Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan

b. Pendataan dengan Identifikasi Objek Pajak Alternatif ini dapat dilaksanakan pada daerahwilayah yang sudah memiliki peta garispeta foto yang dapat menentukan posisi relatif objek pajak, tetapi tidak mempunyai data administrasi pembukuan PBB hasil pendataan 3 tiga tahun terakhir secara lengkap. c. Pendataan dengan Verifikasi Objek Pajak Alternatif ini dapat dilaksanakan pada daerahwilayah yang sudah memiliki petagarispeta foto dan sudah mempunyai data administrasi pembukuan Pajak Bumi dan Bangunan hasil pendapatan 3 tiga tahun terakhir secara lengkap. d. Pendataan dengan Pengukuran Bidang Objek Pajak Alternatif ini dapat dilaksanakan pada daerahwilayah yang hanya memiliki sket desakelurahan misalnya diperoleh dari Biro Pusat Statistik, atau instansi lainnya danatau peta garispeta foto tetapi belum dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif objek pajak.

E. Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan

Besarnya persentase NJKP sebagai dasar penghitungan pajak terhutang berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1994, ditetapkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Khususnya untuk objek pajak jenis perumahan dengan wajib pajak perseorangan dan mempunyai NJOP atau lebih besar dari Rp. 1.000.000.000,- satu milyard, besarnya NJKP ditetapkan sebesar 40 dari NJOP. 2. Terhadap objek pajak bumi dan bangunan lainnya besarnya NJKP ditetapkan 20 dari NJOP. 3. Ketentuan pada butir a diatas tidak berlaku bagi objek pajak yang dimilikidikuasaidimanfaatkan oleh pegawai negeri sipil, anggota ABRI, termasuk pensiunan janda atau duda yang penghasilannya semata berasal dari gaji atau uang pensiun. Apabila dasar pengenaan pajak dan dasar penghitungan pajak sudah ditetapkan, maka tahap selanjutnya adalah mengenai tarif pajak. Dalam pasal 5 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 dikatakan bahwa “Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,5”. Tarif pajak yang dikenakan terhadap PBB adalah tarif tunggal yaitu tarif yang persentase pemungutannya tetap, oleh karena itu pajak yang harus dibayar selalu akan berubah sesuai dengan jumlah yang dikenakan. Dalam pasal 3 ayat 3 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 menyatakan “Besarnya NJOPTKP ditetapkan sebesar Rp. 8.000.000,- untuk setiap wajib pajak “Maksudnya adalah apabila seorang wajib pajak mempunyai objek pajak yang nilai jualnya lebih kecil atau sama dengan besar NJOPTKP, maka atas objek pajak tersebut Universitas Sumatera Utara tidak dikenakan PBB. Apabila seorang wajib pajak mempunyai beberapa objek pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya satu objek pajak yang nilainya terbesar, sedangkan objek pajak lainnya tetap dikenakan secara penuh tanpa dikurangi NJOPTKP. Contoh : a. Seorang wajib pajak hanya mempunyai objek pajak berupa bumi dan dengan nilai sebagai berikut : 1. NJOP Bumi Rp. 3.000.000,- 2. NJOPTKP Rp. 8.000.000,- Karena NJOP berada dibawah NJOPTKP maka objek pajak tersebut tidak dikenakan PBB. b. Seorang wajib pajak mempunyai dua objek pajak berupa bumi dan bangunan masing-masing di desa A dan desa B dengan nilai sebagai berikut : Desa A NJOP Bumi Rp. 8.000.000,- NJOP Bangunan Rp. 5.000.000,- NJOP sebagai dasar pengenaan pajak Rp. 13.000.000,- _ NJOPTKP Rp. 8.000.000,- _ Universitas Sumatera Utara NJOP untuk penghitungan pajak Rp. 5.000.000,- Desa B NJOP Bumi Rp. 5.000.000,- NJOP Bangunan Rp. 3.000.000,- NJOP sebagai dasar pengenaan pajak Rp. 8.000.000,- _ NJOPTKP Rp. __-______ NJOP untuk penghitungan pajak Rp. 8.000.000,- _

F. Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan