pemegang saham dibagi dengan total aset. ROA merupakan ukuran untuk menghitung profitabilitas perusahaan.
ROA dapat menjadi salah satu pertimbangan calon investor sebelum berinvestasi. ROA yang tinggi akan menumbuhkan kepercayaan investor,
sehingga akan mengurangi terjadinya underpricing. Menurut Brigham dan Houstan 2006:109, rumus yang digunakan untuk memperoleh ROA adalah:
100 Aktiva
Total biasa
saham pemegang
bagi tersedia
yang Bersih
Laba ROA
x =
F. Umur Perusahaan
Lamanya perusahaan berdiri dapat mencerminkan kemampuan perusahaan untuk terus melangsungkan usahanya. Perusahaan yang telah lama berdiri
membuktikan bahwa perusahaan tersebut mampu melewati berbagai persoalan yang dihadapi. Tim manajemen yang telah berpengalaman akan lebih mudah
untuk mengantisipasi berbagai berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini menambah kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dan berdampak positif
pada harga saham.Umur perusahaan dihitung sejak perusahaan berdiri hingga terdaftar di Bursa Efek Indonesia Setianingrum, 2005:II-22.
Umur Perusahaan = Tahun Perusahaan Listing – Tahun Perusahaan Berdiri
G. Financial Leverage
Financial leverage untuk mengukur seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang. Total utang meliputi kewajiban lancar
dan utang jangka panjang. Kreditor lebih menyukai rasio utang yang lebih rendah karena semakin rendah angka rasionya, maka semakin besar perlindungan dari
Universitas Sumatera Utara
kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham mungkin menginginkan lebih banyak leverage karena akan memperbesar
ekspektasi keuntungan Brigham dan Houstan, 2006:101-104. Financial leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk
membiayai investasi perusahaan. Semakin besar financial leverage maka semakin besar pula risiko yang dihadapi. Financial leverage dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Fakhruddin dan Sopian, 2001:61. 100
Aktiva Total
Utang Total
x Leverage
Financial =
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun
1912 di Batavia. Ketika itu pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode, kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti Perang Dunia I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintahan
Republik Indonesia, dan beberapa kondisi yang menyebabkan operasi pasar modal tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan
seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat
dilihat sebagai berikut www.bi.go.id : 1.
14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia didirikan di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
2. 1913
__
1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I 3.
1925
__
1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
Universitas Sumatera Utara