d. Kepuasan Kerja dan Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu karakteristik demografis
yang penting dipertimbangkan karena dapat mempengaruhi persepsi seseorang tentang sesuatu yang terjadi di dalam lingkungannya.
Penelitian Adib 1984 dikutip oleh As’ad 1995 menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang positif antara tingkat pendidikan
dan kepuasan kerja. Ditemukan hubungan yang negatif antara tingkat pendidikan dengan kepuasan kerja terhadap gaji yang disebabkan
perbedaan harapan, bahwa prestasi kerja yang dapat dicapai pekerja yang tingkat pendidikannya lebih tinggi tidak seimbang dengan
penghargaan yang diberikan di tempat kerjanya. Selain itu, menurut Gillies 1996, perawat yang mempunyai pendidikan lebih tinggi
juga memiliki kemampuan kerja yang tinggi, dan hal ini berdampak pada kepuasan kerja.
2.3.2.2 Faktor Organisasi yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Herzberg 1959 dan Maslow 1943 dalam Eman 2004, ada beberapa faktor organisasi yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja, diantaranya adalah: a.
P engakuan
Locke 1976 dalam As’ad 1995 mengatakan bahwa
pengakuan dapat menimbulkan kepuasan kerja, terutama bagi karyawan bawah, sebab kebutuhan untuk merasa dihargai akan
terpenuhi sebagaimana halnya dengan kebutuhan harga diri, dan konsep diri.
b. Gaji Darsono 2011 menyatakan bahwa pekerja menginginkan
sistem imbalan dan promosi yang adil, tidak mempunyai standar ganda, dan sejalan dengan peraturan dan dengan apa yang telah
disepakati. Kepuasan kerja akan timbul dalam diri pekerja jika sistem pengupahan dirasakan adil, sesuai beban kerja, tingkat
keterampilan individu dan standar upah yang berlaku umum. Kepuasan kerja akan dirasakan karyawan jika ada peningkatan gaji
atau upah. c. Program Kesejahteraan
Program kesejahteraan dapat diklasifikasikan sebagaimana teori kebutuhan berjenjang yang digagas oleh Maslow 1943.
Kebutuhan manusia diklasifikasikan atas lima jenjang yang secara mutlak harus dipenuhi menurut tingkat jenjangnya dan dapat
digunakan sebagai
acuan dalam
merencanakan program
kesejahteraan. Masing-masing tingkat kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,
kebutuhan pengakuan, dan kebutuhan aktualisasi diri. d. Hubungan Interpersonal
Pekerja mengharapkan lebih dari sekedar uang dan prestasi fisik lain di dalam bekerja. Bagi sebagian besar pekerja,
mempunyai pekerjaan berarti juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Untuk memenuhi hal itu maka mempunyai rekan
kerja yang ramah dan mendukung akan meningkatkan kepuasan kerja. Atasan adalah salah satu rekan kerja, sehingga perilaku
atasan adalah salah satu faktor yang dominan dalam menentukan kepuasan kerja. Darsono, 2011.
2.3.3 Pengukuran Kepuasan Kerja