perawat yang bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu menyatakan tidak puas dengan pekerjaannya dan sebanyak 58,7 perawat menyatakan puas dengan pekerjaannya.
Setelah ditanyakan kepada bagian SDM rumah sakit, ternyata alasan perawat mengundurkan diri dari rumah sakit adalah bermacam-macam. 50 diantaranya
beralasan karena permasalahan internal, seperti jarak yang terlalu jauh dengan rumah, ikut suami dan ingin melanjutkan cita-cita yang tertunda, misalnya menjadi
entrepreneur. 50 yang lain menyatakan resign karena faktor gaji, fasilitas dan tunjangan yang kurang memadai, kondisi kerja yang kurang nyaman dan konflik dengan
rekan kerja. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa belum semua perawat di RS.
Rumah Sehat Terpadu menyatakan puas terhadap pekerjaannya. Oleh karena itu, perlunya RS. Rumah Sehat Terpadu untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja
perawat dengan meningkatkan program-program yang mendukung pada kepuasan kerja, terutama untuk variabel-variabel yang berhubungan, yaitu pengakuan, gaji dan
hubungan interpersonal. Peningkatan kepuasan kerja ini dilaksanakan pula untuk mendukung penanaman nilai dan visi misi rumah sakit, mengembangkan etos kerja
yang unggul dan meningkatkan kualitas dan profesionalitas SDM.
6.2 Hubungan Karakteristik Individu Perawat dengan Kepuasan Kerja
Karakteristik individu perawat yang diteliti dalam penelitian ini mencakup umur, pendidikan, dan jabatan. Variabel ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum
tentang perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu.
a. Umur
Siagian 2002 mengatakan bahwa kecenderungan yang sering terlihat adalah semakin lanjut usia karyawan, semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerjanya.
Berbagai alasan yang dikemukakan menjelaskan fenomena ini antara lain ialah: 1. Karyawan yang lanjut usia makin sulit memulai karir baru di tempat lain.
2. Karyawan yang lebih tua biasanya memiliki sikap dewasa dan matang serta memiliki tujuan hidup, harapan, keinginan dan cita-cita.
3. Sumber penghasilan relatif terjamin. 4. Adanya ikatan batin dan tali persahabatan antara karyawan yang bersangkutan
dengan rekan-rekannya dalam organisasi. Sebaliknya pada karyawan yang memiliki usia lebih muda, keinginan untuk
pindah itu lebih besar. Mereka cenderung kurang terpuaskan karena berbagai pengharapan yang lebih tinggi, kurang penyesuaian dan penyebab-penyebab lainnya
Strauss, 1997. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata umur perawat di RS. Rumah Sehat
Terpadu adalah 25 tahun dengan umur termuda 20 tahun dan tertua 36 tahun. Sedangkan umur perawat terbanyak adalah 22 tahun. Setelah digolongkan menjadi 2
kategori, perawat dengan umur ≤ 30 tahun lebih banyak dibandingkan dengan perawat yang berumur 30 tahun yaitu sebanyak 80,4.
Dari hasil analisis statistik chi square diperoleh nilai P = 0,270, P 0,05, hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara umur
dengan kepuasan kerja perawat di RS. Rumah Sehat Terpadu, sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Resky 2010 di RS. Zahirah yang merupakan salah satu rumah sakit umum
swasta di Depok. Karakteristik responden dalam penelitian tersebut hampir sama
dengan responden dalam penelitian ini, yaitu perawat dengan usia paling banyak kurang dari 30 tahun. Hasil penelitian Resky 2010, Eman 2004 dan Wiku 2005
menyatakan bahwa umur tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan tingkat kepuasan kerja perawat.
Dari hasil pengamatan peneliti di lapangan, hal ini bisa disebabkan karena di dalam pembagian tugas tidak ada perbedaan berdasarkan umur, misalnya tidak ada
dispensasi khusus bagi perawat yang berumur tua untuk tidak bertugas di malam hari. Kenyataan ini terjadi juga pada penelitian yang dilakukan oleh Eman di RSUD
Ambarawa. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kepuasan kerja perawat. Hal ini terjadi dimungkinkan karena tidak ada
perbedaan pembagian tugas, gaji dan sumber penghasilan. Perawat dengan umur lebih tua bukan berarti lebih berpengalaman dalam bekerja. Kurangnya kesempatan
dan biaya dalam meningkatkan status pendidikan menimbulkan pengembangan kariernya terlambat, terjebak dalam kegiatan atau rutinitas yang membosankan dan
dapat menurunkan kreativitas, inovasi, tantangan dalam pekerjaan yang menimbulkan kepuasan dalam bekerja. Sementara program dan kebijakan berdampak
pada kurangnya pengembangan diri dan sistem penghargaan yang diterima. Namun, hal ini tidak sesuai dengan penelitian Kusmawati 2004 yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara umur dengan kepuasan kerja. Robbins 2003 menyatakan bahwa adanya suatu hubungan yang positif antara kepuasan kerja
dengan umur, sekurangnya sampai umur 60 tahun. Kepuasan kerja akan cenderung terus-menerus meningkat pada para karyawan yang profesional dengan
bertambahnya usia mereka, sedangkan pada karyawan yang non profesional kepuasan itu merosot selama usia setengah baya dan kemudian naik lagi dalam
tahun-tahun berikutnya.
Gibson 1996 juga menyebutkan bahwa perilaku individu berkaitan dengan umur individu tersebut dan hubungan umur dengan kepuasan kerja menunjukkan
hubungan yang positif, artinya makin tua umur karyawan makin tinggi tingkat kepuasan kerjanya, setidak-tidaknya sampai umur karyawan menjelang pensiun pada
pekerjaan yang dikuasainya. Byrne dan Baron 1994 dalam Hasibuan 2003 juga menyatakan bahwa semakin tua umur karyawan, mereka cenderung lebih terpuaskan
dengan pekerjaan-pekerjaan mereka. Faktor umur merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan, mengingat hal tersebut mempengaruhi kekuatan fisik dan psikis seseorang
serta pada umur tertentu seorang karyawan akan mengalami perubahan potensi kerja. Karyawan yang lebih senior cenderung puas dengan pekerjaannya karena mereka
lebih mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan berdasarkan pengalamannya. Mereka cenderung lebih stabil emosinya sehingga secara keseluruhan dapat bekerja
lebih lancar, teratur dan mantap. Berdasarkan hasil penelitian ini, meskipun tidak ditemukan hubungan antara
umur dengan kepuasan kerja tetapi rata-rata umur perawat yang tergolong mudaproduktif merupakan faktor keunggulan yang dapat dikembangkan. Seseorang
akan mengambil keputusan besar tentang pengembangan kariernya seperti keinginan untuk melanjutkan pendidikan atau pelatihan ditentukan pada masa usia produktif.
Oleh karena itu, usia produktif ini merupakan masa yang efektif bagi manajemen dan pimpinan RS. Rumah Sehat Terpadu untuk mendorong, memberikan motivasi dan
kesempatan kepada perawatnya agar memiliki keinginan kuat untuk terus mengembangkan
diri, khususnya
peningkatan kualifikasi
akademik dan
pengembangan profesional lainnya. Dengan demikian, semakin bertambahnya umur perawat akan diperoleh tingkat kepuasan kerja dan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan.
b. Pendidikan