Pajak Daerah KabupatenKota Proses Pengawasan

pegawai. Kemudian diambil tindakan koreksi yaitu dengan mengubah standar atau pun motivasi yang perlu diubah.

1.5.2. Pajak Daerah KabupatenKota

1. Pengertian Pajak Daerah Pajak merupakan sumber keuangan pokok bagi daerah, di samping retribusi daerah. Dalam buku Adrian 2008:55 pengertian pajak secara umum telah diajukan oleh para ahli, misalnya Rochmant Soemitro yang merumuskan: “ pajak ialah iuran rakyat kepada kas Negara paralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintah berdasarkan undang – undang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal untuk membiayai pengeluaran umum, dan yang digunakan sebagai alat pencegahan atau pendorong untuk mencapai tujuan yang ada di luar bidang keuangan.” Pendapat lain diajukan oleh Soemohamidjojo, “ pajak ialah iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma – norma hukum, guna menutup biaya produksi barang – barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.” Pajak secara umum adalah iuran wajib anggota masyarakat kepada negara karena undang – undang, dan atas pembayaran tersebut pemerintah tidak memberikan balas jasa yang langsung dapat ditunjuk. Dalam konteks daerah, pajak daerah adalah pajak – pajak yang dipungut pemerintah daerah yang diatur berdasarkan peraturan daerah masing – masing dan hasil pungutannya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerahnya. Mardiarsono menyebutkan dalam bukunya 2002:98 pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi badan kepala daerah tanpa imbalan Universitas Sumatera Utara langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. Beberapa pengertian pajak daerah menurut para ahli dalam buku Adrian Sutedi 2008:57, seperti Rochmat Sumitro yang merumuskan “pajak daerah ialah pajak yang dipungut oleh daerah – daerah swatantra, seperti provinsi, kotrapraja, kabupaten, dan sebagainya”. Sedangkan Siagian merumuskannya sebagai: “pajak Negara yang diserahkan kepada daerah dan dinyatakan sebagai pajak daera dengan undang – undang”. Berbeda dengan pandangan Yasin, menurutnya “pajak daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan sebagai badan hokum public, dalam rangka membiayai rumah tangganya”. Sedangkan, menurut Davey “ pajak daerah adalah : 1 pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dengan peraturan daerahnya sendiri; 2 pajak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional, tetapi pendapatan tarifnya dilakukan oleh pemerintah daerah; 3 pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat, tetapi pungutannya dibagihasilkan kepada pemerintah daerah”. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak daerah dalah pajak negara yang diserahkan kepada daerah untuk dipungut berdasarkan peraturan perundang – undangan, yang dipergunakan guna membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hokum publik. Dari defenisi di atas, dapat diuraikan unsur – unsur pokoknya, yaitu: 1 iuran atau pungutan, 2 dipungut berdasarkan undang – undang, 3 pajak dapat dipaksakan, 4 untuk membiaya pengeluaran daerah. Secara umum fungsi pajak dapat dikelompokkan sebagai berikut Sutedi, 2008:490: Universitas Sumatera Utara a. Fungsi budgeteir Disebut juga fungsi fiskal, yaitu fungsi untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak – banyaknya, sesuai dengan undang – undang yang berlaku pada waktuny akan digunakanuntuk membiayai pengeluaran Negara. Fungsi budgeteir adalah fungsi pajak sebagai alat untuk mengisi kas Negara yang digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan. b. Fungsi regulerend Fungsi regulerend ialah fungsi dimana pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan. Dengan kata lian, pajak digunakan sebagai alat kebijakan dalam mencapai tujuan tertentu di luar bidang keuangan untuk mendorong investasi, dan sebagai alat redistribusi. Juga fungsi pajak dipergunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dan sebagai fungsi tambahan karena fungsi ini hanya sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pajak dipakai sebagai alat kebijakan. c. Fungsi demokrasi Fungsi demokrasi ialah fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau wujud sistem gotong – royong. Fungsi ini sering dikaitkan dengan hak seseorang untuk mendapatkan pelayanan dari pemerinta, apabila ia telah melakukan kewajibannya membayar pajak. Bila pemerintah tidak memberikan pelayanan yang baik, maka pembayar pajak bisa melakukan protes d. Fungsi distribusi Fungsi distribusi ialah fungsi yang lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan dalam masyarakat. Universitas Sumatera Utara 2 Jenis Pajak Daerah Menurut wilayah pemungutannya pajak daerah dibagi menjadi Prakoso,2003:3 : 1. Pajak Propinsi dalah pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat propinsi, yang terdiri dari a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan 2. Pajak kabupatenKota adalah pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat kabupatenkota, yang terdiri dari: a. Pajak Hotel b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame e. Pajak Penerangan Jalan f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 3. Objek Pajak Daerah Kabupaten 1. Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan khusus yang disediakan bagi orang untuk dapat menginap, memperoleh pelayanan, dan atau fasilitas lainnyadengan dipungut bayaran, termasuk bangunan Universitas Sumatera Utara lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecualiuntuk pertokoan dan perkantoran. Objek pajak hotel yakni pembayaran yang disediakan hotel dengan pembayaran, termasuk: • Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek, • Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan yang sifatnya memberikan kemudahan bdan kenyamanan, • Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakankhusus untuk tamu hotel, bukan untuk umum, dan • Jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel. Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel. 2. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan restoran. Restoran adalah tempat menyantap makanan danatau minumanyang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau catering. Objek pajak restoran yakni pelayanan yang disediakan restoran dengan pembayaran. Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan restoran. 3. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah semua jenis pertunjukan, permainan, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas olahraga. Objek pajak hiburan yakni semua peyelenggara hiburan yang dipungut biaya. Universitas Sumatera Utara Subjek pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menonton dan atau menikmati hiburan. 4. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk corak ragamnya untuk komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang. Objek pajak reklame yakni semua penyelenggaraan reklame. Dalam buku Mardiasmo 2002:129,yang tidak termasuk objek pajak reklame adalah: a. Penyelenggaraan reklame melalui televise, radio,warta harian, mingguan, bulanan dan sejenisnya. b. Penyelenggaraan reklame lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau bdadan yang menyelenggarakan reklame. 5. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atau penggunaan tenaga listrik, dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. Objek pajak penerangan jalan yakni penggunaan tenaga listrik di wilayah yang tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah. Yang dikecualikan sebagai objek pajak penerangan jalan Mardiasmo 2002:130 adalah: a. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah Universitas Sumatera Utara b. Penggunaan tenaga listrik pada tempat – tempat yang digunakan oleh kedutaan, konsulat, perwakilan asing dan lembaga – lembaga internasional dengan asas timbale balik sebagaimana yang berlaku untuk pajak Negara. c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN dengan kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis terkait. d. Penggunaan tenaga listrik yang diatur dengan Peraturan Daerah. Subjek pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga listrik. 6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C adalah pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Objek pajak pengambilan bahan galian C yakni kegiatan pengambilan bahan galian golongan C, termasuk: • Tangkahan batu • Tangkahan pasir • Tangkahan tanah Subjek pajak pengambilan bahan galian golongan C adalah orang pribadi atau badan yang mengeksploitasi atau mengambil bahan galian gologan C. 4. Pengelolaan Pajak Daerah KabupatenKota Pengelolaan Pajak Daerah Kabupaten Kota adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang atau badan yang memiliki tugas, wewenang dalam hal pemungutan pajak. Universitas Sumatera Utara Pengelola Pajak Daerah adalah pemerintah daerah untuk kepentingan daerah itu sendiri. Dalam hal ini, pemerintah kabupatenkota. Sebagai pengelola pajak pemerintah daerah dituntut untuk mampu berkoordinasi secara bijak, harus hati – hati jangan sampai pungutan yang diperoleh dari wajib pajak ada yang diselewengkan, pengelola pajak dituntut untuk mampu melakukan pengenaan sanksi pajak bagi para wajib pajak yang melanggar.

1.5.3. Peranan Badan Pengawas DaerahInspektorat Daerah