Pengawetan Lateks TINJAUAN PUSTAKA

Evi Sulistiani : Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Asam Lemak Yang Mudah Menguap VFA Pada Lateks Dalam Pembuatan Karet Remah Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009. - Fraksi serum, juga disebut fraksi C centrifuge serum mengandung sebagian komponen bukan karet yaitu air, karbohidrat, protein, dan ion – ion logam. - Fraksi bawah, terdiri dari partikel – partikel koloid yang bersifat gelatin, mengandung senyawa nitrogen, ion – ion kalsium dan magnesium. Komposisi kimia lateks Hevea segar secara garis besar adalah 25 – 40 karet poliisoprena C 5 H 8 n dan 60 – 70 bukan karet. Kandungan bukan karet adalah air terdiri dari : - Protein 1 – 15 glubin dan havein - Karbohidrat 1 – 2 sukrosa, glukosa, galaktosa, dan fruktosa - Lipida 1 – 1,5 gliserida, kholesterol dan fosfolipida - Ion – ion logam sekitar 0,5 K, Na, Ca, Mg, Fe, Cu, Mn dan lain – lain. Komposisi ini bervariasi tergantung pada jenis tanaman, umur tanaman, musim, sistem deres dan penggunaan stimulan. Lateks adalah suatu sistem koloid dimana partikel karet dilapisi oleh protein dan fosfolipida terdispersi di dalam air. Lateks segar mempunyai pH ± 6,8 sehingga partikel karet bermuatan negatif. Lapisan pelindung protein dan lipida dengan muatan negatif bersifat hidrolik, sehingga berinteraksi dengan molekul air. Molekul air tersebut sedemikian rupa membentuk lapisan disekeliling partikel karet menyebabkan partikel – pertikel karet tersebut terdispersi membentuk larutan koloid yang mantap PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009.

2.4 Pengawetan Lateks

Evi Sulistiani : Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Asam Lemak Yang Mudah Menguap VFA Pada Lateks Dalam Pembuatan Karet Remah Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009. Lateks pada saat keluar dari pembuluh lateks adalah dalam keadaan steril, tetapi lateks mempunyai komposisi yang cocok dan sangat baik bagi sebagai media tumbuh mikroorganisme, sehingga dengan cepat mikroba dari lingkungan akan mencemari lateks. Pertumbuhan mikroba di dalam lateks sangat pesat yaitu sekitar 1-10 juta selml lateks, tergantung waktu dan keadaan lingkungan lateks. Mikroba akan merusak bagian-bagian lateks terutama protein dan karbohidrat yang diubah menjadi asam-asam lemak eteris yaitu asam-asam yang mudah meguap seperti asam formiat, asetat dan propionat. Terbentuknya asam-asam di dalam lateks akan menurunkan pH, sehingga kemantapan lateks menjadi terganggu. Jumlah asam-asam lemak eteris di dalam lateks menggambarkan tingkat kebusukan lateks. Semakin tinggi bilangan ALE, maka mutu lateks semakin buruk Ompusunggu,1987. Untuk mencegah pertumbuhan mikroba di dalam lateks kaitannya dengan menjaga mutu kualitas, maka dalam penanganan lateks kebun harus dijaga kebersihan lingkungan kebun dan peralatan yang digunakan serta membubuhkan bahan pengawet ke dalam lateks sedini mungkin. Bahan pengawet lateks kebun yang banyak digunakan adalah ammonia karena harganya yang murah dan hasilnya cukup baik. Amonia akan bereaksi dengan air : NH 3 + H 2 O NH 4 OH NH 4 + + OH - Ion OH - yang terbentuk dapat menetralkan asam yang terbentuk oleh kegiatan mikroba, sehingga pH lateks menjadi naik. Pada pH 9-10 lateks akan bertambah mantap. Evi Sulistiani : Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Asam Lemak Yang Mudah Menguap VFA Pada Lateks Dalam Pembuatan Karet Remah Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009. Ion ammonium NH 4 + juga dapat mengikat ion logam seperti Ca ++ dan Mg ++ dengan membentuk senyawa yang tidak larut dalam air. Senyawa ini akan keluar dari sistem koloid, sehingga lateks akan bertambah mantap. NH 4 + + Mg ++ + PO 4 3- MgNH 4 PO 4 NH 4 + + Ca ++ + PO 4 3- CaNH 4 PO 4 Kelebihan ammonia sebagai pengawet lateks selain karena harganya murah dan hasilnya cukup baik adalah bahwa ammoniak dengan dosis tinggi bersifat “bactericide” atau membunuh mikroba dan bila dosis rendah bersifat “bacteristatic” atau menghambat pertumbuhan mikroba. Untuk mencegah pertumbuhan bakteri tersebut biasa digunakan pengawet ammoniak dengan kadar 0,3-0,7 berat lateks tergantung pada keadaan tanaman, klon, musim dan lain – lain. Lateks adalah suatu system koloid dimana partikel karet dilapisis oleh protein dan fosfolipida yang terdispersi dalam air. Protein terdiri dari asam-asam amino dengan mengandung gugus amina -NH 2 dan karboksil -COOH yang bersifat amfoter dapat bersifat asam atau basa. Dengan sifat amfoter maka pH lingkungan sangat berperan terhadap kemantapan lateks. Lapisan pelindung protein dan lipida dengan muatan negatif bersifat hidrofilik, sehingga berinteraksi dengan molekul air. Molekul air tersusun sedemikian rupa sehingga membentuk lapisan disekeliling partikel karet menyebabkan partikel-partikel karet tersebut terdispersi membentuk larutan koloid yang mantap Ompusunggu.,1987

2.5 Pengolahan Lateks