Analisis Terhadap Eksekusi Putusan Pengadilan Agama Tentang

D. Analisis Terhadap Eksekusi Putusan Pengadilan Agama Tentang

Pemeliharaan dan Nafkah Anak Seorang anak pada permulaan hidupnya sampai umur tertentu memerlukaan orang lain dalam kehidupannya, baik dalam pertumbuhan fisiknya, maupun dalam pembentukan akhlaknya. Seseorang yang melakukan tugas hadhanah sangat berperan dalam hal tersebut, begitu pula peran seorang ayah yang berkewajiban dalam membiayai nafkah pemeliharaan dan pendidikan seorang anak agar si anak tersebut dapat menjadi seseorang yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara kelak, mengingat tanggung jawab anak sebagai generasi penerus. Untuk kepentingan seorang anak, sikap perduli dari kedua orangtua terhadap masalah hadhanah dan tanggung jawab biaya nafkah memang sangat diperlukan. Jika tidak, maka bisa mengakibatkan seorang anak tumbuh, tidak terpelihara dan tidak terarah seperti yang diharapkan. Oleh sebab itu yang paling diharapkan adalah keterpaduan keduanya yang akan bisa diwujudkan selama kedua orangtuanya itu masih tetap dalam hubungan suami istri. Dalam suasana yang demikian, kendatipun tugas hadhanah akan lebih banyak dilakukan oleh pihak ibu, namun peranan seorang ayah tidak bisa diabaikan, baik dalam memenuhi segala kebutuhan yang memperlancar tugas hadhanah, maupun dalam menciptakan suasana damai dalam rumah tangga dimana anak diasuh dan dibesarkan. Harapan seperti tersebut di atas tidak akan terwujud, bilamana terjadi perceraian antara ayah dan ibu si anak. Peristiwa perceraian apapun alasannya merupakan malapetaka bagi anak, di saat itu si anak tidak lagi dapat merasakan Universitas Sumatera Utara nikmat kasih sayang dari kedua orangtuanya. Padahal merasakan kasih sayang kedua orangtua merupakan unsure penting bagi pertumbuhan mental seorang anak. Pecahnya rumah tangga kedua orangtua, tidak jarang membawa kepada terlantarnya pengasuhan anak. Itulah sebabnya menurut ajaran Islam perceraian sedapat mungkin harus dihindarkan. 58 a. berakal sehat Dari beberapa perkara yang dijadikan sample seperti yang telah dikemukakan di atas, akan dianalisa dari aspek hukum materi yang berkaitan dengan masalah hukum perdata. Apabila dianalisa dari aspek hukum materiil, terhadap perkara yang diproses di Pengadilan Agama Binjai, dalam pemeriksaan perkara Register Nomor 119Pdt.G2008PA. BJI, ada terungkap bahwa pihak Termohon meninggalkan Pemohon dari kediaman mereka bersama dan kembali ke rumah orangtua si Termohon. Dalam hal ini Majelis Hakim tidak mempertimbangkannya secara langsung atas keberatan dari Pemohon tersebut. Jika hal itu ditinjau dari persyaratan seseorang dianggap dapat melakukan hadhanah adalah : b. sudah dewasa c. mempunyai kemampuan dan keahlian d. amanah dan berbudi luhur e. beragama Islam f. Ibunya belum kawin g. merdeka atau bukan budak 58 Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Yurisprudensi Peradilan Agama Dan Analisa, Jakarta : Yayasan Al-Hikmah, 1955, hlm. 250 Universitas Sumatera Utara Dengan demikian perginya Termohon dari kediaman bersama dan kembali ke rumah orangtua Termohon tidak menghilangkan hak Termohon melakukan hadhanah terhadap anaknya yang belum mumayyiz sebagaimana diatur dalam Pasal 105 huruf a Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan “pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya”. Dan nafkah untuk anak adalah kewajiban atas ayah dari anak tersbeut sesuai dengan kemampuannya. Perkara Register Nomor 24Pdt.G2009PA.BJI. Pemohon mendalilkan bahwa trmohon sebagai ibu dari anak-anaknya tidak memperdulikan dan tidak mau mengasuh serta merawat anak Pemohon-Termohon. Dalam perkara ini tidak ada ditintut tentang pemeliharaan anak maupun tanggung jawab nafkah anak. Sehingga Hakim tidak memutus mengenai hal tersebut. Hal ini sesuai dengan asas Hukum Perdata yaitu Ultra Petitum Partium. Pemeliharaan anak dalam perkara tersebut dilakukan oleh ibu si Pemohon, jika ditinjau berdasarkan Pasal 156 huruf a yang menyatakan “anak yang belum mummayiz berhak mendapat hadhanah dari ibunya, kecuali ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya digantikan oleh : a. wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ibu b. ayah c. wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah d. saudara perempuan dari anak yang bersangkutan e. wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ibu f. wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah Universitas Sumatera Utara Oleh karena hak pengasuhan terhadap anak setelah ibu adalah wanita- wanita dalam garis lurus ke atas dari ibu nenek dari pihak ibu setelah itu baru ayah, karena dalam perkara tersbeut yang terjadi adalah anak Pemohon-Termohon dipelihara dan dibiayai oleh ibu dari si Pemohon, maka seharusnya Pemohon harus juga menyertakan suatu dalil yang menyatakan keadaan nenek dari pihak ayah tersebut. Perkara dengan Register Nomor 66Pdt.G2009PA. BJI yang terjadi adalah Termohon pergi meninggalkan Pemohon selama 2 tahun berturut-turut tanpa sebab dan alasan yang jelas dan telah tidak memperdulikan Pemohon selama enam bulan lamanya. Karena hal tersebut maka hak pemeliharaan beserta tanggung jawab nafkah anak tersebut diputuskan berada di tangan Pemohon, karena Termohon tidak diketahui lagi keberadaannya. Dalam hal ini sesuai dengan yang telah diatur dalam Pasal 19 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 bahwa perceraian dapat terjadi karena salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 dua tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya. Hal tersebut dilakukan oleh istri untuk memperjelas status hukumnya dan untuk menghindari ketakutan bahwa suatu saat suami yang telah lama pergi meninggalkan istri dan anaknya dapat kembali dan mungkin mengambil secara paksa anak yang selama ini dirawatnya sendirian. Selanjutnya dalam perkara Register Nomor 73Pdt.G2009PA.BJI, hak pemeliharaan anak juga diputuskan berada di tangan Penggugat Rekonvensi Termohon Konvensi, mengingat anak tersebut masih di bawah umur dan demi Universitas Sumatera Utara perkembangan jasmani dan rohani si anak tersebut yang masih memerlukan kasih sayang seorang ibu, dan di persidangan tersebut tidak ada ditemukan cacat yang dapat menggugurkan hak Penggugat Rekonvensi sebagai pemegang hak hadhanah. Tanggung jawab nafkah pemeliharaan dan pendidikan anak diserahkan kepada ayah sesuai dengan kemampuannya. Perkara dengan Register Nomor87Pdt.G2009PA.BJI juga tidak ada masalah mengenai pemeliharaan anak dan tanggung jawab nafkah terhadap anak. Pengadilan memutuskan hak hadhanah berada di tangan si ibu dan tanggung jawab nafkah berada di tangan si ayah sesuai kemampuannya. Tidak ada pihak yang berkeberatan atas putusan Pengadilan tersebut. Dalam perkara dengan Register Nomor 153Pdt.G2009PA.BJI hak pemeliharaan anak dan tanggung jawab nafkah pemeliharaan dan pendidikan anak berada di tangan si ibu karena Termohon ayah dalam hal ini telah pergi meninggalkan si Pemohon ibu selama dua tahun berturut-turut dan telah tidak memperdulikan si Pemohon selama enam bulan lamanya. Biasanya dalam perkara seperti ini, hal mana suami meninggalkan istri selama dua tahun berturut-turut tanpa sebab dan alasan yang jelas, maka cerai gugat yang diajukan si istri adalah untuk menguatkan status hukum istri melalui pemutusan perkawinan dengan putusan Pengadilan dan untuk menghindarkan apabila suatu saat suami yang telah lama pergi tersebut kembali dan ingin mengambil anak dari tangan si ibu yang selama ini telah memelihara dan membiayai anak mereka sendirian, tanpa tanggung jawab dari suami. 59 59 Berdasarkan hasil penelitian pada Pengadilan Agama Binjai Universitas Sumatera Utara Perkara dengan Register Nomor 189Pdt.G2009PA.BJI juga tidak ada masalah mengenai pemeliharaan anak dan tanggung jawab nafkah pemeliharaan dan pendidikan anak mereka. Sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan bahwa hak pemeliharaan anak di bawah umur berada di tangan ibu dan tanggung jawab nafkah pemeliharaan dan pendidikan anak berada di tangan ayah. Dari analisis terhadap eksekusi putusan Pengadilan Agama tentang pemeliharaan dan tanggung jawab nafkah terhadap anak di bawah umur, perlunya pemahaman dari para pencari keadilan apa-apa yang harus diajukan dan dicantumkan dalam suatu surat gugat yang berkaitan dengan pemeliharaan anak dan tanggung jawab nafkah pemeliharaan dan pendidikan anak, supaya gugatannya tidak menjadi hampa ilusior karena haknya yang telah ditetapkan dalam putusan tidak bida diperolehnya. Pejabat kepaniteraan Pengadilan dapat memberikan petunjuk tentang hal tersebut sehingga penyelesaian perkara tidak terhalang sesuai dengan ketentuan Pasal 119 HIR dan Pasal 143 RBg yang menyebutkan bahwa Ketua Pengadilan Negeri berwenang untuk memberi nasihat dan bantuan kepada penggugat atau kepada kuasanya dalam hal mengajukan gugatannya itu. Begitu juga hakim perlu memberikan pertimbangan dan amar putusan yang lengkap sehingga putusan itu betul-betul untuk menyelesaikan suatu perkarasengketa. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TENTANG

PEMELIHARAAN DAN NAFKAH ANAK Mengenai pelaksanaan Putusan Pengadilan tentang pemeliharaan dan nafkah anak pada umumnya yang sering menjadi masalah dalam pelaksanaannya adalah mengenai tanggung jawab biaya nafkah anak yang pada umumnya dibebankan pada orangtua laki-laki. Berdasarkan jawaban responden, setelah putusan Pengadilan memutuskan bahwa mengenai tanggung jawab biaya nafkah anak dibebankan kepada orangtua laki-laki, hanya beberapa bulan pertama saja ayah bekas suami melaksanakan tanggung jawabnya membiayai pemeliharaan dan pendidikan anak, setelah beberapa bulan berikutnya ayah melalaikan tanggung jawabnya tersebut dan tidak memberikan nafkah pemeliharaan dan pendidikan terhadap anak-anaknya. Sebagaimana telah dikemukakan pada uraian terdahulu bahwa prinsip hukum mengenai biaya nafkah anak setelah terjadinya perceraian, pada prinsipnya membebankan kewajiban itu kepada orangtua laki-laki. Akan tetapi hal tersebut merupakan prinsip hukum das sollen, dalam kenyataannya meskipun biaya nafkah anak setelah terjadinya perceraian merupakan tanggung jawab orangtua laki-laki, pada prakteknya dalam proses peradilan, tuntutan biaya nafkah anak harus turut dimintakan dalam proses persidangan. Tidak semua putusan Pengadilan Agama yang memutus perceraian, memutus pula tentang biaya nafkah anak. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENETAPAN UANG NAFKAH SEBAGAI TUNJANGAN PEMELIHARAAN ANAK AKIBAT PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SLEMAN

0 3 92

PENDAHULUAN Pelimpahan Hak Asuh Anak di bawah Umur Akibat Perceraian (studi kasus Pengadilan Agama Surakarta).

0 2 11

PELIMPAHAN HAK ASUH ANAK DIBAWAH UMUR AKIBAT PERCERAIAN Pelimpahan Hak Asuh Anak di bawah Umur Akibat Perceraian (studi kasus Pengadilan Agama Surakarta).

0 3 13

PELIMPAHAN HAK ASUH ANAK DIBAWAH UMUR AKIBAT PERCERAIAN Pelimpahan Hak Asuh Anak di bawah Umur Akibat Perceraian(studi kasus Pengadilan Agama Surakarta).

0 3 13

PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DAN AKIBATNYA (Studi Putusan Perceraian pada Pasangan di Bawah Umur Perkawinan Di Bawah Umur Dan Akibatnya(Studi Putusan Perceraian pada Pasangan di Bawah Umur di Pengadilan Agama Surakarta dan Pengadilan Agama Karanganyar).

0 2 16

SKRIPSI Perkawinan Di Bawah Umur Dan Akibatnya(Studi Putusan Perceraian pada Pasangan di Bawah Umur di Pengadilan Agama Surakarta dan Pengadilan Agama Karanganyar).

0 1 14

PENDAHULUAN Perkawinan Di Bawah Umur Dan Akibatnya(Studi Putusan Perceraian pada Pasangan di Bawah Umur di Pengadilan Agama Surakarta dan Pengadilan Agama Karanganyar).

0 3 16

HAK ASUH ANAK DI BAWAH UMUR AKIBAT PERCERAIAN (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SRAGEN).

0 1 15

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HAK ASUH ANAK (STUDI PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA SURAKARTA NOMOR : 0536PDT.G2012PA.SKA.)

0 0 11

BAB II KARAKTER HADHANAH PADA PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MEDAN DARI TAHUN 2010-2012 1. Perceraian Dan Akibat Hukum Terhadap Anak a. Perceraian - Analisis Hadhanah Pada Putusan Hadhanah Di Pengadilan Agama Medan (Studi Putusan Pengadilan Agama Medan Tahun 20

0 0 31