Pengolahan Karet Remah Proses pengolahan karet remah terbagi atas bebarapa bagian yaitu:

Evi Sulistiani : Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Asam Lemak Yang Mudah Menguap VFA Pada Lateks Dalam Pembuatan Karet Remah Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009. - Asam semut disebut juga asam formiat CHOOH, berupa cairan yang jernih dan tidak berwarna, berbau merangsang dan mudah larut dalam air. - Asam cuka disebut juga asam asetat CH 3 COOH, berupa cairan jernih, tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Asam formiat atau asam asetat banyak digunakan sebagai asam penggumpal karena karet yang dihasilkan bermutu baik. Sedangkan penggunaan asam kuat seperti asam sulfat atau nitrat dapat merusak mutu karet yang digumpalkan. Petani karet sering menggunakan tawas Al 3+ sebagai bahan penggumpal lateks. Sifat karet yang digumpalkan dengan tawas kurang baik, karena dapat mempertinggi kadar abu dan kotoran karet. Selain itu semakin tinggi konsentrasi logam akan mempercepat oksidasi karet oleh udara menyebabkan terjadi pengusangan karet dan PRI menjadi rendah. Ompusunggu.,1987

2.6 Pengolahan Karet Remah Proses pengolahan karet remah terbagi atas bebarapa bagian yaitu:

1. Raw Material Bahan Baku Sebelum diolah di pabrik, bahan baku Lateks akan dianalisa kualitasnya terlebih dahulu. Jika kualitas lateksnya bagus, maka dapat langsung diterima untuk langsung diolah. Bahan baku dari lump, baik yang berasal dari kebun sendiri atau pembelian dari luar OP akan melalui process Pre-cleaning pembersihan dan proses maturasi pengurangan kadar air di lokasi BIN. Jumlah raw material yang diterima ditransfer akan dicatat di dalam Dokumen Pengambilan Harian Bahan Baku BSRE CR – 31 dan Dokumen Taksiran Persediaan Harian CR – 11. Evi Sulistiani : Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Asam Lemak Yang Mudah Menguap VFA Pada Lateks Dalam Pembuatan Karet Remah Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009. 2. Belt Conveyor 1 Raw material dari Raw material Dept dibongkar di dalam area ini untuk diproses. Jenis karet dikenal di dalam pabrik menggunakan Continuous Belt. Jumlah Raw material dicatat di dalam Daily Raw Material Transfer Out CR – 34 dan di dalam Daily Stock Position Estimation CR – 11 3. Prebeaker 1 Alat ini mempunyai 2 Contra – Rotating Screws yang memaksa karet melalui sebuah Coarse Die Plate. Sebuah external rotating knife memotong lembaran karet menghasilkan gumpalan –gumpalan ukuran sedang. Prebeaker berfungsi memperkecil ukuran, mengeluarkan serum dan kotoran. 4. Rotary Screen Alat ini mempunyai Rotating Sreeen yang secara efektif mengeluarkan pasir dan kotoran –kotoran lain. 5. Washing Setting Tank 1 Setelah melewati proses yang mengggunakan peralatan diatas, karet dimasukkan kedalam tank kecil. Disini karet dibersihkan dari kotoran-kotoran dan kotoran tersebut akan mengendap di dasar tanki. 6. Bucket Conveyor 1 Karet dikeluarkan kembali dari tank tanpa terikut air kemudian dipindahkan kembali ke peralatan berikutnya. 7. Washing Setting Tank 2 Evi Sulistiani : Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Asam Lemak Yang Mudah Menguap VFA Pada Lateks Dalam Pembuatan Karet Remah Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009. Setelah melewati proses yang menggunakan peralatan di atas, karet dimasukkan kedalam tank kecil. Disini kotoran dibersihkan dari karet dan diendapkan. 8. Bucket Conveyor 2 Karet dikeluarkan kembali dari tank tanpa terikat air kemudian dipindahkan kembali ke peralatan berikutnya. 9. Prebeaker 2 Alat ini mempunyai 2 Contra – Rotating Screws yang memaksa karet melaui sebuah Coarse Die Plate. Sebuah eternal rotating knife memotong lembaran karet menghasilkan gumpalan-gumpalan ukuran sedang. Prebeaker berfungsi memperkecil ukuran, mengeluarkan serum pada kotoran.

10. Washing Settling Tank 3

Setelah melewati proses yang menggunakan peralatan diatas, karet dimasukkan kedalam tank kecil. Disini kotoran dibersihkan dari karet dan diendapkan. 11. Bucket Conveyor 2 Karet dikeluarkan kembali dari tank tanpa terikut air kemudian dipindahkan kembali keperalatan berikutnya. 12. Hammer Mill Alat ini menurunkan ujuran partikel dan membersihkan kotoran menggunakan Rotating Knife yang berputar dengan kecepatan tinggi dan memaksa karet melalui sebuah Fixed Screen dan mengubah bentuknya menjadi chunk-chunk. 13. Washing Setting Tank 4 Evi Sulistiani : Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Asam Lemak Yang Mudah Menguap VFA Pada Lateks Dalam Pembuatan Karet Remah Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009. Setelah melewati proses yang menggunakan peralatan diatas, karet dimasukkan ke dalam tank kecil. Disini kotoran dibersihkan dari karet dan diendapkan. 14. Bucket Conveyor 4 Karet dikeluarkan kembali dari tank tanpa terikut air kemudian dipindahkan kembali ke peralatan berikunya. 15. Venturi Tank Karet dicuci dan dicampur di dalam tank bentuk oval menggunakan air pangkalan water jetting. Terdapat sebuah buffer stock untuk proses operasi. 16. Bucket Conveyor 5 Karet dikeluarkan kembali dari tank tanpa terikut air kemudian dipindahkan kembali keperalatan berikutnya. 17. Extruder 1 Alat ini berisi sebuah screw tunggal yang memaksa karet melalui plate berlubang besar. Kecepatan Extruder memotong yang tinggi menghasilkan butiran – butiran Crumb berukuran kecil. Extruder menurunkan ukuran partikel selain itu mempermudah pengeringan dan mengeluarkan serum serta kotoran. 18. Chemical Dosing Sistem Sistem Penakaran Kimia Dilakukan dalam menggunakan bermacam-macam bahan kimia, sistem penakaran biasa digunakan dalam penambahan larutan Propionic Hidrazide dengan istilah pabrik adalah WP25 kedalam Extrudate sebagai penstabil viskosotas. 19. Pneumatic Transfer Sistem Evi Sulistiani : Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Asam Lemak Yang Mudah Menguap VFA Pada Lateks Dalam Pembuatan Karet Remah Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009. Crumb extrudate dimasukkan dalam aliran udara dari sebuah Blower. Extrudate dipindahkan secara Pneumatic ke Trolley Filling Station dan terpisah dari udara dengan menggunakan aliran gas Cyclone. Extrudate dijatuhkan kedalam Trolley. 20. Air Classifier Partikel karet mungkin terkontaminasi dengan plastik atau hal lain akan dipisahkan pada kantung plastik. 21. Dryer Trolley Lori Pengering Extrudate masuk kedalam trolley yang telah disekat – sekat dan harus diperiksa dari kontaminasi. Dryer Trolley harus dibersihkan secara rutin dan diawasi dengan mutu dari produk akhir. 22. Pengeringan Dryer Trolley dilewatkan melalui Box Dryer. Pengaturan pengering Dryer Setting dengan suhu 130 -135 C dan waktu pengeringan 14 menit untuk tiap trolley. Hasil crumb dari dryer ditest dan diawasi secara teratur oleh pihak factory dan QCD. Dryer setting dicatat pada Processing Chart CR -05. 23. Penimbangan Bendela Karet kemudian dikeluarkan dari Dryer Trolley dan ditempatkan di atas meja pallet untuk didinginkan kemudian ditimbang 35 kg. Karet kemudian dipres dengan ukuran + 70 x 30 x 20 cm. Bendela kemudian dipindahkan ke meja sampel dengan Roller. 24. Pemeriksaan Sampel Sampel diambil dari setiap 9 bandela, untuk mewakili Crumb Rubber yang akan diuji parameternya di QCD. Masing- masing sudut diagonal sampel yang berlawanan arah Evi Sulistiani : Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Asam Lemak Yang Mudah Menguap VFA Pada Lateks Dalam Pembuatan Karet Remah Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009. dipotong secara bersebrangan dengan berat kira – kira 500 – 700 gr. Sampel segera dibungkus dan diberi label kemudian dikirim untuk dianalisa. 25. Alat Pendeteksi Logam Metal Detektor Bandela kemudian dilewatkan melalui Metal Detektor dengan menggunakan Belt Conveyor. Jika bendela terkontaminasi logam, maka Belt Conveyor akan berhenti bergerak dan lampu signal akan menjadi aktif. Kemudian bendeka tersebut akan dipisahkan oleh petugas QCD. 26. Penyimpanan Storage di gudang Unit yang telah lengkap 1 pallet = 36 bandela kemudian disimpan dan menunggu waktu untuk dieksport PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate.,2009

2.7 Perbedaan Karet Alam dengan Karet Sintesis