Persamaan dan Perbedaan Pemikiran Antara keduanya

Qaradhawi setiap upaya yang bertujuan menghalalkan apa yang sudah jelas diharamkan Allah atau menjustifikasi pelanggaran hukum Allah dengan cara apapun karena dalil menyesuaikan diri dengan kondisi moderen atau pola Barat sehingga melepaskan kepribadian Islam, adalah sikap tidak sopan kepada Allah dan lancang kepada-Nya, lemah imannya dan kegoncangan dalam akidah serta keyakinan. 29

C. Persamaan dan Perbedaan Pemikiran Antara keduanya

Persamaan dalam pemikiran dari kedua tokoh ini dalam menyikapi berbagai macam pendapat ulama dan para ahli tentang status hukum yang menghalalkan bunga bank adalah mereka sama-sama menyikapinya berdasarkan analisis fikih, al-Qur’an dan sunnah serta pendapat para ulama klasik dan modern. Dan karena mereka berdua adalah seorang yang faqih tentunya faham betul pokok dari permasalahan yang terjadi yaitu dengan melihat mafhum mukhalafah dan mentaksis inti dari permasalan, dan merekapun sangat berhati-hati agar tidak melanggar kaidah hukum islam yang telah disepakati oleh Ushuliyyin. Sedangkan perbedaannya adalah, dalam menyikapi status hukum bunga bank Ibrahahim Hosen, menurut hemat penulis terjadi pergeseran pemikiran yaitu pandangan pertama berpendapat bahwa bunga bank adalah bukan riba dan karena itu hukumnya halal dan dalam pandangan kedua berpendapat bahwa bunga bank riba, dan karena itu hukumnya haram. Sedangkan Yusuf al-Qaradhawi dalam menyikapi 29 Ibid., h.143. status hukum bunga bank, menurut hemat penulis beliau konsisten mengatakan bahwa bunga bank itu riba dan hukumnya mutlak haram. Menurut hemat penulis yang melatarbelakangi perbedaan pemikiran dari kedua tokoh ini adalah keadaan dan kenyataan hidup yang terjadi pada saat itu, serta kondisi masyarkat yang berbeda, kondisi masyarakat di Indonesia pada saat itu hanya menggunakan bank konvensional dan memang belum terdapat bank syariah, sehingga Ibrahim Hosen menurut asumsi penulis berdasarkan qaidah fiqih pada permasalahan ini, yaitu Tagayyarul ahkam bitayyarul azminah, walamkinah, walahwal. Artinya Berubahnya hukum karena berubahnya zaman, tempat dan keadaan. Dan dari sinilah Ibrahim Hosen mengalami transformasi pemikiran yang beliau bahasakan sebagai ijtihad. Bahwa bunga bank bukan termasuk riba.

BAB III ARGUMEN

IBRAHIM HOSEN DAN YUSUF AL-QARADHAWI TERHADAP STATUS HUKUM BUNGA BANK

A. Pendapat Ulama dan Para Ahli Terhadap Status Hukum Bunga Bank

Dalam pembahasan bab ini penulis akan memaparkan pendapat status hukum bunga bank dari berbagai macam pendapat ulama dan para ahli, kemudian Ibrahim Hosen dan Yusuf al-Qaradhawi memberikan argumen dari pendapat itu. 1. Pendapat Yang Mengatakan Bahwa Bunga Bank Tidak Termasuk Kategori Riba Yang Terlarang. Sebab yang dilarang adalah pinjaman yang bunganya berlipat ganda sebagaimana yang terjadi di zaman Jahiliyah, sejalan dengan mafhum mukhalafah ayat:               Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. Ali Imran, 130 Demikian pandangan Syekh Abdul Aziz Jawaisy. 1 Sementara kalangan masyarakat kita juga ada yang berpendapat demikian. 1 Ibrahim Hosen, Kajian Tentang Bunga Bank Menurut Hukum Islam, makalah disampaikan pada “Lokakarya Bunga Bank dan Perbankan”. Cisarua-Bogor, 19-22 Agustus 1990, h. 13. 63