Pengertian Sosiologi Sastra Kepustakaan Yang Relevan

Berdasarkan batasan tersebut Sumarjo 1991:3 mendefinisikan sastra sebagai berikut : “Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, ide, keyakinan dalam bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa” Defenisi sastra yang diberikan hanyalah bersifat deskripsi saja dan dapat mencakup semua karya sastra yang disebut bermutu atau tidak bermutu dalam suatu zaman. Telah disebutkan bahwa bahan untuk mewujudkan sastra adalah bahasa. Bahasa dalam sastra dapat berwujud lisan dan melahirkan sastra lisan. Tetapi dapat juga berwujud tulisan yang melahirkan sastra lisan.

1.5.2 Pengertian Sosiologi Sastra

Secara etimologi, sosiologi berasal dari dua kata yaitu Socius dan Logos. Socius berarti kawan, dan logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi jika dilihat dari asal katanya, maka sosiologi itu berarti berbicara tentang masyarakat, atau dengan perkataan lain ilmu yang membicarakan tentang masyarakat. Seorang filosof Prancis yang dikenal juga sebagai ahli sosiologis bernama Aguste Comte telah banyak menulis buku-buku yang merupakan pendekatan dalam meneliti masyarakat. Sehingga demikian penelitian terhadap soal-soal kemasyarakatan dan gejala-gejala masyarakat semakin meningkat. Universitas Sumatera Utara Untuk lebih jelasnya tentu tentang apa yang dimaksudkan dengan sosiologi itu, maka di bawah ini beberapa pendapat para ahli. Menurut Van Doorn dan Hammers dalam Soekamto, 1990:15 menyatakan, sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur stabil. Selanjutnya menurut Soelo Soemardjan dan Solaeman Soemardi 1974:29 menyatakan : “Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.” Struktur sosial adalah keseluruhan, jalinan antara unsur-unsur sosial norma-norma, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial.” Berdasarkan batasan sosiologi yang telah diutarakan di atas, dalam mengungkapkan memang berbeda, namun suatu hal yang harus dipegang bahwa batasan yang di kemukakan oleh para ahli tersebut tertumpu pada suatu kajian yakni membicarakan masalah-masalah atau gejala-gejala sosial masyarakat dan menjadikan masyarakat sebagai objek penelitian. Sosiologi disebut sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi persyaratan suatu ilmu pengetahuan yakni : 1. Sosiologi bersifat empiris yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut didasarkan kepada observasi dengan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif Universitas Sumatera Utara 2. Sosiologi bersifat teoritis, ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha untuk menyusun abstrak dari hasil-hasil observasi tersebut sehingga merupakan kerangka pada unsur-unsur yang tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat 3. Sosiologi bersifat kumulatif, yang berarti bahwa teori-teori yang sudah ada diperbaiki dan diperluaskan 4. Sosiologi bersifat non-etnis, karena tidak mempersoalkan baik buruk fakta melainkan hanya memperjelaskan fakta Sosiologi sastra berdasarkan proyeksi bahwa karya sastra merupakan refleksi masyarakat pada zaman karya sastra itu ditulis, yaitu masyarakat yang melingkupi penulis sebab sebagai anggota sehingga penulis tidak terlepas darinya. Menurut Laurenson 1972 dalam Fananie 2000:133 terdapat tiga perspektif yang berkaitan dengan sosiologi sastra perspektif yang dimaksud ialah: 1. Perspektif yang memandang sastra sebagai dokumen sosial yang di dalamnya merupakan refleksi situasi pada masa sastra tersebut diciptakan. 2. Perspektip yang mencerminkan situasi sosial penulisnya. 3. Model yang dipakai karya sastra tersebut sebagai menifestasi dari kondisi sosial budaya atau peristiwa sejarah. Universitas Sumatera Utara Dalam ilmu sosial tidak ada yang kurang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan beberapa jumlah manusia yang harus ada, akan tetapi paling sedikit dua orang yang hidup bersama. Jika manusia berkumpul maka manusia yang baru akan lahir pula. Manusia muncul dapat juga berkomunikasi, membantu, dan berhubungan dalam konteks sosial untuk mencapai keinginan dalam kehidupannya. Sosiologi dalam kehidupan masyarakat dapat diartikan sebagai ilmu atau kelompok pengetahuan yang sistematis tentang kehidupan manusia dalam hubungannya dengan manusia-manusia lainnya serta peroses pembudayaannya. Ilmu sosiologi dapat dipergunakan masyarakat untuk mencari tentang nilai-nilai sosiologi dalam sebuah cerita maupun legenda dapat diwujudkan untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Seperti yang diuraikan di atas bahwa dalam mencari nilai-nilai sosial dalam sebuah cerita ataupun legenda, dapat dipergunakan sebuah perspektif dari teori sosiologi sastra yaitu perspektif yang mencerminkan situasi sosial penulisnya . Persperktif sebagai cerminan status sosial dapat digambarkan bagaimana status sosial penulis dalam situasi legenda itu terjadi, sehingga dapat menyampaikan nilai-nilai sosial yang harus dipahami oleh pembaca terlebih kepada masyarakat penganutnya. Dalam sebuah cerita atau legenda Universitas Sumatera Utara mengkisahkan sebuah peristiwa yang terjadi dalam lingkungan masyarakat yang terjadi akibat berbagai macam persoalan misalnya perselisihan adu kekuasaan, akibat melanggar sumpah atau janji padan, kesalah pahaman dan lain sebagainya.

1.5.3 Hubungan Sastra dengan Sosiologi