Selain itu, dari hasil studi pendahuluan melalui observasi dan wawancara dengan kepala perawat dan beberapa perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu pada
bulan Februari-Maret 2013, dapat diketahui beberapa hal: 1. Rumah Sakit baru setahun beroperasi tetapi sudah terhitung terdapat 10
perawat yang resign dan perawat tersebut adalah perawat ahli. 2. Seringkali terdengar keluhan dari beberapa perawat tentang jadwal shift atau
lembur yang tidak menentu. 3. Banyak tenaga perawat yang masuk baru lulus pendidikan sehingga belum
ada pengalaman sebelumnya. 4. Tidak ada tunjangan gaji di luar gaji pokok.
Darsono 2011 menyatakan bahwa sebaiknya rumah sakit harus melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi yang akan menentukan karakteristik,
harapan, dan kebutuhan karyawannya sebagai dasar mengembangkan sumber daya manusianya. Sejak didirikan hingga sekarang, belum pernah dilakukan penelitian
tentang kepuasan kerja perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu. Berdasarkan data dan persoalan diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang faktor-faktor
yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu.
1.2 Rumusan Masalah
Rasio jumlah perawat dengan tempat tidur di RS. Rumah Sehat Terpadu adalah 1 : 0,54. Hal ini belum memenuhi ketetapan Permenkes Nomor 340 Tahun
2010 yang menyatakan bahwa rasio jumlah perawat dengan tempat tidur di RS Tipe D sebesar 3 : 2. Kekurangan tenaga ini akan menyebabkan tingginya beban kerja
yang diemban oleh perawat. Tingginya beban kerja akan mempengaruhi kepuasan kerja perawat. RS. Rumah Sehat Terpadu baru beroperasi selama satu tahun, akan
tetapi berdasarkan wawancara dengan kepala bagian SDM, jumlah perawat yang sudah dinyatakan mengundurkan diri dari Juli tahun 2012 hingga Januari 2013
berjumlah 10 orang. Hal ini mengindikasikan rendahnya kepuasan kerja yang dirasakan oleh perawat. Menurut Munandar 2001 dalam Eman 2004, angka
resign atau turn over sangat berkaitan dengan kepuasan kerja yang rendah. Ketika kepuasan kerja karyawan menurun, maka kecenderungan untuk meninggalkan atau
keluar dari pekerjaan menjadi meningkat. Hal ini tentunya akan berdampak pada tingginya angka turn over karyawan Handoko, 1996.
Selain itu, berdasarkan temuan, diketahui gejala-gejala yang mengindikasikan kurangnya tingkat kepuasan kerja perawat diantaranya adalah perawat
mengeluhkan jadwal lembur yang tidak menentu, gaji, dll. Mengatasi permasalahan tersebut, RS. Rumah Sehat Terpadu perlu memperhatikan kepuasan kerja
perawatnya untuk menurunkan bahkan menghilangkan angka pengunduran diri dan keluhan perawat. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tentang gambaran
kepuasan kerja perawat sekaligus melihat faktor-faktor apa saja yang berhubungan, karena tingkat resign dan keluhan perawat berhubungan dengan kepuasan kerja.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran kepuasan kerja perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu? 2. Bagaimana gambaran karakteristik individu umur, pendidikan, pangkatjabatan
perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu? 3. Bagaimana gambaran faktor organisasi pengakuan, gaji yang diterima, program
kesejahteraan, hubungan interpersonal di RS. Rumah Sehat Terpadu? 4. Adakah hubungan antara umur dengan kepuasan kerja perawat RS. Rumah Sehat
Terpadu? 5. Adakah hubungan antara pendidikan dengan kepuasan kerja perawat RS. Rumah
Sehat Terpadu? 6. Adakah hubungan antara pangkatjabatan dengan kepuasan kerja perawat RS.
Rumah Sehat Terpadu? 7. Adakah hubungan antara pengakuan dengan kepuasan kerja perawat RS. Rumah
Sehat Terpadu? 8. Adakah hubungan antara gaji yang diterima dengan kepuasan kerja perawat RS.
Rumah Sehat Terpadu? 9. Adakah hubungan antara program kesejahteraan dengan kepuasan kerja perawat
RS. Rumah Sehat Terpadu? 10. Adakah hubungan antara hubungan interpersonal dengan kepuasan kerja perawat
RS. Rumah Sehat Terpadu?
1.4 Tujuan