mampu menghadapi ketidaksamaan informasi yang disediakan oleh sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan
dan menerapkan informasi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa
tujuan diadakannya pendidikan pemakai pada perpustakaan terutama untuk meningkatkan minat dan keterampilan pengguna sehingga dengan demikian
pengguna perpustakaan akan menyadari arti penting memanfaatkan perpustakaan dengan lebih secara lebih maksimal, yang artinya pengguna diharapkan memiliki
sifat kritis terhadap segala informasi yang diserap serta mampu menilai secara objektif informasi tersebut sehingga dapat lebih selektif menerapkan jenis
informasi ke dalam kehidupannya.
2.6.2 Manfaat Pendidikan Pemakai
Pendidikan pemakai yang diberikan oleh perpustakaan pasti memiliki manfaat bagi pengguna perpustakaan. Ada beberapa manfaat pendidikan pemakai
yang mendukung tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan pemakai. Menurut Ratnaningsih 1994 : 2 pemberian pendidikan pemakai sangat bermanfaat bagi
kedua belah pihak yaitu : 1.
Dari Segi Pengguna, dengan diperolehnya bekal tehnik dan strategi pemanfaatan perpustakaan maka menambah rasa percaya diri dalam
penemuan koleksiinformasi yang dibutuhkan, serta mampu memilih informasi yang spesifik bagi dirinya dengan cepat dan tepat.
2. Bagi Perpustakaan, kegiatan pendidikan pemakai dapat meningkatkan
citra perpustakaan dan pustakawannya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat pendidikan pemakai
adalah untuk memudahkan pengguna dalam mencari dan menelusur informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat.
2.6.3 Metode Pendidikan Pemakai
Program pendidikan pemakai yang diterapkan perpustakan pada dasarnya memiliki berbagai metode. Metode adalah “Suatu cara atau jalan untuk
memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah” Subagyo, 1997 : 50. Jadi dengan demikian dapat dirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai
Universitas Sumatera Utara
adalah cara penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis.
Kosterman 1978 : 269 menyarankan bahwa suatu metode pengajaran harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dapat mengkomunikasikan tujuan-tujuan yang telah dibuat.
2. Dapat membuat peserta didik tertarik untuk memperhatikan dan
memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan.
3. Dapat mendorong peserta didik untuk ambil bagian dengan
menolongnya mempersiapkan pelajaran-pelajaran. 4.
Dapat ditindaklanjuti. 5.
Dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektivitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.
Sementara itu Hills dalam Fjallbrant 1978 : 33 menyebutkan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media pengajaran
untuk pendidikan pemakai perpustakaan ini, antara lain: 1.
Motivation Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya
ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu.
2. Activity
Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan
suatu rangkaian pekerjaan.
3. Understanding
Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan
permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
4. Feedback
Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran dalam pendidikan pemakai selayaknya memperhatikan berbagai aspek
dan dampak, baik terhadap pengguna maupun perpustakaan sendiri. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman 2004 : 95
disebutkan beberapa ragam pendidikan pengguna yaitu : 1 Orientasi perpustakaan dan 2 Tutorial pemanfaatan perpustakaan dan sumber-sumber
informasi.
Universitas Sumatera Utara
Definisi tentang orientasi perpustakaan dan tutorioal pemanfaatan perpustakaan dijelaskan sebagai berikut :
1. Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk
memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademikan.
2. Tutorial perpustakaan adalah mendidik pengguna agar dapat
menggunakan perpustakaan serta sumber-sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan
dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku
Pedoman, 2004 : 95 97.
Sementara itu Rice 1981 : 3 menguraikan beberapa jenjang atau tingkatan dalam proses pendidikan pemakai di perpustakaan sebagai berikut :
1. Orientasi Perpustakaan.
Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, biasanya diberikan ketika siswamahasiswa baru memasuki
suatu lembaga pendidikan bersangkutan, materinya antara lain :
Pengenalan Gedung Perpustakaan.
Pengenalan Katalog dan Alat Penelusuran lainnya.
Pengenalan beberapa sumber bacaan termasuk bahan-bahan rujukan dasar.
Tujuan yang ingin dicapai :
Mengenal fasilitas-fasilitas fisik gedung perpustakaan itu sendiri.
Mengenal bagian-bagian layanan dan staf dari tiap bagian secara tepat.
Mengenal layanan-layanan khusus seperti penelusuran melalui komputer, layanan peminjaman, dll.
Mengenal kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan, dll.
Mengenal pengorganisasian koleksi dengan tujuan untuk mengurangi kebingungan pemakai dalam mencari bahan-
bahan yang dibutuhkan.
Termotivasi untuk datang kembali dan menggunakan sumber- sumber yang ada di perpustakaan.
Terjalinnya komunikasi yang akrab antara pemakai dengan pustakawan.
2. Pengajaran Perpustakaan.
Materi yang diajarkan merupakan penjelasan lebih dalam lagi mengenai bahan-bahan perpustakaan secara spesifik, materinya antara
lain :
Teknik penggunaan indeks, katalog, bahan-bahan rujukan, dan alat-alat bibliografi.
Penggunaan bahan atau sumber pustaka sesuai dengan masing- masing jurusan.
Universitas Sumatera Utara
Melaksanakan teknik-teknik penelusuran informasi dalam sebuah tugas penelitian atau pembuatan karya ilmiah lainnya.
Tujuan yang ingin dicapai :
Dapat menggunakan pedoman pembaca untuk mencari bahan- bahan artikel.
Dapat menemukan buku-buku yang berhubungan dengan subyek khusus melalui katalog.
Dapat menggunakan bentuk mikro dan alat-alat baca lainnya secara tepat.
Dapat menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi Britanica dan Who’s Who.
Menemukan koleksi visual dan dapat menggunakannya.
Mengetahui sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan lain dan dapat melakukan permintaan peminjaman.
Melakukan suatu penelusuran dalam layanan pengindeksan seperti pada Pusat Informasi Sumber Pendidikan dan dapat
menemukan dan menggunakan hasil-hasil sitasi.
3. Pengajaran Bibliografi
Materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan mengadakan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun
karya akhir. Pada level ketiga ini bisa ditawarkan melalui kuliah formal sebagai bagian dari perkuliahan, baik ada nilai kreditnya atau
tidak. Materi yang ingin dicapai antar lain :
Informasi dan pengorganisasiannya.
Tajuk subyek, “Vocabulary Control” dalam penelitian, dan definisi suatu topik penelitian.
Macam-macam sumber untuk penelitian.
Membuat kerangka teknik dan perencanaan suatu karya penelitian.
Teknik-teknik membuat catatan dalam penelitian.
Gaya, catatan kaki, rujukan dan sumber bahan bacaan.
Strategi penelitian, kesempurnaan dalam penelitian, dan pemakaian yang tepat layanan koleksi yang diberikan
perpustakaan.
Membuatmenulis karya ilmiah
Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai , untuk keperluan penelitian kali ini peneliti membatasi hanya pada topik
orientasi perpustakaan. Teknik-teknik tersebut antara lain: Ceramah atau Kuliah Umum di Kelas, Wisata Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan dan
Tugas Mandiri, Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet. 1. Ceramah atau Kuliah Umum di Kelas
Penejelasan mengenai pengenalan dan pelayanan perpustakaan dapat diberikan di kelas dengan cara memberikan ceramah atau kuliah secara
umum atau melalui demonstrasi. Idealnya jumlah peserta perkelas
Universitas Sumatera Utara
kurang lebih antara 15-30 orang. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam metode ini para peserta diberikan beberapa tugas terstruktur dan
latihan yang memungkinkan mereka mampu menggunakan perpustakaan secara mandiri. Pelaksanaan metode ini selayaknya dapat
dilakukan dengan metode wisata perpustakaan, agar peserta lebih memahami dan akrab dengan dunia perpustakaan yang sebenarnya.
2 Wisata Perpustakaan
Beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan, antara lain :
o Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka
untuk beberapa pertanyaan. o
Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap kebingungan yang dialami pemakai.
o Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang
didiskusikan, misal: penggunaan katalog o
Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada.
o Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit.
o Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama
mengikuti wisata perpustakaan tersebut. 3. Penggunaan Audio Visual
Teknik ini biasanya dilakukan untuk wisata mandiri perindividual perorangan, di antaranya adalah penggunaan kaset, televisi, slide, dll.
Pemakai perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan dengan mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka dapat
mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan kemampuannya dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset.
Orientasi perpustakaan dapat juga dilakukan melalui penggunaan televisi, para peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan
mengenai berbagai hal, seperti: fasillitas perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan fungsinya masing-masing.
Slide dapat digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan pelayanan perpustakaan dengan memberikan keterangan-keterangan
yang diberikan oleh pemandu atau rekaman suara.
4. Permainan dan Tugas Mandiri Metode ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam
mengajarkan bagaimana cara menemukan informasi yang dibutuhkan. Biasanya lebih sesuai diterapkan untuk pemakai perpustakaan usia
anak Sekolah Dasar dan Menengah. Permainan sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan anak sehingga mereka lebih dapat
menikmati penggunaan perpustakaan. Biasanya metode ini dilakukan di tingkat lebih tinggi untuk menghilangkan kejenuhan yang mungkin
ada ketika proses pembelajaran dengan metode lain berlangsung.
5. Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri
mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamflet, dan biasanya diterapkan ketika peserta
melaksanakan wisata perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan berbagai pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan bahwa berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan
pemakai di perpustakaan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna perpustakaan itu sendiri.
2.6.4 Waktu dan Lokasi Program Pendidikan Pemakai 2.6.4.1 Waktu Program Pendidikan Pemakai