6.1.  Pengaruh inokulasi  jamur S. Rolffsi  terhadap pertumbuhan  koloni bakteri endofit.
Tabel 7. Beda uji rataan pengaruh inokulasi jamur S. Rolffsi terhadap pertumbuhan koloni bakteri endofit pada pengamatan 1 – 6 hsi.
Perlakuan Pertumbuhan luas koloni bakteri endofit
1hsi 2hsi
3hsi 4hsi
5hsi 6hsi
B1 6,25 C
19,77B  21,02A  22,93A  23,48A  23,65A B2
22,52A  23,35A  23,83A  24,45A  24,54A  24,76A B3
3,85 D 20,07B  21,33A  22,80A  24,18A  24,38A
B4 8,47 B
11,12C  14,40B 16,6 B
18,40B  19,18B B5
2,02 E 8,70 D
11,37B  13,25B  13,75C  14,12B B6
1,09 E 12,93C  13,33B  14,00B  14,63C  14,63B
Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 1  menurut Uji Jarak Duncan.
Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa perlakuan B1 tidak berbeda sangat nyata terhadap perlakuan B2 dan B3. Sedangkan perlakuan B3
berbeda sangat nyata dengan perlakuan B4. Perlakuan B4 tidak berbeda sangat nyata terhadap perlakuan B5 dan B6.
Dari tabel diatas pada pengamatan 6 hsi dapat kita lihat bahwa pertumbuhan  koloni bakteri endofit yang tertinggi adalah pada perlakuan B2
yaitu sebesar 24,76  dan yang terendah pada perlakuan B5 yaitu sebesar 14,12 .
31
Universitas Sumatera Utara
Gambar 18: Histogram pengaruh inokulasi jamur S. Rolffsi terhadap pertumbuhan koloni bakteri endofit.
Dari histogram diatas dapat kita lihat bahwa pertumbuhan koloni bakteri endofit antara bakteri yang satu dengan bakteri yang lainnya tidak sama, hal ini
menandakan bahwa masing-masing  bakteri endofit mempunyai kemampuan yang berbeda dalam berkembang dan menekan pertumbuhan jamur pathogen. Bakteri
endofit yang mempunyai daya hambat yang besar terhadap jamur pathogen maka lebih besar luas pertumbuhan koloni nya dibanding dengan bakteri yang
mempunyai daya hambat yang lebih kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soesanto 2008 yang menyatakan bahwa setiap agensia pengendali hayati
termasuk bakteri endofit yang ditemukan selalu mempunyai mekanisme penghambatan yang tidak sama dengan agensia pengendali hayati lainnya.
Adakalanya, bahkan sering dijumpai suatu agensia pengendali hayati mempunyai lebih dari satu mekanisme penghambatan, yang masing-masing jenis mekanisme
penghambatan tersebut saling berpengaruh, baik terhadap penghambatan pertumbuhan maupun daya hidup pathogen.
Universitas Sumatera Utara
6.2.  Pengaruh  teknik pengujian T terhadap pertumbuhan  koloni bakteri endofit.