7
terhadap terjadinya translokasi GLUT-4 ke membran sel. Akhirnya, GLUT-4 akan memediasi masuknya glukosa ke dalam sel.
13
Gambar 2.3 Proses Sekresi Insulin
Sumber: Fauci, Anthony. S, et. al. Edisi 17
Sekresi insulin terjadi saat glukosa dalam serum masuk ke dalam sel β pankreas dimediasi oleh GLUT-2. Glukosa tersebut akan diubah oleh enzim
glukokinase menjadi glukosa 6 fosfat yang akan mengalami metabolisme oksidatif menjadi piruvat untuk menghasilkan ATP di dalam sel β. ATP tersebut
menginhibisi reseptor kanal K
+
sehingga menyebabkan penumpukan K
+
intrasel yang memicu terjadinya depolarisasi membran. Depolarisasi membran akan
menyebabkan influks Ca
2+
ke dalam sel yang akan mendorong pelepasan granul- granul insulin ke luar menuju serum.
4
2.1.3. Patofisiologi dan Komplikasi
DM tipe I terjadi karena tidak dihasilkannya insulin oleh sel β pankreas. Hal ini bisa terjadi karena adanya lesi pada sel β pankreas yang dipicu oleh
terjadinya infeksi virus. DM tipe I ini kekurangan insulin secara absolut sehingga membutuhkan terapi insulin. Sedangkan untuk DM tipe 2, terjadi penurunan
sensitivitas insulin pada organ target resistensi insulin dan atau terjadinya defisiensi insulin relatif. Defisiensi dan atau resistensi insulin ini menyebabkan sel
yang bergantung insulin kekurangan glukosa. Sehingga terjadilah proteolisis dan lipolisis yang terjadi pada sel otot dan jaringan adiposa sehingga menyebabkan
8
penurunan berat badan, kelemahan otot, serta peningkatan asam amino dalam darah. Bahan asam amino ini akan diubah menjadi glukosa yang menyebabkan
kondisi semakin hiperglikemia. Metabolisme lain yang terjadi adalah metabolisme asam lemak yang cenderung menjadi keton sehingga dapat menyebabkan
Ketoasidosis Diabetikum KAD. KAD ini banyak terjadi pada DM tipe 1.
14
DM dapat menyebabkan makroangiopati dan mikroangiopati. Makroangiopati kelainan pada pembuluh darah besar yaitu Penyakit Jantung Koroner, penyakit
arteri perifer, dan penyakit serebrovaskular. Sedangkan mikroangiopati adalah kelainan pada pembuluh darah kecil, yaitu nefropati, retinopati, dan neuropati
diabetikum.
4
Hiperglikemia menyebabkan kondisi di bawah ini: 1 aktivasi jalur poliol sehingga terjadi akumulasi senyawa poliol dalam
jaringan termasuk di lensa mata dan saraf optik. Poliol yang sifatnya tidak bisa menembus membran basalis sehingga tertimbun di dalam sel. Hal ini
akan meningkatkan tekanan osmotik intrasel sehingga terjadi gangguan pada struktur dan fungsi saraf optik dan lensa mata.
15
2 Glukosa akan bereaksi dengan protein dan DNA menyebabkan inhibisi aktivitas enzim dan kebutuhan DNA sehingga membentuk radikal bebas
yang dapat menyebabkan perubahan fungsi sel.
15
3 Peningkatan sintesis Di Asil Gliserol DAG menyebabkan peningkatan aktivitas Protein kinase C PKC sehingga meningkatkan permeabilitas
vaskuler, kontraktilitas, sintesis membran basalis dan proliferasi sel vaskuler. PKC juga menyebabkan hiperplasia dan penurunan apoptosis
hepatosit sehingga bisa terjadi hepatomegali.
15
4 Peningkatan growth factor, angiotensin II, endothelin, AGEs, gangguan hemodinanik di mikrosirkulasi ginjal yaitu hipertrofi glomerulus,
peningkatan tekanan kapiler glomerulus, dan perubahan struktural di glomerulus peningkatan matriks ekstrasel, penebalan membran basal,
ekspansi mesangial, fibrosis. Hiperperfusi dan hipertrofi renal ini terjadi pada tahun pertama setelah onset terjadinya DM.
5
5 Viskositas darah meningkat sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah hipertensi sehingga jika terus menerus akan berefek pada hipertrofi
otot jantung.
5