Terdapat  beberapa  jenis  obat  yang  biasa  digunakan  dalam  pengobatan  BMS yaitu  klonazepam,  lidokain,  kapsaikin  topikal,  doksepin  topikal,  nortriptilin,
amitriptilin,  paroksetin,  sestralin,  amisulprid,  levosulprid,  gabapentin  dan  asam  alfa lipoat.
49
Penggunaan  obat-obatan  seperti  benzodiazepin,  antidepresan  trisiklik  dan antikonvulsan  dalam  dosis  yang  rendah  dapat  membantu  mengurangi  atau
menghilangkan  simtom  setelah  beberapa  minggu  atau  bulan.  Obat-obatan  ini berpotensi  menimbulkan efek  samping seperti  xerostomia. Konsultasi dengan dokter
diperlukan  karena  obat-obatan  ini  berpotensi  menyebabkan  kecanduan  dan ketergantungan.
14
2.3 Hubungan antara DM dengan BMS
Hubungan antara BMS dengan DM Tipe II masih terdapat perbedaan.
10
Akan tetapi  menurut  beberapa  penelitian  DM  Tipe  II  memainkan  peran  dalam  terjadinya
BMS. BMS pada  pasien DM  bisa  diakibatkan karena  berkurangnya  produksi  saliva. Keadaan  ini  biasanya  diikuti  dengan  gejala  rasa  haus,  lidah  terasa  kering,  keluhan
perih, panas seperti terbakar, dan perubahan pengecapan rasa.
11
Diabetes  melitus  merupakan  faktor  predisposisi  terjadinya  oral  kandidiasis yang  menyebabkan  iritasi  mukosa  sehingga  menimbulkan  BMS.  Selain  itu,  paparan
yang  terus-menerus  terhadap    glukosa  dapat  menyebabkan  deteriorasi  ujung  saraf. Sirkulasi yang buruk akibat DM menyebabkan  menurunnya ambang  nyeri  dan dapat
dengan  mudah  mengganggu  fungsi  di ujung  cabang v2 atau v3  dari  saraf trigeminal sehingga menimbulkan sensasi terbakar.
50
Universitas Sumatera Utara
Pada  pasien  BMS,  beberapa  faktor  dapat  berhubungan  secara  sinergis.  Pada pasien DM tidak terkontrol, xerostomia dan kandidiasis dapat menyebabkan simptom
yang berhubungan dengan BMS. Pada kondisi ini, perbaikan kontrol glikemik adalah sangat penting untuk mengurangi gejala yang timbul.
14
Universitas Sumatera Utara
2.4  Kerangka Teori
Diabetes Melitus
Tipe I Diabetes Melitus Tipe
II Diabetes Melitus Tipe
Lain Diabetes
Gestasional
Manifestasi Diabetes Melitus
Manifestasi Oral Manifestasi Klinis
Karies Xerostomia
Poliuria Polidipsia
Polifagia
Lesi mukosa
mulut Gangguan
pengecapan Kandidiasis
Burning Mouth Syndrome BMS
Periodontitis dan gingivitis
Universitas Sumatera Utara
2.5  Kerangka Konsep
Diabetes Melitus Tipe II :   Diabetes Melitus Tipe II
terkontrol   Diabetes Melitus Tipe II
tidak terkontrol Burning Mouth Syndrome
BMS
Variabel Tidak Terkendali:   Lama menderita Diabetes Melitus Tipe II
  Jenis Kelamin   Oral Hygiene
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis  penelitian  yang  dilakukan adalah  survei analitik,  yaitu  penelitian untuk mencari  hubungan  antara  variabel.  Pada  penelitian  ini  dilakukan  analisis  terhadap
data  untuk  mengetahui  hubungan  antara  variabel  independen  DM  Tipe  II  dan variable  dependen  BMS.  Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  cross  sectional,
yaitu  melakukan  observasi  atau  pengukuran  variabel  pada  satu  saat  tertentu  dimana subjek  hanya  diobservasi  satu  kali  dan  pengukuran  variabel  subjek  dilakukan  pada
saat pemeriksaan tersebut. Dalam penelitian ini, BMS merupakan efek dan DM Tipe
II merupakan faktor risiko yang akan dipelajari korelasinya.
51
3.2  Tempat dan Waktu
Penelitian  dilakukan  di  instalasi  rawat  jalan  Poli  Endokrin  Departemen Penyakit Dalam, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik RSUP HAM Medan.
Pemilihan  rumah  sakit  ini  dilakukan  kerana  RSUP  HAM  merupakan  pusat  rujukan, rumah  sakit  pendidikan  serta  terdapat  Poli  Endokrin  Departemen  Penyakit  Dalam.
Waktu penelitian adalah Mei sampai Juli 2014.
Universitas Sumatera Utara