Etiologi Patofisiologi Tanda-Tanda Klinis

c. Perubahan Kejiwaan

Perubahan kejiwaan yang dialami remaja meliputi : 1 Perubahan emosi yaitu : sensitif mudah menangis, cemas, tertawa dan frustasi, mudah bereaksi terhadap rangsangan dari luar, agresif sehingga mudah berkelahi. 2 Perkembangan inteligensia yaitu : mampu berfikir abstrak dan senang memberi kritik, ingin mengetahui hal-hal yang baru sehingga muncul perilaku ingin mencoba hal yang baru Pinem, 2009.

D. Dismenorhea Nyeri Haid 1. Definisi

Dismenorhea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Dibagi menjadi dua yaitu : a. Dismenorhea primer Dismenorhea primer, dengan mula timbulnya beberapa bulan sampai beberapa tahun sesudah menarche, terjadi berhubungan dengan siklus ovulasi. b. Dismenorhea sekunder Dismenorhea sekunder disebabkan oleh keadaan patologik pelvik yang spesifik dan dapat terjadi pada setiap saat selama masa reproduksi pasien Moore, 2001.

2. Etiologi

Etiologi dismenorhea berbeda antara dismenorhea primer dengan sekunder yaitu: Universitas Sumatera Utara a. Dismenorhea primer Diduga disebabkan oleh kontraksi otot rahim atau iskemi, faktor-faktor psikologis, dan faktor-faktor servikal Moore, 2001. b. Dismenorhea sekunder Disebabkan oleh kelainan ginekologik Wiknjosastro, 2006.

3. Patofisiologi

Wanita dengan dismenorhea mempunyai peningkatan aktifitas rahim, yang ditunjukkan sebagai peningkatan tonus istirahat, peningkatan kontraktilitas, peningkatan frekuensi kontraksi atau kerja yang tak terkoordinasi. Bukti bahwa prostaglandin terlibat dalam dismenorheaa adalah meyakinkan. Cairan haid dari wanita dengan dismenorhea mempunyai kadar lebih tinggi daripada kadar prostaglandin normal Moore, 2001. Prostaglandin adalah C20 hidrokarbon dengan cincin siklopentan dan dihasilkan oleh enzim mikrosom sintetaseprostaglandin dari asam arakidonat. Ketika progesteron disekresi setelah ovulasi, endometrium yang telah mengalami luteinisasi sanggup mensintesis prostaglandin. Jika ada gangguan keseimbangan antara prostasiklin, yang menyebabkan vasodilatasi dan relaksasi miometrium, prostaglandin F 2α , yang menyebabkan vasokontriksi dan kontraksi miometrium, dan prostaglandin E 2, yang menyebabkan kontraksi miometrium dan vasodilatasi, sehingga kerja PGF 2α lebih menonjol, akan terjadi iskemia miometrium angina uterus dan hiperkontraktilitas uterus. Di samping itu, vasopresin juga berperan pada dismenorhea. Vasopresin meningkatkan sintesis prostaglandin dan dapat bekerja pada arteri-arteri uterus secara langsung Llewellyn, 2001. Universitas Sumatera Utara

4. Tanda-Tanda Klinis

a. Dismenorhea Primer Ada beberapa tanda klinis yang menunjukkan bahwa seseorang mengalami dismenorhea primer, yaitu : 1 Terjadi pada usia lebih muda 15-25 tahun dan frekuensi menurun sesuai bertambahnya usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan. 2 Sering terjadi pada nullipara 3 Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur, permulaan awal 90 mengalami gejala di dalam 2 tahun menarche. 4 Nyeri timbul beberapa jam mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid. 5 Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spesifik 6 Biasanya nyeri paling kuat terasa pada perut bawah dan menyebar ke punggung atau paha sebelah dalam 7 Tidak dijumpai keadaan patologik pelvik 8 Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik 9 Sering memberikan respons terhadap pengobatan medika mentosa. 10 Pemeriksaan pelvik normal 11 Sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan dan nyeri kepala. b. Dismenorhea sekunder Beberapa tanda klinis yang menggambarkan bahwa seseorang mengalami dismenorhea sekunder, yaitu : 1 Terjadi pada usia lebih tua 30 sampai 40 tahun 2 Tidak berhubungan dengan paritas Universitas Sumatera Utara 3 Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur 4 Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersama dengan keluarnya darah. 5 Nyeri sering terasa terus-menerus dan tumpul. 6 Berhubungan dengan kelainan pelvik 7 Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi. 8 Seringkai memerlukan tindakan operatif Mansjoer, 2002.

5. Penanganan