Struktur Kimia Karet TINJAUAN PUSTAKA

Evi Sulistiani : Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Asam Lemak Yang Mudah Menguap VFA Pada Lateks Dalam Pembuatan Karet Remah Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009. rumus umum C 5 H 8 n. Karet juga merupakan polimer hidrokarbon jenuh dimana jika getah dipanaskan tanpa udara satu-satunya yang diperoleh adalah hidrokarbon tak jenuh isoprene. Susunan bahan lateks dibagi menjadi dua komponen, komponen pertama adalah bagian yang mendispersikan atau memancarkan bahan-bahan yang terkandung secara merata biasa disebut serum. Komponen yang kedua adalah bagian yang didispersikan atau dipancarkan. Komponen kedua ini terdiri dari butir – butir karet yang dikelilingi lapisan tipis protein. Sebenarnya sistem koloid bisa dipertahankan agak lama sampai satu hari lebih, sebab bagian – bagian karet yang dikelilingi oleh lapisan tipis sejenis protein yang mengelilingi tersebut. Dengan berkurangnya kestabilan ini terjadilah prakoagulasi. Lateks yang keluar dari pembuluh lateks adalah dalam keadaan steril, tetapi karena lateks merupakan media tumbuh yang baik bagi mikroorganisme, maka dengan cepat akan tercemar oleh mikroba dan kotoran dari lingkungan udara dan peralatan. Mikroba akan merombak karbohidrat dan protein menjadi asam lemak eteris misalnya asam formiat, asetat, dan propionat. Terbentuknya asam – asam ini di dalam lateks akan menurunkan pH, sehingga kemantapan lateks menjadi terganggu. Jumlah asam – asam lemak eteris dalam lateks menggambarkan tingkat kebusukan pada lateks, semakin tinggi asam lemak eteris, semakin buruk kualitas lateksnya PT. Bridgestone Sumatra rubber Estate,2009

2.2 Struktur Kimia Karet

Tiap satu gram lateks mengandung sebanyak 7,4 x 10 12 butir karet yang berat tiap butirnya adalah 0,054 x 10 12 mikron. Jumlah partikel karet dan bukan karet yang Evi Sulistiani : Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Asam Lemak Yang Mudah Menguap VFA Pada Lateks Dalam Pembuatan Karet Remah Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009. terkandung didalam lateks tidak tetap tergantung pada macam klon, musim, tanah dan faktor lain. Partikel karet dalam cairan lateks tersusun atas satuan dasar monomer isoperna atau 2-metil-butadiena C 5 H 6 yang mengadakan polimerisasi antar molekulnya membentuk rantai yang panjang. Bentuk ikatannya adalah Cis, terjadi diantara atom nomor 1 dan 4 kepala dengan ekor seperti terlihat dalam gambar berikut : CH 3 H CH 3 H H R O H R O C = C C = C N CH C N CH C CH 2 CH 2 CH 2 CH 2 - n n Karet Alam Protein Gambar 2.1 Rumus bangun Cis 1,4-poliisoprena karet alam Dimana n adalah derajat polimerisasi yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah monomer didalam rantai polimer. Nilai n dapat berkisar antara 3000 – 15000. Molekul – molekul polimer karet alam tidak lurus, tetapi melingkar seperti spiral dan ikatan –C-C- didalam rantai berputar pada sumbunya sehingga memberikan sifat karet yang fleksibel yaitu dapat ditarik Rubber.,1983 Partikel karet berbentuk bulat hingga bulat telur, dengan ukuran 0,2 – 0,3 mikron. Partikel – partikel tersebut terdispersi dalam medium serum yang membentuk sistem koloidal. Dibawah mikroskop partikel – partikel tersebut bergerak bebas, gerakan ini dikenal sebagai gerakan brown. Partikel karet diselubungi oleh lapisan fosfolipida dan protein yang dalam lateks segar pH 6,8 bermuatan negatif. Karena muatan negatif tersebut partikel – partikel harus tolak menolak dan dapat melawan gaya gravitasi sehingga lateks merupakan sistem dispersi yang mantap. Viskositas karet berkorelasi Evi Sulistiani : Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Nilai Asam Lemak Yang Mudah Menguap VFA Pada Lateks Dalam Pembuatan Karet Remah Di PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate, 2009. dengan nilai n. Semakin besar nilai n akan semakin panjang rantai molekul karet menyebabkan sifat viskositas karet semakin tinggi. Karet yang terlalu kental viscous kurang disukai konsumen, karena akan menkonsumsi energi yang besar sewaktu proses vulkanisasi pada pembuatan barang jadi. Tetapi sebaliknya karet yang viskositasnya terlalu rendah juga kurang disukai karena sifat barang jadinya tegang sehingga mudah putus dan kurang baik Ompusunggu.,1987.

2.3 Komposisi Lateks Hevea