Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan Cakupan Wilayah Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

oleh Penanggung Pajak, Kepala KPPBBKPP Pratama segera melaksanakan penjualan barang sitaan Penanggung Pajak melalui Kantor lelang. 7. Dalam hal dilakukan Penagihan Seketika dan Sekaligus, kepada Penanggung Pajak dapat diterbitkan SP tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran atau tanpa menunggu lewat tenggang waktu 21 hari sejak ST diterbitkan.

G. Sanksi Pajak Bumi dan Bangunan

WP akan dikenakan sanksi administrasi apabila : 1. Dalam hal WP tidak menyampaikan kembali SPOP pada waktunya dan setelah ditegur secara tertulis tidak disampaikan sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran, maka akan diterbitkan SKP dengan sanksi berupa denda administrasi sebesar 25 dari PBB terutang. 2. Apabila pengisian SPOP setelah diteliti atau diperiksa ternyata tidak benar lebih kecil, maka akan diterbitkan SKP dengan sanksi berupa denda administrasi sebesar 25 dari selisih besarnya PBB yang terutang. WP akan dikenakan sanksi pidana apabila : 1. Barang siapa karena kealpaannya tidak mengembalikanSPOP atau mengembalikan SPOP tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga menimbulkan kerugian Universitas Sumatera Utara bagi negara, dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya 6 enam bulan atau denda setinggi-tingginya 2 dua kali lipat pajak yang terutang. 2. Barang siapa karena dengan sengaja : a. Tidak mengembalikan atau menyampaikan SPOP kepada Direktorat Jenderal Pajak. b. Menyampaikan SPOP tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap danatau melampirkan keterangan yang tidak benar. c. Memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar. d. Tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan surat atau dokumen lainnya. e. Tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA

A. Cakupan Wilayah Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

Pada pembahasan ini, Penulis akan menyajikan data luas cakupan wilayah, wilayah yang dapat dikenakan PBB dan yang telah dikenakan PBB pada KPP Pratama Medan Barat keadaan tahun 2008 dan 2009. Tabel 4.1 Cakupan Wilayah PBB keadaan per 1 Januari 2009 Sumber : KPP Pratama Medan Barat Tahun : 2009 NO DAERAH LUAS Km 2 Wilayah Dapat Yang Telah Dikenakan Dikenakan 5:4 PBB PBB 1 2 3 4 5 6 1 Kec.Medan Barat 5,33 4,52 3,88 85,84 Jumlah 5,33 4,52 3,88 85,84 Jumlah Tahun Sebelumnya 6,60 5,41 3,91 72,27 Universitas Sumatera Utara Analisis tabel 4.1 Dari tabel 4.1 diatas, terjadi pengurangan cakupan wilayah yang dapat dikenakan PBB pada tahun sebelumnya. Yaitu dari 5,41 km 2 menjadi 4,52 km 2 . Terjadi pengurangan 0,89 km 2 . Cakupan wilayah yang dikenakan PBB berkurang dikarenakan beberapa alasan. Alasannya diantaranya yaitu wilayah atau bangunan yang sebelumnya dimilikidikuasai oleh masyarakat yang bisa menjadi objek PBB dipindahkan kepemilikannya kepada pemerintah, yayasan, rumahsakit pemerintah, kuburan, hutan lindung, jalan, fasilitas umum dll objek pajak yang tidak dikenakan PBB. Alasan lainnya yaitu adanya Force Majuere bencana alam yang mengakibatkan berkurangnya jumlah objek pajak. Pada tabel 4.1 diatas, terdapat juga perbedaan antara wilayah yang dapat dikenakan PBB 4,52 dan yang telah dikenakan PBB 3,88. Selisihnya adalah 0,64 km 2 . Selisih ini terjadi karena adanya WP yang tidak mendaftarkan objek pajaknya. Objek yang seharusnya dapat dikenakan PBB tidak dapat dipungut pajaknya karena belum terdaftar di KPP sehingga pendapatan PBB pun berkurang. Dalam hal ini, sangat dibutuhkan kesadaran dari WP agar patuh dalam membayar pajak sehingga pendapatan pun semakin meningkat dan akan berdampak positif pada masyarakat yaitu dengan disediakannya fasilitas-fasilitas umum yang tentunya bermanfaat bagi masyarakat itu sendiri. Universitas Sumatera Utara B. Faktor Penghambat dalam Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. Membayar pajak adalah sebuah kewajiban bagi setiap warga negara yang harus dilakukan secara sukarela, penuh kesadaran dan tanpa paksaan. Tapi tidak demikian dengan kenyataan yang dihadapi di lapangan. Masih ada saja Wajib Pajak yang tidak memperdulikan dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Dalam pembayaran PBB terdapat berbagai faktor penghambat dalam penerimaan PBB maupun masalah yang dihadapi di lapangan. Masalah yang paling sering ditemui di lapangan adalah banyaknya masyarakat belum menerima Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang SPPT dikarenakan faktor-faktor yang akan Penulis bahas pada Bab ini. Padahal prosedur yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sudah lebih mudah bagi WP. Prosedur yang dimaksud adalah SPPT disebar lewat Dispenda, dan dari Dispenda kemudian disalurkan ke kelurahan, terus ke RW dan RT, baru disalurkan ke rumah masing-masing. Jika belum menerima SPPT, masyarakat dimohon mengkonfirmasi ke kelurahan atau di KPP dimana WP terdaftar. Apabila belum pernah membayar PBB, WP mendaftarkan di KPP sehingga mempunyai NOP Nomor Objek Pajak dan untuk tahun seterusnya dapat membayar PBB. Beberapa masalah lainnya diantaranya adalah data objek dan subjek PBB sektor pedesaan dan perkotaan yang dipakai untuk kepentingan SPPT belum Universitas Sumatera Utara seluruhnya berstruktur sistem manajemen informasi objek pajak. Akibatnya, petugas pemungut di lapangan mengalami kesulitan dalam merealisasikan pembayaran PBB- nya. Faktor penghambat dalam penerimaan PBB atau masalah dalam hal pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang sering ditemui di lapangan adalah sebagai berikut : 1. Adanya data wajib pajak yang tidak sama dengan kondisi di lapangan 2. Data wajib pajak tidak berada di daerahnya 3. Mutasi jual beli tidak dilaporkan 4. Ukuran tanah yang tidak sama dengan keadaan di lapangan. 5. Penunggakan pajak oleh WP badan atau perusahaan-perusahaan 6. Kesalahan dalam penetapan PBB yang menyangkut luas tanah 7. Luas bangunan dan penetapan kelas 8. Kurangnya kesadaran wajib pajak 9. Jarak antara tempat pembayaran PBB dengan domisili wajib pajak 10. Keengganan wajib pajak dalam melakukan proses pembetulan 11. Keberatan dan pengurangan pajak 12. Jumlah penghasilan wajib pajak 13. Kondisi perekonomian yang semakin rendah 14. Wajib Pajak yang bersangkutan meninggal dunia Universitas Sumatera Utara 15. Wajib pajak yang bersangkutan pindah alamat dan tidak memberitahukan kepada petugas Kantor Pelayanan Pajak. 16. Kesibukan Wajib Pajak yang mengakibatkan Wajib Pajak lupa atau terlambat menjalankan kewajiban perpajakannya. 17. Pengetahuan Wajib Pajak pada umumnya mengenai Undang-Undang perpajakan sangatlah terbatas pada hal-hal yang penting seperti mengenai tarif pajak, tanggal jatuh tempo pembayaran penyampaian pajak, dan sanksi administrasi yang dikenakan atas keterlambatan dalam menjalankan kewajiban perpajakannya. 18. Penyuluhan kepada Wajib Pajak yang kurang memadai. 19. Petugas pajak yang kurang tegas terhadap Wajib Pajak yang tidak terlambat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Tunggakan PBB setiap tahun menunjukkan jumlah kumulatif yang semakin besar. Untuk dapat mencairkan tunggakan PBB secara efektif selain dilakukan penagihan pajak secara aktif, pemerintah melakukan usaha-usaha dalam penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. Usaha-usaha pemerintah atau Direktorat Jenderal Pajak akan penulis bahas pada pembahasan berikutnya. Dengan melakukan usaha-usaha tersebut, maka untuk tahun pajak yang akan datang dapat dilakukan berbagai upaya prefentif untuk meminimalisir munculnya tunggakan pajak baru di tahun-tahun berikutnya. Universitas Sumatera Utara C. Usaha-usaha yang dilakukan oleh Pihak Fiskus dalam Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. Pajak Bumi Bangunan PBB merupakan kewajiban yang harus ditunaikan setiap objek pajak. Setiap orang yang telah membayar pajak, membuktikan diri sebagai masyarakat yang bertanggung jawab terhadap kesinambungan pembangunan bangsa dan daerah. Masyarakat menikmati fasilitas yang disediakan negara, maka sudah sepatutnya mengucapkan terima kasih dan tanda syukur dengan patuh membayar pajak. Banyak usaha-usaha yang dilakukan fiskuspemerintah untuk meningkatkan pembayaran PBB. Mulai dari upaya yang ringan sampai pengenaan sanksi administrasif atau pun hukum. Penulis akan menguraikan berbagai upaya dan cara yang ditempuh pemerintah sehingga meningkatkan pendapatan dari sektor pajak, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan. Dalam kasus berat seperti WP badan dan perusahaan yang potensi pajaknya cukup besar dan melakukan penunggakan dalam pembayaran pajak, perlu diberikan sanksi sosial seperti pembeberan perusahaan yang melakukan penunggakan maupun sanksi administratif. Misalnya dengan mencabut izin operasinya. Apabila sanksi sosial dan sanksi administratif yang diberikan tetap tidak membuat efek jera, langkah selanjutnya adalah pemerintah harus tegas memberikan sanksi hukum. Universitas Sumatera Utara Berikut adalah usaha-usaha yang ditempuh untuk meningkatkan pembayaran PBB : 1. Pemerintah memberikan reward bagi WP yang patuh dalam membayar pajak dan punishment bagi yang tidak patuh 2. Dengan melakukan intensifikasi maupun ekstensifikasi pajak. 3. Meningkatkan profesionalisme pengelola Pajak Bumi dan Bangunan dengan menugaskan Tim Intensifikasi dan Tim Monitor 4. Melaksanakan komitmen politik dalam upaya percepatan pembangunan. 5. Melakukan pendataan yang akurat terhadap WP 6. Perlunya evaluasi tugas-tugas yang dilaksanakan pada tahun sebelumnya untuk perbaikan atau kiat-kiat penagihan sekaligus mengamankan penerimaan PBB tahun 2010. Untuk itu diminta bantuan para Camat dan Lurah, setelah SPPT PBB diterima agar segera menidaklanjuti sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. 7. Kapasitas keuangan daerah memiliki peran yang sangat vital dalam mendukung kemampuan Pemerintah Daerah di dalam menjalankan fungsi pelayanan masyarakat. Terkait hal tersebut, maka di era otonomi daerah seperti sekarang ini, kemampuan dan kemandirian daerah untuk membiayai pelaksanaan roda pemerintahan dan pembangunan harus dimiliki. Dengan semakin cepatnya penyelesaian permasalahan administrasi PBB tersebut selanjutnya diiringi pula dengan cepatnya pembayaran PBB. Universitas Sumatera Utara 8. Penegakan aturan hukum law of enforcement. Hal ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran dalam diri masyarakat bahwa pada prinsipnya pajak adalah dari masyarakat, oleh masyarakat dan diperuntukkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. 9. KPP Pratama dibantu Camat dan Lurah melaksanakan imbauan dan ajakan kepada seluruh wajib pajak WP untuk membayar PBB sebelum jatuh tempo melalui spanduk-spanduk dan surat himbauan. Khusus kepada WP potensial yang sangat diharapkan untuk berpartisipasi. 10. Direktorat Jenderal Pajak DJP yang menjalin kerjasama dengan sektor perbankan untuk membuat sistem pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan PBB secara online. Hal ini ditempuh dalam kaitannya untuk mempermudah masyarakat dalam membayar PBB, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam membayar PBB. Sistem pembayaran online akan mencegah praktik pungli, karena melalui sistem ini masyarakat hanya membayar sejumlah yang harus mereka bayar. Ada juga fasilitas perbankan elektronik. Fasilitas ini adalah pelayanan perbankan secara elektronik seperti Anjungan Tunai Mandiri ATM, Phone Banking, Internet Banking atau fasilitas perbankan elektronik lainnya. Keberhasilan realisasi penerimaan PBB yang sangat baik terwujud berkat adanya kerja keras dan kerjasama yang terpadu dan harmonis antara instansi terkait Universitas Sumatera Utara yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama, DPKAD, Kecamatan, kelurahan dan Tempat Pembayaran PBB serta partisipasi atau kesadaran bagi wajib pajak PBB. Pemerintah dan Direktorat Jenderal Pajak menghimbau perlunya peningkatan persamaan persepsi, keterpaduan dan sinkronisasi antara Kanwil Pajak I, KPP Pratama, DPKAD, Kecamatan dan Kelurahan dalam pemungutan PBB agar di tahun- tahun ini dan tahun-tahun mendatang penerimaan PBB dapat terealisasi secara optimal.

D. Potensi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada KPP Pratama Medan Barat.