mengkisahkan sebuah peristiwa yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang terjadi akibat berbagai macam persoalan misalnya perselisihan adu
kekuasaan, akibat melanggar sumpah atau janji padan, kesalah pahaman dan lain sebagainya.
1.5.3 Hubungan Sastra dengan Sosiologi
Dari penjelasan di atas telah dinyatakan bahwa sosiologi berbicara tentang masyarakat. Sosiologi adalah telaah objektif dan ilmiah tentang
manusia dalam suatu masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan berusaha untuk menyelidiki bagaimana masyarakat tersebut, kelangsungan,
dan kelanjutanya. Hal ini juga berhubungan dengan sastra yang juga berurusan dengan manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Damono 1984:6 mengatakan : “Sosiologi adalah telaah objkektif dan ilmiah tentang manusia dan
masyarakat, telaah tentang lembaga dan proses sosial. Sosiologi mencoba mencari tahu bagaimana masyarakat dimugkinkan, bagaimana ia tetap ada,
bagaimana ia berlangsung” Tentang sastra Damono 1984:6 mengatakan :
“Sastra adalah lembaga sosial yang mempergunakan bahasa sebagai medium, bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan
gambaran kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam
Universitas Sumatera Utara
paengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dengan orang seorang, antara manusia, antarperistiwa yang terjadi
dalam bathin seseorang”.
Berdasarkan apa yang dikutip di atas mengenai sosiologi dan sastra maka dapat dikatakan bahwa sosiologi dan sastra memiliki objek yang sama yakni
sama-sama berurusan dengan masyarakat. Dalam hubungan inilah terjadi suatu disiplin ilmu yang baru yaitu sosiologi sastra.
Sosiologi sastra bertolak dari pandangan bahwa sastra adalah pencerminan masyarakat.
Atar Semi 1984:46 menyatakan : Sosiologi sastra adalah analisis sosiologi sastra adalah analisis sosiologi
terhadap karya sastra. Wellek dan Warren dalam Melani Budianta, 1989:11- 12 mengemukakan analisis sosiologi sastra mempunyai tiga klasifikasi yaitu :
Pertama,adalah sosiologi pengarang, profesi pengarang dan institusi sastra. Yang kedua, adalah isi karya sastra, tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat
dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah sosial. Yang terakhir adalah permasalahan pembaca dan dampak sosial karya sastra.sejauh
mana sastra ditentukan atau tergantung dari latar sosial, perubahan dan perkembangan sosial, adalah pertanyaan yang termasuk dalam ketiga jenis
permasalahan di atas.
Di dalam memahami sastra, keberadaan sosiologi sebagai ilmu bantu dalam memahami sastra sangat besar. Ini karena sosiologilah akan dapat
Universitas Sumatera Utara
diketahui seluk beluk kehidupan masyarakat. Hal ini sehubungan dengan pendapat Abrams dalam Warren, 1988:36, cenderung untuk membicarakan
kesusastraan dalam hubunganya dengan masalah-masalah sebenarnya di luar kesusastraan itu sendiri. Ia berpendapat bahwa kesusatraan sebagai satu dengan
kehidupan dan melihat kesusastraan sebagai satu cara untuk mengekspresikan atau menciptakan semula pengalaman hidup dalam bentuk kata-kata.
Walaupun sosiologi dan sastra mempunyai hubungan yang erat karena persamaan objek yang dibahas, namun hakekatnya keduanya juga mempunyai
perbedaan. Perbedaan tersebut terdapat pada cara meneliti objek yang dibahas. Damono 1984:7 mengatakan :
“Perbedaan antara keduanya sosiologi dan sastra adalah bahwa sosiologi melakukan analisis ilmiah yang objektif, sedangkan sastra novel menyusup
menembus permukaan kehidupan sosial dan menunjukkan cara-cara manusia menghayati masyarakat dengan perasaanya”.
Adanya analisis ilmiah objektif ini menyebabkan seandainya ada dua orang ahli sosiologi mengadakan paenelitian atas satu masyarakat yang sama,
hasil penelitian itu besar kemungkinan menunjukkan persamaan juga. Seandainya dua orang novelis menulis tentang suatu masyarakat yang sama
hasilnya cenderung berbeda sebab cara manusia menghayati masyarakat dengan perasaan itu berbeda-beda menurut pandangan orang-orang.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat kita pahami, pendekatan sosiologi lebih bersesuaian untuk dijadikan acuan dalam mempelajari masyarakat. Ini
karena sosiologi mengungkapkan masyarakat berdasarkan kenyataan dan sesuai dengan disiplin ilmu yang akan dapat kita pertanggungjawabkan
kebenaranya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa antara sosiologi dan sastra jelas mempunyai persamaan-persamaan dan perbedaan-
perbedaanya. Walau sastra sebagai cerminan masyarakat namun sastra tidak dapat berdiri sendiri sebagai fakta yang ilmiah karena membutuhkan
pendakatan sosiologi.
1.6 Teori Yang digunakan