Pengaruh Psikologis Shalat Shalat Obat Batiniah

22 kesamaan pemikiran dalam menghadapi segala problem kehidupan sosial kemasyarakatan. 26

a. Pengaruh Psikologis Shalat

Shalat yang sempurna yang dikerjakan dengan khusyu’ serta penuh ketundukan kepada Allah dapat membuat hati terang, mendidik jiwa bersih serta mengajarkan kepada manusia tentang bagaimana tatakrama beribadat dan mengerjakan kewajiban-kewajiban terhadap Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung. Hal ini disebabkan karena suasana keagungan dan kebesaran Allah yang ditanamkan shalat dalam hati sanubari pelakunya. Shalat juga menghiasi dan memperindah seseorang dengan akhlaknya yang terpuji dan mulia. Shalat juga memberikan arah yang jelas kepada pelakunya untuk selalu berorientasi hanya kepada Allah. Sehingga oleh karenanya, ia akan lebih banyak mendekatkan diri kepada-Nya, takut hanya kepada-Nya, dan ia memiliki semangat yang tinggi dan jiwayang bersih. Konsekuensi logis dari kondisi kejiwaan seseorang seperti itu adalah bahwa ia akan terhindar dari sikap berbohong, ingkar janji dan sifat-sifat tercela lainnya. Maka kiranya jelaslah kebenaran firman Allah mengenai shalat sbg berikut:                          “...Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan- perbuatan keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”Al-Ankabut: 45 27 26 Dr. A. Ritonga, MA, Dr. Zainuddin, MA, Fiqh Ibadah, Jakarta: Gaya Media Pratama, hlm. 88-91 27 Al-Qur’an dan Terjemahannya, al-ankabut ayat 45, Mujamma’ Khadim al Haramain asy Syarifain al Malik fadh li thiba’at al Mush-haf asy-Syarif Medinah Munawwarah P.O.Box. 3561, hal.638 23

b. Shalat Obat Batiniah

Shalat mempunyai dua sisi, yaitu bentuknya dan jiwanya. Bentuk shalat adalah merupakan ibadah anggota tubuh, sedangkan jiwanya ialah ibadah batin hati. Tegasnya, bahwa shalat mengandung latihan rohaniah. Dengan shalat ruh seseorang dapat mencapai tingkatan yang tinggi, dan ruh itulah yang merupakan tali penghubung antara seseorang hamba dengan tuhannya. Mengerjakan shlat merupakan bukti nyata adanya iman, sekaligus sebagai syiar agama yang amat tinggi nilainya, serta merupakan bukti kongkrit dan pernyataan rasa syukur kepada Tuhan, atas segala nikmat yang tidak terhingga yang dianugerahkan kepada manusia. Sebaliknya jika tidak mengerjakannya berarti menjauhkan diri dari Tuhan, menjauhkan diri dari rahmat-Nya, dari ampunan-Nya, dari ridha-Nya dan juga berarti mengingkari limpahan nikmat serta kebaikan-kebaikan-Nya. 28 9 Kerangka Berfikir Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi kehidupan Muslim karena pendidikan merupakan satu usaha membentuk pribadi manusia. Dalam pendidikan agama Islam mencakup beberapa mata pelajaran diantaranya mata pelajaran fiqih, yang mana mata pelajaran tersebut sangat berkaitan dengan ibadah khususnya ibadah shalat. Mata pelajaran fiqih adalah kurikulum Madrasah Tsanawiyah merupakan salah satu bagian mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang akan menjadi dasar pandangan hidup siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Pelajaran fiqih mempunyai tujuan untuk mengetahui hukum yang telah ditetapkan syariat Islam yang di dalamnya terdapat nilai-nilai spiritual yang menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial serta dapat menimbulkan kedisiplinan yang tinggi. 28 Rifat Syauqi Nawawi, Prof. DR. H. Shalat Ilmiah dan Amaliah, cp.cit. hal. 13-15 24 Ibadah shalat merupakan ibadah yang wajib dilaksanakan oleh manusia yang direfleksikan melalui gerakan-gerakan dan merupakan suatu bentuk penghambaan seseorang kepada Tuhan-Nya. Agar kita melakukan shalat dengan baik dan bernilai tinggi maka shalat tersebut harus dilaksanakan dengan sempurna sesuai dengan syarat dan rukunnya. Untuk mengetahui dengan jelas tentang cara pelaksanaan shalat maka harus dipelajari dan dipahami ilmunya, ilmu yang merupakan pedoman tatacara ibadah adalah fiqih, yang salah satu pembahasannya menjelaskan tentang shalat dan tatacara pelaksanaannya. Kemudian seoarang yang telah memiliki suatu konsep teori ilmu tentang sesuatu, maka ia harus mengamalkan ilmu tersebut agar iamemperoleh manfaat atas ilmu yang telah ia miliki. Ilmu tersebut bukan hanya sekedar teori saja, tetapi juga dibarengi dengan praktek pengamalan. Demikian juga halnya siswa-siswi yang telah memperoleh ilmu tentang shalat dan tatacara pelaksanaanya yang terkandung dalam bidang studi fiqih, seharusnya mereka termotivasi untuk mengamalkan ilmu tersebut secara maksimal dalam kehidupannya, yaitu dalam ibadah shalat. Dengan demikian mata pelajaran fiqih yang diberikan oleh guru kepada siswa memiliki peran terhadap pelaksanaan ibadah shalat siswa, dalam pelajaran fiqih tersebut siswa-siswi diharapkan dapat memahami teori tentang shalat dan tatacara tentang pelaksanaanya sehingga dengan teori itu mereka mampu mengamalkannya dengan benar. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah jika pembelajaran fiqih yang diberikan guru kepada siswa dapat diterima dan difahami dengan baik maka akan tumbuh kesadaran pada diri siswa untuk melaksanakan ibadah shalat dengan baik, sehingga pelajaran fiqih tersebut dapat menjadi sumber informasi dan motivasi bagi pelaksanann shalat siswa. Sebaliknya jika banyak diantara siswa memahami dan menguasai pelajaran fiqih dengan baik, maka peningkatan dan pengamalan ibadah shalat siswa dapat mencapai hasil yang optimal 25

D. Rumusan Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto “Hipotesis adalah sebuah teori ang masihperlu diuji kebenarannya 29 , maka dari itu teori yang ada nanti akan dibuktikan dengan analisis data. Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah: Terdapat HubunganHasil Belajar Fiqih terhadap Pelaksanaan Ibadah Shalat Siswa Madrasah Tsanawiyah Fattahilah Buncit Raya Jakarta. 29 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta, 1993, hlm. 117