BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Gambaran Kepuasan Kerja
Menurut Robbins 2003 kepuasan kerja adalah sikap umum individu pada pekerjaannya, selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dengan
banyaknya ganjaran yang seharusnya diterima. Definisi lain dikemukakan oleh Church 1995 dalam Marihot 2005 bahwa kepuasan kerja merupakan hasil dari berbagai
macam sikap attitude yang dimiliki oleh karyawan. Sikap tersebut adalah hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan berserta faktor-faktor yang spesifik seperti pengawasan
atau supervisi, gaji dan tunjangan, kesempatan untuk mendapatkan promosi dan kenaikan pangkat, kondisi kerja, pengalaman terhadap kecakapan, penilaian kerja yang adil dan
tidak merugikan, hubungan sosial di dalam pekerjaan yang baik, penyelesaian yang cepat terhadap keluhan-keluhan, dan perlakuan yang baik dari pimpinan terhadap karyawan.
Ketidakpuasan kerja karyawan terhadap suatu pekerjaan akan berdampak pada menurunnya motivasi kerja, menurunnya loyalitas karyawan serta mengakibatkan
tingginya tingkat perputaran karyawan atau turn over, kemangkiran karyawan, dan tindakan-tindakan negatif vital personalia lainnya yang dapat merugikan organisasi.
Ketika kepuasan kerja karyawan menurun, maka kecenderungan untuk meninggalkan atau keluar dari pekerjaan menjadi meningkat. Hal ini tentunya akan berdampak pada
tingginya angka turn over karyawan Handoko, 1996. RS. Rumah Sehat Terpadu baru beroperasi selama satu tahun dan jumlah perawat
yang sudah dinyatakan mengundurkan diri dari Juli tahun 2012 hingga Januari 2013 berjumlah 10 orang. Hal ini mengindikasikan rendahnya kepuasan kerja yang dirasakan
oleh perawat. Akan tetapi berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebanyak 41,3
perawat yang bekerja di RS Rumah Sehat Terpadu menyatakan tidak puas dengan pekerjaannya dan sebanyak 58,7 perawat menyatakan puas dengan pekerjaannya.
Setelah ditanyakan kepada bagian SDM rumah sakit, ternyata alasan perawat mengundurkan diri dari rumah sakit adalah bermacam-macam. 50 diantaranya
beralasan karena permasalahan internal, seperti jarak yang terlalu jauh dengan rumah, ikut suami dan ingin melanjutkan cita-cita yang tertunda, misalnya menjadi
entrepreneur. 50 yang lain menyatakan resign karena faktor gaji, fasilitas dan tunjangan yang kurang memadai, kondisi kerja yang kurang nyaman dan konflik dengan
rekan kerja. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa belum semua perawat di RS.
Rumah Sehat Terpadu menyatakan puas terhadap pekerjaannya. Oleh karena itu, perlunya RS. Rumah Sehat Terpadu untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja
perawat dengan meningkatkan program-program yang mendukung pada kepuasan kerja, terutama untuk variabel-variabel yang berhubungan, yaitu pengakuan, gaji dan
hubungan interpersonal. Peningkatan kepuasan kerja ini dilaksanakan pula untuk mendukung penanaman nilai dan visi misi rumah sakit, mengembangkan etos kerja
yang unggul dan meningkatkan kualitas dan profesionalitas SDM.
6.2 Hubungan Karakteristik Individu Perawat dengan Kepuasan Kerja