10
merasakan hasil-hasil pengamalan isi mata pelajaran fiqih dalam kehidupan sehari–hari.
3 Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dalam membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan hadits serta dicontohkan para ulama. 4 Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran fiqih
dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik, sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah difahami dengan penalaran.
5 Emosional, upaya menggugah perasaan emosi peserta didik dalam menghayati pelaksanaan ibadah sehingga lebih terkesan dalam jiwa
peserta didik. 6 Fungsional, menyajikan materi yang memberikan manfaat nyata peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas. 7 Keteladanan, yaitu pendidik yang menempatkan dan memerankan guru
serta komponen MTs lainya sebagai teladan, sebagai cermin dan individu yang mengamalkan materi fiqih.
13
b. Tujuan Ilmu Fiqih
Tujuan ilmu fiqh adalah untuk mencapai keridhoan AL-lah SWT. Dengan melaksanakan syariah-Nya di muka bumi ini, sebagai pedoman hidup individual,
hidup berkeluarga, maupun hidup bermasyarakat. Orang sering bertanya, bagaimana hukumanya ini atau itu? Pertanyaan ini
sudah tentu didorong oleh keinginan agar segala sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan syariah yang pada akhirnya mengharapkan keridhoan allah SWT.
Agar hidup ini sesuai dengan syariah, maka dalam kehidupan harus terlaksana nilai-nilai keadilan, kemaslahatan, mengandung rahmat dan hikmah.
Untuk itu Imam al-Syatibi telah melakukan istiqro penelitian yang digali dari Al-quran maupun sunnah, yang menyimpulkan bahwa tujuan hukum islam
maqashid al-syariah di dunia yaitu:
13
Departemen RI ,Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah ibtidaiyah,op.cit h.49
11
1. Memelihara agama Hifdz al-Din. Yang dimaksud dengan agama disini adalah agama dalam arti sempit ibadah mahdhah yaitu
hubungan manusia dengan Allah SWT, termasuk didalamnya aturan tentang syahadat, shalat,zakat,puasa,haji dan aturan lainya yang
meliputi hubungan manusia dengan Allah SWT,. Dan larangan yang meninggalkanya
14
Adapun tujuan fiqih di MTs yakni bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
1 mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil-dalil naqli dan aqli. Pengetahuan dan
pemahaman tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
2 melaksanakan dan menggambarkan ketentuan hokumIslam dengan benar. Pengetahuan tersebut dapat diharapkan dapat menimbulkan ketaatan
menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupunn sosialnya.
15
Dari pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan mempelajari fiqih yaitu selain mengetahui hukum-hukum yamng telah ditetapkan
syari’at Islam juga di dalamnya terdapat nilai-nilai spiritual yang menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial seta dapat menimbulkan
kedisiplinan yang tinggi. c.
Ruang Lingkup Pelajaran Fiqih
Ruang lingkup fiqih adalah pertama: bidang ibadah “segala persoalan yang berpautan dengan urusan akhirat”. Seperti shalat, shiyam, zakat dan haji.
Kedua: muamalat, yaitu “segala persoalan yang berpautan dengan urusan-urusan dunia dan undang-undang.Bagian yang kedua ini dibagi pula dalam beberapa
bagian diantaranya: uqubat,munakahat dan muamalat.
16
Sedangkan ruang lingkup pelajaran fiqih mencakup beberapa materi tercantum dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara lain :
14
A.Djazuli,Ilmu Fiqh, Jakarta: Media Group 2005,cet ke 7, hal 27
15
Departemen RI, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah ibtidayyah, Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2004, h.46
16
TH.Hasbi Ash Shiddieqy, Penghantar Ilmu Fiqh,h.43-44
12
1 Hubungan manusia dengan Allah SWT 2 Hubungan manusia dengan sesama manusia,dan
3 Hubungan manusia dengan alam selain manusia dan lingkungan Adapun ruang lingkup mata pelajaran fiqih di MTs Fatahillah setara
halnya dengan ruang lingkup di Madrasah Tsanawiyah terfokus pada aspek: 1 Fiqih ibadah
2 Fiqih muamalah 3 Fiqih jinayah
4 Fiqih siyasah
17
Salah satu materi pelajaran fiqih dalam aspek ibadah adalah sholat. Shalat mengajarkan seseorang untuk berdisiplin dan mentaati berbagai peraturan dan
etika dalam kehidupan dunia. Hal ini dari penetapan waktu shalat yang mesti dipelihara oleh setiap muslim dan tata tertib yang terkandung didalamnya. Dari
segi sosial kemasyarakatan shalat merupakan pengakuan aqidah setiap anggota masyarakat dan kekuatan jiwa mereka yang berimplikasi terhadap persatuan dan
kesatuan umat persatuan dan kesatuan ini menimbulkan sosial yang harmonis dan kesamaan pemikiran dalam menghadapi segala problema kehidupan sosial
kemasyarakatan.
2 Kegunaan Memepelajari Kaidah Fiqh
Mempelajari kaidah fiqh berguna untuk menentukan sikap dan kearifan dalam menarik kesimpulan serta menerapkan aturan-aturan fiqh terhadap
kenyataan-kenyataan yang ada, sehingga tidak menimbulkan ekses yang tidak perlu karena diperhatikan skala prioritasn penerapanya.
18
3 Pelaksanaan Ibadah Shalat a.
Pengertian Ibadah Shalat
Ibadah shalat ialah suatu bentuk ibadah yang berupa struktural maupun
fungsional dengan
harapan untuk
meraih ridho
17
Depag.RI,Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah.h.47
18
Prof.H.A.Djazuli, Ibid, hal,. 31
13
Allah.Pelaksanaannya berupa ucapan ataupun perbuatan yang diawali dari takbir dan diakhiri dengan salam menurut tata cara dan syarat yang telah
ditentukan seperti syarat shalat; Islam, suci dari hadas, menutup aurat, memasuki waktu, dan menghadap ke kiblat, kemudian harus mengetahui
rukun dan sunnahnya shalat, diantaranya; niat, takbiratul ihram, berdiri, rukuk dan lain sebagainya.
Pembatasan antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran adalah meninggalkan shalat”.Al-Quran mengembalikan kesadaran
manusia bahwa alam adalah kalam ilahi dan pelengkap ayat-ayat suci tertulis yang diwahyukan dalam bahasa Arab. Kesadaran ini diperkuat
dengan tata cara shalat yang secara naluri mengembalikan manusia pada keadaan primordialnya, dengan menjadikan seluruh alam sebagai tempat
ibadah. Pada permulaan shalat, seorang muslim berdiri tegak lurus, sebagai manusia primordial : “ia menjadi imam bagi dirinya sendiri
menghadap Tuhan tanpa perantara”. Ruku adalah posisi kedua dalam shalat dan sekaligus merupakan simbol keberadaan manusia di alam
semesta dan terapit oleh langit dan bumi walaupun bersifat dinamis. Langit dan bumi yang menutupi ruang lingkup manusia tetap
dilandasi oleh ketertiban dan keselarasan tanasub yang lebih dari sekadar hasil perwujudan nyata kekuasaan Yang Esa, serta menunjukkan pola
dasar yang selaras dan seimbang.Keabadian pola dasar posisi ruku di dalam shalat itu juga mencerminkan keberadaan universal yang lebih
tinggi dari pada segala kemungkinan yang bisa terjadi dalam alam ilahi.Shalat dan ibadah-ibadah lainnya dalam Islam dilakukan oleh
manusia, bukanlah sebagai makhluk yang kalah melainkan sebagai wakil Tuhan khalifatullah di muka bumi.Sebuah kesadaran sebuah substansi
teomorfis dan berdiri pada poros vertikal eksistensi alam semesta dan dapat berdoa dan berseru kepada Tuhan secara langsung.
Membuat pemikiran Islami tentang ibadah tidak dapat dicapai tanpa mencurahkan sepenuhnya kepada Nabi serta ibadah-ibadah yang
dibawanya ke dunia ini sebagai perintah Tuhan.Juga memperhatikan bumi
14
dan alam sebagai kesatuan yang merefleksikan surga dan mengembalikan karakter primordial mereka yang asli sebagai karya yang diciptakan untuk
beribadah kepada Yang Maha Esa tanpa pengecualian dimanapun seseorang bertempat tinggal diantara roda eksistensi bumi.Begitu pula
apabila tangan dan wajah seseorang menyentuh tanah dalam shalatnya, hal itu menyadarkannya tentang penyucian bumi makhluk paling sempurna.
Dengan sujud dan kepasrahan total kepada Tuhan, itu berarti menyucikannya bagi generasi muslim.
19
b. Shalat Fardhu