Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan

penyediaan fasilitas yang juga dinikmati oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

1. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan

Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,5 lima persepuluh persen

2. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan

Adapun yang menjadi dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan adalah sebagai berikut : 1. Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak NJOP. 2. Besarnya NJOP ditetapkan setiap tahun berdasarkan keputusan Menteri Keuangan dengan mendengar pertimbangan BupatiWalikota serta memperhatikan : a Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. b Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya. c Nilai perolehan baru d Penentuan Nilai Jual Objek Pajak pengganti. Universitas Sumatera Utara 3. Dasar penghitungan pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak NJKP yang ditetapkan serendah-rendahnya 20 dan setinggi-tingginya 100 dari Nilai Jual Objek Pajak. 4. Besarnya persentase Nilai Jual Kena Pajak ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional. Pada dasarnya penetapan Nilai Jual Objek Pajak NJOP adalah 3 tahun sekali. Namun demikian untuk daerah tertentu yang karena perkembangan pembangunan mengakibatkan pembangunan mengakibatkan kenaikan NJOP cukup besar, maka penetapan nilai jual ditetapkan setahun sekali. Dalam menetapkan nilai jual, Menteri Keuangan mendengarkan pertimbangan Gubernur serta memperhatikan asas self assessment. Yang dimaksud Nilai Jual Kena Pajak assessment value adalah nilai jual yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan pajak, yaitu suatu persentase tertentu dari nilai jual sebenarnya. Contoh : 1. Nilai jual suatu objek sebesar Rp. 3.000.000,-. Persentase NJKP misalnya 20 maka besarnya NJKP = 20 x Rp. 3.000.000,- = 600.000,- 2. Nilai Jual suatu objek pajak sebesar Rp. 3.000.000.000,-. Persentase NJKP misalnya 40, maka besarnya NJKP = 40 x Rp. 3.000.000.000,- = Rp. 1.200.000.000,- Untuk perekonomian sekarang ini, terutama untuk tidak terlalu membebani wajib pajak di daerah pedesaan, tetapi dengan tetap memperhatikan penerimaan, Universitas Sumatera Utara khususnya bagi Pemerintah Daerah, maka telah ditetapkan besarnya persentase untuk menentukan Nilai Jual Kena Pajak NJKP, yaitu : 1. 40 empat puluh persen untuk : a Objek pajak perumahan, yang wajib pajaknya perorangan dengan NJOP atas bumi dan bangunan sama atau lebih besar dari Rp. 1.000.000.000,-. Ketentuan ini tidak berlaku bagi objek pajak yang dimiliki, dikuasai, atau dimanfaatkan oleh Pegawai Negeri Sipil, anggota TNIPolri, dan para pensiunan termasuk janda dan duda, yang penghasilannya semata-mata berasal dari gaji atau uang pensiun. b Objek pajak perkebunan, yang luas lahannya sama atau lebih besar dari 25 hektar yang dimiliki, dikuasai atau dikelola oleh BUMN, badan usaha swasta, maupun berdasarkan kerja sama operasional antara pemerintah dan swasta. c Objek pajak kehutanan , tetapi tidak termasuk area blok tebangan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pemegang Hak Pengusaahaan Hutan, pemegang Hak Pemungutan Hasil Hutan dan pemegang izin pemanfaatan kayu yang pengenaan PBBnya dilakukan sekaligus dengan pemungutan Iuran Hasil Hutan. d Objek pajak lainnya pedesaan dan perkotaan 2. 20 dua puluh persen untuk : a Pertambangan Minyak dan gas bumi Migas b Untuk objek pajak lainnya yang NJOPnya 1.000.000.000,- Universitas Sumatera Utara

B. Subjek , Wajib Pajak dan Objek Pajak Bumi dan Bangunan