Rukun dan Syarat Ijarah Muntahiya Bittamlik

2. Syarat-syarat ketentuan yang berlaku tentang Ijarah Muntahiya Bittamlik: a. Pihak yang melakukan Ijarah Muntahiya Bittamlik harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu, akad pemindahan kepemilikan baik dengan jual beli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah selesai b. Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati diawal akad ijarah adalah wa’d, yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa ijarah selesai. Menurut peraturan Bank Indonesia kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan Ijarah Muntahiya Bittamlik IMBT berlaku pula persyaratan sebagai berikut: 7 1. IMBT harus disepakati ketika akad ijarah ditandatangani dan kesepakatan tersebut wajib dituangkan dalam ijarah yang dimaksud. 2. Pelaksanaan Ijarah Muntahiya Bittamlik atau pengalihan kepemilikan kepada penyewa hanya dapat dilakukan setelah akad ijarah dipenuhi. 3. Bank wajib mengalihkan kepemilikan barang sewa kepada nasabah berdasarkan bai ’ hibah pada akhir periode perjanjian sewa. 4. Pengalihan kepemilikan barang sewa kepada penyewa dituangkan dalam akad tersendiri setelah masa ijarah selesai. Selain itu ketentuan ijarah berlaku pula pada akad IMBT sebagai berikut: a. Bank dapat membiayai pengadaan objek sewa berupa barang yang telah dimiliki bank. 7 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 746PBI2005. Bab II paragraph 3 Pasal 16. h. 19- 20 b. Objek dan manfaat barang sewa harus dapat dinilai dan diidentifikasikan secara spesifik dan dinyatakan dengan jelas termasuk pembayaran sewa dan jangka waktunya. c. Bank wajib menyediakan barang sewa, menjamin pemenuhan kualitas maupun kuantitas barang sewa serta ketepatan waktu penyediaan barang sewa sesuai kesepakatan. 4. Bank wajib menanggung biaya pemeliharaan barangasset sewa yang sifatnya materiil dan struktural sesuai kesepakatan. 5. Bank dapat mewakilkan kepada nasabah untuk mencarikan barang yang akan disewakan oleh nasabah. 6. Nasabah wajib membayar sewa secara tunai dan menjaga keutuhan barang sewa, dan menanggung biaya pemeliharaan barang sewa sesuai kesepakatan. 7. Nasabah tidak bertanggung jawab atas kerusakan barang sewa yang terjadi bukan karena pelanggaran perjanjian atau kelalaian nasabah.

C. Landasan Hukum Ijarah Muntahiya Bittamlik

Adapun yang menjadi landasan hukum Ijarah Muntahiya Bittamlik adalah : 1. Hadis Nabi riwayat Abd. Razzaq dan Abu Hurairah dan Abu Sa’id al- Khudri, nabi saw bersabda : Artinya : “Barang siapa mempekerjakan mereka beritahukanlah upahnya .” Maksud dari hadis ini jika kita mempekerjakan seseorang untuk bekerja dengan kita maka berikan haknya upah dan beritaahukanlah berapa upah yang harus kita bayar kepada mereka yang telah membantu kita. Karena kita telah mendapatkan suatu manfaat yang telah dikerjakan oleh orang tersebut untuk kita. 2. Hadis Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i dari Sa’ad Ibn Waqqash, dengan teks Abu Daud, ia berkata : Artinya : Dari Sa’id bin Abi Waqash ra berkata “Kami pernah menyewakan tanah dengan bayaran hasil tanaman yang tumbuh pada parit dan tempat yang teraliri air, maka rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu dengan emas atau perak uang.” 8 Maksud hadis ini bahwa dalam prakterk ijarah pembayaran atas sewaan barang yaitu dengan uang bukan dengan barang lagi, para nasabah membayar kepada bank berupa uang sesuai dengan apa yang mereka sepakati di awal akad. 3. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari „Abd bin „Auf al-Muzani, Nabi saw bersabda : 8 Al-Hafiz Abi Sulaiman bin Al- Asy’af Al-Sijistani, sunan Abi Daud, Kitabul buyu’, Kairo, Darul Fikr, 1990, h.192.

Dokumen yang terkait

Manajemen pembiayaan mudhararah bermasalah : studi pada bank muamalat indonesia ,tbk

0 8 140

Pembiayaan ijarah muntahiya bittamlik pada perbankan sy ari' ah (studi pada pt. Bank muamalat indonesia. Tbk)

1 6 113

Manajemen resiko bank Islam (penanganan pembiayaan bermasalah dalam produk pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia cabang pembantu Panyabungan) - Repository UIN Sumatera Utara

0 2 1

Manajemen resiko bank Islam (penanganan pembiayaan bermasalah dalam produk pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia cabang pembantu Panyabungan) - Repository UIN Sumatera Utara

0 4 3

Manajemen resiko bank Islam (penanganan pembiayaan bermasalah dalam produk pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia cabang pembantu Panyabungan) - Repository UIN Sumatera Utara BAB I JUREID

0 0 11

Manajemen resiko bank Islam (penanganan pembiayaan bermasalah dalam produk pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia cabang pembantu Panyabungan) - Repository UIN Sumatera Utara BAB II JUREID

1 5 85

Manajemen resiko bank Islam (penanganan pembiayaan bermasalah dalam produk pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia cabang pembantu Panyabungan) - Repository UIN Sumatera Utara BAB III JUREID

0 0 9

Manajemen resiko bank Islam (penanganan pembiayaan bermasalah dalam produk pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia cabang pembantu Panyabungan) - Repository UIN Sumatera Utara BAB IV JUREID

7 41 59

Manajemen resiko bank Islam (penanganan pembiayaan bermasalah dalam produk pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia cabang pembantu Panyabungan) - Repository UIN Sumatera Utara BAB V JUREID

0 0 2

Manajemen resiko bank Islam (penanganan pembiayaan bermasalah dalam produk pembiayaan pada PT. Bank Muamalat Indonesia cabang pembantu Panyabungan) - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 5