Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM secara sederhana merupakan suatu cara kerja yang secara langsung dapat membimbing kita kedalam lingkungan kerja yang nyata, guna mengarahkan dan memberikan tata cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan. Sedangkan yang dimaksud dengan Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM secara umum adalah kegiatan intrakurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan pengalaman praktis dilapangan yang berhubungan langsung dengan teori-teori keahlian yang diterima dari para dosen, khususnya dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU. Adapun yang menjadi latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM adalah untuk memperdalam pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan dan mempelajari serta mempraktikkannya langsung pada lingkungan kerja yang nyata. Sehingga tamatan Program Diploma III Administrasi Perpajakan menghasilkan tenaga yang terampil, siap pakai dan ahli dalam bidang perpajakan. Universitas Sumatera Utara Pajak Bumi dan Bangunan PBB adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap buni dan atau bangunan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1994. PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumitanah dan atau bangunan. Di Indonesia, ada bermacam-macam jenis pengenaan pajak. Pajak yang diberlakukan oleh pemerintah antara lain Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Bumi dan Bangunan. Sistem pemungutan pajak yang digunakan saat ini adalah Self Assessment System dimana Wajib Pajak diberi kesempatan untuk melaporkan, menghitung, dan melaksanakan pembayaran pajak yang terutang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pajak Bumi dan Bangunan PBB merupakan pajak dengan sistem semi self assessment, yaitu pihak fiskus yang lebih proaktif dan kooperatif melakukan penghitungan, penetapan pajak terutang dan mendistribusikan kepada pemerintah daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah berdasarkan Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP yang diisi oleh Wajib Pajak atau verifikasi pihak fiskus di lapangan. Pemerintah daerah melalui KelurahanDesa bahkan mendistribusikan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT sampai ke tangan Wajib Pajak dan juga menerima pembayaran PBB. Penyetoran pajak terutang selain melalui petugas pemungut kelurahandesa, juga dapat dilakukan di Bank Kantor Pos yang telah Universitas Sumatera Utara ditunjuk dalam SPPT dan juga melalui e-payment, transaksi pembayaran melalui perangkat elektronik perbankan, yaitu melalui Anjungan Tunai Mandiri ATM, Intenet Banking ataupun Teller Bank yang online di seluruh Indonesia. Kebijakan- kebijakan diatas diberlakukan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak sebagai instansi yang berwenang mengurus masalah pajak dengan tujuan mempermudah Wajib Pajak PBB melaksanakan kewajibannya dibidang perpajakan sehingga kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak yang selama ini belum sepenuhnya berjalan dengan baik dapat diminimalisir dengan segala kemudahan yang diberikan. Sehingga target penerimaan negara yang berasal dari pajak, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan tercapai dengan maksimal. Pajak merupakan suatu fenomena yang menarik dalam kehidupan masyarakat dan negara. Saat ini pajak bukan lagi merupakan sesuatu yang paling asing bagi masyarakat Indonesia. Sebagian kalangan telah menempatkan pajak sebagai salah satu kewajiban dalam bernegara, yaitu merupakan sarana untuk ikut berpartisipasi dalam membantu pelaksanaan tugas bernegara yang ditangani oleh pemerintah. Indikasi ini terlihat dari semakin banyaknya jumlah Wajib Pajak, demikian juga keikutsertaan masyarakat dari berbagai kalangan apabila ada penyelenggaraan kegiatan mengenai perpajakan seperti halnya seminar, lokakarya, dan dialog penyuluhan. Dalam pelaksanaan PKLM ini, Penulis melihat banyak masalah yang terjadi dalam potensi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB, diantaranya faktor Universitas Sumatera Utara penghambat dalam penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak fiskus dalam penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat dan potensi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat. Guna lebih mengetahui dan memahami lebih lanjut tentang potensi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, penulis tertarik untuk melakukan penulisan dengan judul “ Potensi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat”.

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri