Adham Nasution, Sosiologi, Alumni, Bandung, 1981, hal. 11.

dapat menjadi manusia yang sebenarnya, jika ia hidup bersama dengan manusia lainnya”. 1 Syarat lain yang harus dimiliki oleh komunikasi massa adalah bahwa audiencenya bersifat heterogen artinya serba aneka yaitu terdiri dari berbagai komposisi, misalnya umur yang berbeda, status sosial ekonomi yang berbeda, adat istiadat yang berbeda, dan berbagai perbedaan-perbedaan lainnya. Selain itu, Selanjutnya dengan mengutip pendapat Ashley Montagu, seorang ahli psikologi yang beranggapan bahwasanya manusia tidak dapat dikatakan sebagai manusia, sebelum manusia tersebut berkomunikasi dengan orang lainnya. Demikianlah pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia. Bagaimana mungkin manusia dapat menyampaikan ataupun menerima berbagai informasi tanpa adanya komunikasi dengan orang lain, sedangkan kita ketahui bahwa informasi adalah merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan ini. Komunikasi massa adalah merupakan salah satu bentuk spesialisasi dari komunikasi. Disebut sebagai komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan ciri khas tersendiri. Adapun ciri khas atau karakteristik komunikasi itu atau komunikasi massa itu menurut Charles Wright berisikan pengertian bahwasanya komunikator dalam komunikasi massa adalah berbentuk organisasi dan biasanya menggunakan biaya yang sangat besar. Selain itu mengenai isi dari komunikasi massa haruslah disiarkan secara umum kepada publik, penyampaian secara timaly dan simultan. 1

M. Adham Nasution, Sosiologi, Alumni, Bandung, 1981, hal. 11.

Universitas Sumatera Utara audience dari komunikasi massa juga bersifat anonim yaitu tidak adanya norma- norma yang mengikat diantara mereka. Maksudnya antara audience yang satu dengan yang lainnya tidak merupakan suatu kesatuan organisasi, bahkan sering sekali diantara sesama audience tersebut tidak saling mengenal sesamanya. Pers adalah merupakan salah satu media yang termasuk bagian dari media massa. Pers sebagai media massa lahir lebih dahulu daripada media massa lainnya seperti ; televisi, radio dan film. Baik dalam scope Nasional maupun dalam scope Internasional. Secara umum empat fungsi utama dari pers yaitu : 1. Information 2. Education 3. Persuasion 4. Entertainment Pada abad keduapuluh muncul fungsi baru dari dunia pers yang tidak kalah pentingnya dengan keempat fungsi tersebut diatas yaitu fungsi control. Fungsi ini adalah fungsi yang dijalankan pers sesuai dengan kepentingan masyarakat banyak atau orang awam. Pers sebagai lembaga kemasyarakatan selain menyampaikan peraturan-peraturan dan kebijakan pemerintah, juga harus dapat menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Dengan perkataan lain pers dapat menciptakan suatu jalan komunikasi yang berlangsung dua arah, yaitu Top-down communication dan Bottom up communication. Khusus di Indonesia kelima fungsi pers di atas diupayakan agar berjalan secara efektif dengan pengertian tiap-tiap fungsi mempunyai porsi masing-masing di setiap surat kabar sesuai dengan bentuk perwajahan masing-masing surat kabar tersebut. Universitas Sumatera Utara Dalam penyampaian dan mendapatkan berbagai informasi, setiap surat kabar harus mencakup berbagai aspek kehidupan. Hal ini terjadi oleh karena pergaulan antar manusia, semua persoalan hidup itu juga menjadi isi pikiran, kerisauan dan harapan serta kesedian dan kegembiraan. Salah satu sebab mengapa orang membaca surat kabar adalah karena perlu mengetahui perkembangan lingkungan dan masyarakat tempat hidupnya. Keperluan itu menjadi suatu keharusan agar dapat bertahan hidup. Jika banyak kejadian dan masalah diberikan, termasuk perspektif perkembangannya disamping latar belakang dan kaitannya, maka tidaklah mengherankan jika orang dapat membuat studi tentang arus kecenderungan masyarakat dengan menganalisa isi surat kabar. Orang membaca surat kabar bukan hanya untuk mengetahui suatu kejadian, melainkan untuk mengetahui perkembangan dari kegiatan tersebut. Dengan mengetahui perkembangan, seseorang tidak hanya mempunyai pengetahuan tentang situasi, tetapi ia juga dapat menyesuaikan dirinya dengan situasi tersebut atau malahan mencoba menguasai situasi itu untuk kepentingannya. Salah satu dari berbagai macam dan jenis informasi atau berita yang dimuat di surat kabar adalah berita politik. Pengertian politik disini adalah dalam arti yang luas, yakni sebagai ilmu pemerintahan negara, jadi tidak hanya terbatas kepada pengertian partai politik dan kegiatannya, melainkan seluruh masalah- masalah kenegaraan sejak dari diplomasi internasional, pemilihan umum, krisis- krisis kabinet, sampai pada masalah-masalah politik yang timbul di daerah-daerah. Pada masa sebelum orde baru, yakni pada masa orde lama pemberitaan politik yang seru yang tercermin di berbagai harian di ibukota disebabkan karena hampir semua harian-harian yang ada dikuasai atau dikontrol oleh partai-partai Universitas Sumatera Utara politik, sehingga harian-harian itu lalu menjadi terompet partai, yang memperjuangkan kepentingan-kepentingan dari partai politik yang menguasainya. Demikianlah misalnya sering sekali terlihat pada masa orde lama tersebut terjadinya polemik-polemik antara berbagai harian mengenai masalah-masalah politik yang kadang-kadang demikian berlarut-larut sehingga membahayakan kesatuan dan ketentraman umum akhirnya pihak pemerintah terpaksa mengambil tindakan yang akan menertibkannya. Pemberitaan politik itu mengalami pasang surutnya pada saat-saat terjadinya sidang-sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat, sidang-sidang Dewan Permusyawaratan Rakyat , Kongres-kongres Partai serta pada waktu menghadapi pemilihan umum. Pada zaman reformasi ini, pers diharapkan dapat pula membantu pemerintah dalam menyampaikan berbagai jenis berita yang salah satunya adalah berita politik. Adapun tujuan utama penyampaian berita-berita politik ini adalah agar masyarakat Indonesia lebih mengetahui tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang bertanggung jawab. Karena surat kabar juga memiliki kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengkritisi pemerintahan. Polemik-polemik yang terjadi dimana orde lama hendaknya menjadi contoh tauladan agar tidak akan berulang kembali. Pelaksanaan Pancasila secara murni dan konsekuen harus terpelihara dan harus terjamin keberlangsungannya. Oleh karena itulah maka pers sebaliknya menggunakan bahasa yang jelas, tegas, juga mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh khalayak umum. Akibatnya dapat diharapkan bahwa informasi politik tersebut dapat menyentuh aspek psikologis untuk menentukan sikap dan tingkah lakunya, setelah mengadakan media exposure terhadap informasi tersebut. Universitas Sumatera Utara Penggunaan metode persuasif sangat sesuai dalam upaya pers untuk mengajak khalayak ramai dalam menggunakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara Republik Indonesia. Penggunaan metode persuasif dimaksudkan untuk mempengaruhi dan mengendalikan sikap dan tingkah laku masyarakat melalui manipulasi aspek psikologis. Bagaimana caranya mengajak masyarakat untuk turut serta berperan dalam melaksanakan kebijakan yang telah digariskan oleh pemerintah tanpa masyarakat merasa dipaksa, melainkan masyarakat seolah-olah menginginkan kebijakan tersebut. Andaikata pers dapat melaksanakan metode persuasif dengan baik, maka dapatlah masyarakat Indonesia untuk melaksanakan hak dan kewajiban dengan sebaik-baiknya, dan oleh karena itulah pemerintah menyadari pentingnya eksistensi pers sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dan masyarakat, sehingga dikenal bahwasanya pers sebagai kekuatan keempat the fourth estate setelah lembaga eksekutif, lembaga legislatif, dan lembaga yudikatif.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Komunikasi FISIP USU Terhadap Proses Komunikasi Dalam Bimbingan Skripsi)

4 95 99

Berita Demonstrasi Mahasiswa di Harian Waspada dan Harian Analisa (Analisis Framing Terhadap Berita Demonstrasi Mahasiswa Terkait Kebijakan Naiknya Harga BBM di Harian Waspada dan Harian Analisa)

1 42 153

Persepsi Mahasiswa Terhadap Standar Jurnalistik Citizen Journalism (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2008, 2009, dan 2010 Terhadap Standar Jurnalistik Artikel Tentang Tewasnya Osama Bin Laden di WWW.K

6 41 112

Opini Mahasiswa FISIP USU terhadap Pernyataan Tokoh Agama” (Studi Deskriptif Opini Mahasiswa FISIP USU terhadap Pemberitaan Pernyataan Tokoh Agama tentang Kebohongan Pemerintahan SBY di Harian Kompas)

1 66 107

Talk Show Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Tayangan “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 71 232

Pemberitaan Pansus Century Dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Pansus Century di Kompas Terhadap Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 32 108

Pemberitaan Terorisme dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional tentang hubungan antara Pemberitaan Terorisme di tvOne dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 181

Pemberitaan ISIS dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan Antara Pemberitaan ISIS di TV One dan Sikap Mahasiswa FISIP USU)

0 25 117

Marketing politik calon anggota DPR RI Ledia Hanifa Amaliah dalam pemilihan anggota DPR RI periode 2014-2019

1 15 154

Media Dan Politik (Analisis Korelasi Pengaruh Berita Politik Dalam Harian Tribun-Medan Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa FISIP USU)

0 10 120