasta dan meninggalkan balap liar yang selama ini mereka lakukan, dengan memberitahukan keuntungan dan kerugian yang mereka terima. Dengan begitu mereka bisa menyalurkan hoby tanpa ada resiko buruk yang akan menimpa para remaja ini. 3. Memberikan bimbingan tentang dampak buruk dari setiap kenakalan yang mereka lakukan. Hal lainnya adalah dengan membawa para remaja ini kearah yang bersifat positif, seperti mengikuti olahraga futsal, biliyar, dengan adanya kegiatan tersebut setidaknya mengurangi kenakalan yang biasa dilakukan oleh komunitas geng motor P-dox.