Landasan Hukum Ijarah Muntahiya Bittamlik
Artinya : “Barang siapa mempekerjakan mereka beritahukanlah upahnya
.” Maksud dari hadis ini jika kita mempekerjakan seseorang untuk bekerja
dengan kita maka berikan haknya upah dan beritaahukanlah berapa upah yang harus kita bayar kepada mereka yang telah membantu kita. Karena kita telah
mendapatkan suatu manfaat yang telah dikerjakan oleh orang tersebut untuk kita. 2.
Hadis Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i dari Sa’ad Ibn Waqqash, dengan teks Abu Daud, ia berkata :
Artinya : Dari Sa’id bin Abi Waqash ra berkata “Kami pernah menyewakan
tanah dengan bayaran hasil tanaman yang tumbuh pada parit dan tempat yang teraliri air, maka rasulullah melarang kami
melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu dengan emas atau perak uang.”
8
Maksud hadis ini bahwa dalam prakterk ijarah pembayaran atas sewaan barang yaitu dengan uang bukan dengan barang lagi, para nasabah membayar
kepada bank berupa uang sesuai dengan apa yang mereka sepakati di awal akad. 3.
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari „Abd bin „Auf al-Muzani, Nabi saw bersabda :
8
Al-Hafiz Abi Sulaiman bin Al- Asy’af Al-Sijistani, sunan Abi Daud, Kitabul buyu’,
Kairo, Darul Fikr, 1990, h.192.
Artinya : Dari Kasir bin Abdullah bin Umar bin „Auf al-Muzani dari kakeknya, Sesungguhnya rasulullah saw bersabda :“Perjanjian
boleh dilakukan diantara kaum Muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau yang menghalalkan yang
haram; dan kaum mMuslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram.
” 4.
Hadis Nabi riwayat Ahmad dari dari Ibnu Mas’ud :
Artinya : Dari Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud ra dari bapaknya
berkata : “Rasulullah melarang dua bentuk akad dalam satu
transaksi. ”
9
Berdasarkan hadis di atas ada pula pendapat lain yang mengemukakan
bahwa Ijarah Muntahiya Bittamlik bukanlah dua bentuk akad dalam satu transakasi karena dalam prakteknya tidak menggunakan dua akad dalam satu
waktu, melainkan menggunakan akad sewa ijarah tetapi diawal perjanjian pihak bank telah berjanji akan menghibahkan barang sewaan diakhir masa sewa kepada
nasabah. Maka dari itu Ijarah Muntahiya Bittamlik diperbolehkan karena segala
9
Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Ahmad bin Hambal, Bab musnad Abdullah bin Mas’ud, Sabbah Musnad Muhtsinina Minassahabi, h.595.
kejelasan didalam transaksinya disebutkan pada awal akad sehingga tidak ada unsur gharar.