3.6 Variabel Penelitian 3.6.1 Variabel Bebas
1. Pasien DM Tipe II terkontrol
2. Pasien DM Tipe II tidak terkontrol
3.6.2 Variabel Terikat
1. Burning Mouth Syndrome BMS
3.6.3 Variabel Tidak Terkendali
1. Jenis kelamin
2. Lama menderita Diabetes Melitus Tipe II
3. Oral hygiene pasien
3.7 Definisi Operasional
1. DM Tipe II non-insulin-dependent terjadi karena ketidakmampuan tubuh
untuk merespon dengan baik terhadap aksi insulin yang dihasilkan oleh pankreas. Kadar gula darah puasa pasien DM Tipe II adalah ≥ 126 mgdl dan
kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mgdl.
19
2. DM Tipe II Terkontrol adalah apabila KGD puasa 130 mgdl atau KGD
setelah makan 180 mgdL ADA.
52,53
3. DM Tipe II Tidak Terkontrol apabila KGD puasa 130 mgdl atau KGD
setelah makan 180 mgdL ADA.
52,53
Universitas Sumatera Utara
4. BMS adalah sensasi nyeri terbakar kronis dalam rongga mulut selama 4-6
bulan yang dapat terjadi pada lidah, gingiva, bibir, mukosa bukal, palatum, atau daerah lainnya di seluruh mulut tanpa disertai lesi mukosa atau tanda
klinis lainya.
28,36
Pasien didiagnosis berdasarkan penelitian Torgerson melalui anamnesis dengan memberikan pertanyaan ada tidaknya sensasi terbakar pada
rongga mulut pasien.
54,55
3.8 Alat dan Bahan Alat
1. Alat diagnosis: kaca mulut, sonde dan pinset
2. Alat tulis
Bahan
1. Desinfektan
2. Masker
3. Sarung tangan
3.9 Prosedur Penelitian 3.9.1 Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan pada pasien DM Tipe II yang datang berobat ke instalasi rawat jalan Poli Endokrin Departemen Penyakit Dalam di RSUP HAM
Medan. Pasien diberikan penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan dan menanyakan apakah pasien bersedia untuk menjadi subjek penelitian. Setelah pasien
setuju menjadi subjek penelitian, pasien diminta menandatangani informed consent.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan rekam medik dicatat keterangan data pribadi nama, umur, jenis kelamin, riwayat penyakit dan kadar gula darah pasien. Setelah itu, dilakukan
anamnesis dengan mengajukan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui simtom BMS yang dirasakan pasien, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan intra oral untuk melihat
kelainan pada rongga mulut yang mungkin memicu terjadinya BMS.
3.9.2 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan sistem manual dan komputerisasi.
3.10 Analisis Data 3.10.1 Data Univariat