dapat menjadi manusia yang sebenarnya, jika ia hidup bersama dengan manusia lainnya”.
1
Syarat lain yang harus dimiliki oleh komunikasi massa adalah bahwa audiencenya bersifat heterogen artinya serba aneka yaitu terdiri dari berbagai
komposisi, misalnya umur yang berbeda, status sosial ekonomi yang berbeda, adat istiadat yang berbeda, dan berbagai perbedaan-perbedaan lainnya. Selain itu,
Selanjutnya dengan mengutip pendapat Ashley Montagu, seorang ahli psikologi yang beranggapan bahwasanya manusia tidak dapat dikatakan sebagai
manusia, sebelum manusia tersebut berkomunikasi dengan orang lainnya. Demikianlah pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia.
Bagaimana mungkin manusia dapat menyampaikan ataupun menerima berbagai informasi tanpa adanya komunikasi dengan orang lain, sedangkan kita ketahui
bahwa informasi adalah merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan ini.
Komunikasi massa adalah merupakan salah satu bentuk spesialisasi dari komunikasi. Disebut sebagai komunikasi massa adalah komunikasi yang
menggunakan ciri khas tersendiri. Adapun ciri khas atau karakteristik komunikasi itu atau komunikasi massa itu menurut Charles Wright berisikan pengertian
bahwasanya komunikator dalam komunikasi massa adalah berbentuk organisasi dan biasanya menggunakan biaya yang sangat besar. Selain itu mengenai isi dari
komunikasi massa haruslah disiarkan secara umum kepada publik, penyampaian secara timaly dan simultan.
1
M. Adham Nasution, Sosiologi, Alumni, Bandung, 1981, hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
audience dari komunikasi massa juga bersifat anonim yaitu tidak adanya norma- norma yang mengikat diantara mereka. Maksudnya antara audience yang satu
dengan yang lainnya tidak merupakan suatu kesatuan organisasi, bahkan sering sekali diantara sesama audience tersebut tidak saling mengenal sesamanya.
Pers adalah merupakan salah satu media yang termasuk bagian dari media massa. Pers sebagai media massa lahir lebih dahulu daripada media massa lainnya
seperti ; televisi, radio dan film. Baik dalam scope Nasional maupun dalam scope Internasional. Secara umum empat fungsi utama dari pers yaitu :
1. Information
2. Education
3. Persuasion
4. Entertainment
Pada abad keduapuluh muncul fungsi baru dari dunia pers yang tidak kalah pentingnya dengan keempat fungsi tersebut diatas yaitu fungsi control. Fungsi ini
adalah fungsi yang dijalankan pers sesuai dengan kepentingan masyarakat banyak atau orang awam. Pers sebagai lembaga kemasyarakatan selain menyampaikan
peraturan-peraturan dan kebijakan pemerintah, juga harus dapat menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Dengan perkataan lain pers dapat
menciptakan suatu jalan komunikasi yang berlangsung dua arah, yaitu Top-down communication dan Bottom up communication.
Khusus di Indonesia kelima fungsi pers di atas diupayakan agar berjalan secara efektif dengan pengertian tiap-tiap fungsi mempunyai porsi masing-masing
di setiap surat kabar sesuai dengan bentuk perwajahan masing-masing surat kabar tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penyampaian dan mendapatkan berbagai informasi, setiap surat kabar harus mencakup berbagai aspek kehidupan. Hal ini terjadi oleh karena
pergaulan antar manusia, semua persoalan hidup itu juga menjadi isi pikiran, kerisauan dan harapan serta kesedian dan kegembiraan.
Salah satu sebab mengapa orang membaca surat kabar adalah karena perlu mengetahui perkembangan lingkungan dan masyarakat tempat hidupnya.
Keperluan itu menjadi suatu keharusan agar dapat bertahan hidup. Jika banyak kejadian dan masalah diberikan, termasuk perspektif perkembangannya disamping
latar belakang dan kaitannya, maka tidaklah mengherankan jika orang dapat membuat studi tentang arus kecenderungan masyarakat dengan menganalisa isi
surat kabar. Orang membaca surat kabar bukan hanya untuk mengetahui suatu
kejadian, melainkan untuk mengetahui perkembangan dari kegiatan tersebut. Dengan mengetahui perkembangan, seseorang tidak hanya mempunyai
pengetahuan tentang situasi, tetapi ia juga dapat menyesuaikan dirinya dengan situasi tersebut atau malahan mencoba menguasai situasi itu untuk
kepentingannya. Salah satu dari berbagai macam dan jenis informasi atau berita yang
dimuat di surat kabar adalah berita politik. Pengertian politik disini adalah dalam arti yang luas, yakni sebagai ilmu pemerintahan negara, jadi tidak hanya terbatas
kepada pengertian partai politik dan kegiatannya, melainkan seluruh masalah- masalah kenegaraan sejak dari diplomasi internasional, pemilihan umum, krisis-
krisis kabinet, sampai pada masalah-masalah politik yang timbul di daerah-daerah.
Pada masa sebelum orde baru, yakni pada masa orde lama pemberitaan politik yang seru yang tercermin di berbagai harian di ibukota disebabkan karena
hampir semua harian-harian yang ada dikuasai atau dikontrol oleh partai-partai
Universitas Sumatera Utara
politik, sehingga harian-harian itu lalu menjadi terompet partai, yang memperjuangkan kepentingan-kepentingan dari partai politik yang menguasainya.
Demikianlah misalnya sering sekali terlihat pada masa orde lama tersebut terjadinya polemik-polemik antara berbagai harian mengenai masalah-masalah
politik yang kadang-kadang demikian berlarut-larut sehingga membahayakan kesatuan dan ketentraman umum akhirnya pihak pemerintah terpaksa mengambil
tindakan yang akan menertibkannya. Pemberitaan politik itu mengalami pasang surutnya pada saat-saat
terjadinya sidang-sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat, sidang-sidang Dewan Permusyawaratan Rakyat , Kongres-kongres Partai serta pada waktu menghadapi
pemilihan umum. Pada zaman reformasi ini, pers diharapkan dapat pula membantu
pemerintah dalam menyampaikan berbagai jenis berita yang salah satunya adalah berita politik. Adapun tujuan utama penyampaian berita-berita politik ini adalah
agar masyarakat Indonesia lebih mengetahui tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang bertanggung jawab. Karena surat kabar juga
memiliki kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengkritisi pemerintahan. Polemik-polemik yang terjadi dimana orde lama hendaknya menjadi contoh
tauladan agar tidak akan berulang kembali. Pelaksanaan Pancasila secara murni dan konsekuen harus terpelihara dan harus terjamin keberlangsungannya. Oleh
karena itulah maka pers sebaliknya menggunakan bahasa yang jelas, tegas, juga mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh khalayak umum. Akibatnya dapat
diharapkan bahwa informasi politik tersebut dapat menyentuh aspek psikologis untuk menentukan sikap dan tingkah lakunya, setelah mengadakan media
exposure terhadap informasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan metode persuasif sangat sesuai dalam upaya pers untuk mengajak khalayak ramai dalam menggunakan hak dan kewajibannya sebagai
warga negara Republik Indonesia. Penggunaan metode persuasif dimaksudkan untuk mempengaruhi dan
mengendalikan sikap dan tingkah laku masyarakat melalui manipulasi aspek psikologis. Bagaimana caranya mengajak masyarakat untuk turut serta berperan
dalam melaksanakan kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah tanpa masyarakat merasa dipaksa, melainkan masyarakat seolah-olah menginginkan
kebijakan tersebut. Andaikata pers dapat melaksanakan metode persuasif dengan baik, maka
dapatlah masyarakat Indonesia untuk melaksanakan hak dan kewajiban dengan sebaik-baiknya, dan oleh karena itulah pemerintah menyadari pentingnya
eksistensi pers sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dan masyarakat, sehingga dikenal bahwasanya pers sebagai kekuatan keempat the fourth estate
setelah lembaga eksekutif, lembaga legislatif, dan lembaga yudikatif.
1.2 Perumusan Masalah