6.2.  Pengaruh  teknik pengujian T terhadap pertumbuhan  koloni bakteri endofit.
Tabel  8  : Beda uji rataan pengaruh teknik pengujian T terhadap pertumbuhan
bakteri endofit pada pengamatan 1 – 6 hsi. Perlakuan
Pertumbuhan luas koloni bakteri endofit 1hsi
2hsi 3hsi
4hsi 5hsi
6hsi T1
1,03 B 2,64 B
4,75 B 6,55 B
7,32 B 7,37 B
T2 13,7A
29,34A  30,34A  31,47A  32,34A  32,87A Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang
sama tidak berbeda nyata pada taraf 1  menurut Uji Jarak Duncan. Dari tabel dapat kita lihat bahwa pada setiap pengamatan 1-6 hsi, faktor
teknik pengujian T1 Metode dua biakan koloni bakteri + koloni jamur berbeda sangat nyata terhadap perlakuan T2 Metode dua biakan kertas saring yang
ditetesi suspensi bakteri + koloni jamur.
Gambar 19 : Histogram pengaruh teknik pengujian T terhadap pertumbuhan koloni bakteri endofit.
Universitas Sumatera Utara
Dari histogram diatas dapat kita lihat bahwa faktor teknik pengujian T perlakuan T1 Metode  dua biakan  koloni bakteri + koloni jamur  dan T2
Metode dua biakan kertas saring yang ditetesi suspensi bakteri + koloni jamur berbeda sangat nyata dari mulai 1 hsi sampai 6 hsi. Hal ini dapat dikarenakan pada
perlakuan T2 bakteri yang diinokulasikan dalam bentuk suspensi sehingga lebih mudah menyebar dan berkembang sehingga lebih bisa menyebarkan zat antagonis
yang dimiliki oleh bakteri tersebut. Sedangkan pada perlakuan T1 bakteri di inokulasikan dalam bentuk koloni padat sehingga penyebaran koloni lebih lambat
dan daya hambatnya kecil. Graham and Mitchel 1998 menyatakan bahwa interaksi mikroba  tanah bakteri endofit dengan jamur tular tanah S. rolfsii menyebabkan
jamur  tersebut dirugikan  karena pertumbuhannya dihambat dan  bentuk interaksi tersebut dinyatakan sebagai antagonisme.
34
Universitas Sumatera Utara
6.3.Pengaruh interaksi teknik pengujian T  dan  jamur  S. rolffsi  terhadap pertumbuhan  koloni bakteri endofit.
Pengamatan pertumbuhan luas koloni bakteri endofit pada interaksi teknik pengujian T dengan jamur S. Rolffsi dapat dilihat pada lampiran 3.
Dari hasil analisis sidik ragam dapat dilihat bahwa faktor interaksi perlakuan teknik pengujian T berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan
luas koloni bakteri endofit. Tabel  9  : Beda uji rataan interaksi  teknik pengujian T  dan bakteri endofit B
terhadap pertumbuhan  miselium jamur S. rolffsi  pada  pengamatan 1 – 6 hsi
Perlakuan Pertumbuhan luas koloni bakteri endofit
1hsi 2hsi
3hsi 4hsi
5hsi 6hsi
T1B1 0,90  E
3,40  F  5,07   E  6,40   E  6,7   E 6,79  E
T1B2 0,50  E
0,90  F  1,40   F  1,97   E  2,05 E 2,06  F
T1B3 1,13  E
2,07  F  3,30   E  5,67   E  7,1   E 7,20  E
T1B4 1,77  E
3,30  F  8,47   E  12,07D  14,40D  14,60D T1B5
1,27  E 4,97  F  8,30   E  10,67D  10,97D  11,00E
T1B6 0,63  E
1,23  F  1,97   F  2,53  E 2,59  E
2,60  F T2B1
11,60C  36,13B  36,97B  39,47B  40,20B  40,50B T2B2
44,53A  45,80A  46,27A  46,93A  47,03A  47,47A T2B3
6,57 D 38,08B  39,37B  39,93B  41,20A  41,57B
T2B4 15,17B  18,93D  20,33C  21,17C  22,40C  23,77C
T2B5 2,77  E
12,43E  14,43D  15,83D  16,53D  17,23D T2B6
1,55  E  24,63C  24,70C  25,47C  26,67C  26,67C Keterangan : Angka yang diikuti dengan notasi huruf yang sama pada kolom yang
sama tidak berbeda nyata pada taraf 1  menurut Uji Jarak Duncan. Dari tabel dapat kita lihat bahwa pertumbuhan luas koloni bakteri endofit
yang terendah adalah pada perlakuan T1B1 pengamatan 1 hsi dan pertumbuhan luas koloni bakteri endofit yang tertinggi  adalah pada perlakuan T2B2
pengamatan 6 hsi. Pertumbuhan koloni bakteri endofit pada perlakuan T2B2 menjadi
pertumbuhan koloni bakteri yang tertinggi dikarenakan pada perlakuan T2B2
Universitas Sumatera Utara
bakteri dinokulasikan dalam bentuk larutan sehingga mudah menyebar dan berkembang, disamping itu bakteri B2 juga merupakan bakteri yang setelah
dilakukan uji pigmentasi merupakan bakteri pendar flour yang memiliki zat antagonis untuk menghambat pertumbuhan patogen sehingga dapat berkembang
lebih luas, hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa bakteri berpigmen fluoresen  adalah salah satu mikroba  antagonis yang intensif diteliti
manfaatnya sebagai  agensia hayati. Kemampuannya menekan patogen  tanaman karena mampu memproduksi senyawa  metabolit seperti siderofor fluoresen,
antibiotik, atau  enzim-enzim ekstraselluler yang toksik terhadap  patogen Hamdan et al. 1991; Bagnasco et al. 1998.
Gambar 20 : Histogram pengaruh teknik pengujian T terhadap pertumbuhan koloni bakteri endofit.
Universitas Sumatera Utara
7. Persentase Zona Penghambat Pertumbuhan.