1.2 Perumusan Masalah
Untuk dapat memudahkan penelitian ini dan agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam penulisan
skripsi, maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
“ Bagaimana peranan Badan Pengawas Daerah Inspektorat Daerah dalam melaksanakan pengawasan pengelolaan pajak daerah Kabupaten
Samosir ? ”
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui peranan Badan Pengawas Daerah Inspektorat Daerah Kabupaten Samosir dalam mengawasi pengelolaan pajak daerah di
Kabupaten Samosir. 2.
Untuk mengetahui upaya – upaya yang dilakukan oleh Badan Pengawas DaerahInspektorat Daerah Kabupaten Samosir dalam mengatasi masalah
– masalah pengawasan pengelolaan pajak daerah Kabupaten Samosir.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi Strata-1 di Departemen
Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai kontribusi bagi Badan Pengawas DaerahInspektorat Daerah Kabupaten Samosir dalam mengadakan pengawasan atas pengelolaan
pajak daerah Kabupaten Samosir. 3. Sebagai sarana bagi penulis untuk melatih dan mengembangkan
kemampuan berfikir secara sistematis dan teoritis dalam memecahkan suatu permasalahan secara objektif dan kritis melalui karya ilmiah
sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bersifat teruji dan berguna.
1.5 Kerangka Teori 1.5.1. Pengawasan
1. Pengertian Pengawasan Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang amat penting
bagi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan – tujuannya, sehingga banyak para ahli ilmu administrasi dan manajemen senantiasa memasukkan pengawasan
sebagai salah satu organ mutlak yang harus dilaksanakan oleh seorang manajer. Dikatakan sebagai fungsi organik karena apabila fungsi ini tidak dilaksanakan
maka cepat atau lambat akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan organisasi. Menurut Kreitner 1986:533, pengawasan adalah proses melakukan
tindakan koreksi yang dianggap oerlu untuk menjamin tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Menurut Sofyan Syafri Harahap 1996:283, pengawasan adalah keseluruhan sistem, teknik,cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang manajer untuk
menjamin agar segala aktivitas yang dilakukan oleh dan di dalam organisasi benar
Universitas Sumatera Utara
– benar menerapkan prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya untuk mencapai keseluruhan tujuan organisasi.
Sedangkan Manullang 2002:173 menyebutkan bahwa pengawasan adalah suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan,
menilainya, bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
Yayat M. Herujito 2001:248 memberikan pengertian pengawasan adalah mengamati dan mengalokasikan dengan tepat penyimpangan – penyimpangan
yang terjadi. Irine Diana S W 2008: 36, pengawasan adalah proses mencakup beberapa
hal,yakni: a.
Penentuan “apa” yang akan dicapai atau dituju oleh organisasi. b.
Penentuan “apa” yang harus dipegang sebagai pedoman yakni Standar. c.
Penelaahan “apa” yang sedang dilakukan saat ini dan penganalisisnya lebih lanjut.
d. Penentuan tindakan “apa” yang harus diambil sebabai langkah
perbaikan bila ternyata kegiatan tersebut menyimpang dari rencana yang telah dibakukan dalam standar.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah suatu proses yang sistematik untuk mengevaluasi apakah aktivitas -
aktivitas organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan apabila belum dilaksanakan, teliti faktor – faktor penyebabnya
untuk selanjutnya diambil tindakan perbaikan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam konteks pemerintahan, pengawasan adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan secara efisien dan
efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang – undangan. tugas fungsi pengawasan di lingkungan pemerintahan adalah:
a. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas
dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan. b.Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan prosedur yang telah ditentukan. c.
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian, dan kelemahan, agar tudak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
d.Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan, agar pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami hambatan dan pemborosan – pemborosan.
Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah meliputi: a.
Administrasi umum pemerintahan b.
Urusan Pemerintahan
2.Tujuan Pengawasan Maringan 2004: 62,Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan
pekerjaan diperoleh secara berdaya guna efisien dan berhasil guna efektif sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Jenis – Jenis Pengawasan
M. Manullang 2002:176 mengemukakan tiga macam dasar penggolongan pengawasan, yakni:
Universitas Sumatera Utara
1. Waktu pengawasan 2. Objek pengawasan
3. Subjek pengawasan a.Waktu Pengawasan
Pengawasan dari segi waktu pelaksanaan terdiri dari pengawasan preventif dan pengawasa represif. Pengawasan preventif dimaksudkan pengawasan yang
dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan, kesalahan atau deviation. Sedangkan pengawasan represif dimaksudkan pengawasan setelah rencana sudah
dijalankan, dengan kata lain diukur hasil – hasil yang dicapai dengan alat pengukuran standart yang ditentukan terlebih dahulu. Jadi, pengawasabn represif
merupakan kebalikan dari pengawasan preventif. Siagian 1992:43 Pengawasan preventif dan represif dilakukan dengan
berbagai cara, yakni: I.
Pengawasan Preventif, dilakukan dengan cara: 1.
Membuat perencanaan yang baik 2.
Pemberian petunjuk dan pedoman yang jelas 3.
Pengorganisasian yang baik 4.
Penempatan petugas yang cakap dan terampil 5.
Penyediaan fasilitas yang diperlukan II.Pengawasan represif, dilakukan dengan cara:
1. Pemberian nasehat dan peringatan
2. Tindakan administrasi
3. Tindakan Hukum
Universitas Sumatera Utara
b. Objek Pengawasan Berdasarkan objek pengawasan, pengawasan dapat dibedakan atas
pengawasan di bidang waktu dan manusia dengan kegiatan – kegiatannya Objek pengawasan dalam bidang pemerintahan maupun swasta hampir sama jenisnya.
Perbedaannya hanya pada peraturan yang mendasarinya. Dalam bidang pemerintahan, objek yang diawasi tergantung pada unit kegiatan dan kerja pada
masing – masing departemennya. Administrasi Negara sebagai aparatur negara yang berfungsi sebagai pelayan publik, sehingga pengawasan yang diterapkan
bertujuan untuk meningkatkan hasil guna dan daya guna pada administrasi negara dimana masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan dapat merasakan
bahwa pelaksanaan fungsi administrasi Negara dapat berjalan sebagaimana yang diatur pada perundang – undangan yang ada.
c. Subjek Pengawasan Pengawasan dari segi subjek pengawasan terdiri dari pengawasan intern,
ekstern, formal dan informal. Pengawasan intern dalam administrasi dan manajemen merupakan pengawasan yang dilakukan unit – unit yang terdapat
dalam organisasi itu sendiri. Pengawasan intern merupakan pengawasan yang berada dan berfungsi
mengendalikan unit kerja dalam inti organisasinya sesuai dengan prosedur, tata kerja dan metode yang diatur organisasinya. Di dalam lingkungan pemerintahan
pengawasan intern meliputi pengawasan melekat yaitu pengawasan atasan langsung terhadap bawahan di dalam lingkungan orgainsasi itu sendiri.
Pengawasan eksternal merupakan pengawasan yang dilaksanakan unit organisasi yang berada di luar unit organisasinya. Pengawasan formal merupakan
Universitas Sumatera Utara
pengawasan yang dilakukan oleh instansi pejabat yang berwenang dalam lingkup administrasi negara. Pengawasan ini bersifat intern dan ekster juga
bersifat resmi dan pelaksanaannya diatur dalam peraturan – peraturan organisasi. Sedangkan pengawasan informal ialah pengawasan yang dilakukan oleh
masyarakat baik langsung maupun tidak langsung.
4. Proses Pengawasan
Proses pengawasan meliputi empat langkah Wilson,2008:164: 1.
Menetapkan Standar Langkah awal dalam pengawasan adalah menetapkan standar, hal ini
merupakan pedoman untuk mengetahui apakan ada penyimpangan atau tidak. Menetapkan standar berarti menetapkan besarnya tanggung jawab setiap individu
kelompok dalam organisasi. Standar adalah kriteria sederhana dalam menilai suatu pekerjaan. Standar kerja dapat diketahui analisis pekerjaan job analysis,
sehingga ini merupakan suatu rencana yang ditetapkan untuk dilakukan setiap individu kelompok dalam organisasi. Standar ini merupakan patokan untuk
menilai hasil – hasil yang dicapai individu kelompok dalam organisasi. 2.
Mengukur prestasi Kerja Mengukur prestasi kerja berarti menilai pekerjaan yang dikerjakan oleh
individu kelompok dalam organisasi. Pengukuran adalah proses yang berulang – ulang, berlangsung secara terus – menerus. Pengukuran prestasi kerja dapat
dilakukan tergantung pada jenis kegiatan yang diukur.
Universitas Sumatera Utara
3. Menyesuaikan Prestasi Kerja dengan Standar
Setelah para anggota organisasi melaksanakan tugas maka akan diperoleh hasil dari kegiatannya. Kemudian, hasil yang dicapai para anggota organisasi
tersebut dibandingkan dengan standar yang ditetapkan. 4.
Mengambil Tindakan Korektif Setelah membandingkan antara hasil yang dicapai para anggota organisasi
dengan standar, maka akan ditemukan dua kemungkinan sesuai atau tidak dengan yang direncanakan. Apabila hasil yang dicapai tidak sesuai dengan standar, maka
akan dilakukan tindakan korektif. Tindakan korektif ini dapat dilakukan untukmemperbaiki penyimpangan – penyimpangan yang terjadi dalam
melaksanakan kegiatan. Termasuk pada tindakan korektif ini adalah perubahan terhadap satu atau beberapa kegiatan organisasi. Tindakan korektif dapat
dilakukan dengan melakukan perubahan atas standaryang ditetapkan, perubahan terhadap pengukuran prestasi kerja dan juga mengubah cara dalam menganalisis.
Dalam buku Sukanto 2000:63, Proses pengawasan terdiri dari : penentuan standar – standar, pengawasan supervisi kegiatan atau pemeriksaan,
pembandingan hasil dengan standar, serta kegiatan mengkoreksi kegiatan standar. Pertama kali organisasi harus mementukan standar pengawasan pada pusat – pusat
strategis. Harus dibedakan hal apa yang dapat diawasi dan yang tidak dapat diawasi. Kemudian diadakan pengecekan dan laporan kegiatan kerja karyawan.
Laporan tertulis harus dibuat untukpimpinan dengan tepat dan teratur, terutama tentang adanya penimpangan – penyimpangan. Langsung diadakan pemeriksaan
segera terhadap beberapa kesalahan yang ada. Dianalisis apa sebabnya dan apakan sebabnya datang dari luar organisasi atau salah organisasi sendiri dalam memilih
Universitas Sumatera Utara
pegawai. Kemudian diambil tindakan koreksi yaitu dengan mengubah standar atau pun motivasi yang perlu diubah.
1.5.2. Pajak Daerah KabupatenKota
1. Pengertian Pajak Daerah Pajak merupakan sumber keuangan pokok bagi daerah, di samping
retribusi daerah. Dalam buku Adrian 2008:55 pengertian pajak secara umum telah diajukan oleh para ahli, misalnya Rochmant Soemitro yang merumuskan: “
pajak ialah iuran rakyat kepada kas Negara paralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintah berdasarkan undang – undang dapat dipaksakan
dengan tidak mendapat jasa timbal untuk membiayai pengeluaran umum, dan yang digunakan sebagai alat pencegahan atau pendorong untuk mencapai tujuan
yang ada di luar bidang keuangan.” Pendapat lain diajukan oleh Soemohamidjojo, “ pajak ialah iuran wajib,
berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma – norma hukum, guna menutup biaya produksi barang – barang dan jasa kolektif
dalam mencapai kesejahteraan umum.” Pajak secara umum adalah iuran wajib anggota masyarakat kepada negara karena undang – undang, dan atas pembayaran
tersebut pemerintah tidak memberikan balas jasa yang langsung dapat ditunjuk. Dalam konteks daerah, pajak daerah adalah pajak – pajak yang dipungut
pemerintah daerah yang diatur berdasarkan peraturan daerah masing – masing dan hasil pungutannya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerahnya.
Mardiarsono menyebutkan dalam bukunya 2002:98 pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi badan kepala daerah tanpa imbalan
Universitas Sumatera Utara
langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. Beberapa pengertian pajak daerah menurut para ahli dalam buku Adrian
Sutedi 2008:57, seperti Rochmat Sumitro yang merumuskan “pajak daerah ialah pajak yang dipungut oleh daerah – daerah swatantra, seperti provinsi, kotrapraja,
kabupaten, dan sebagainya”. Sedangkan Siagian merumuskannya sebagai: “pajak Negara yang diserahkan kepada daerah dan dinyatakan sebagai pajak daera
dengan undang – undang”. Berbeda dengan pandangan Yasin, menurutnya “pajak daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan sebagai badan
hokum public, dalam rangka membiayai rumah tangganya”. Sedangkan, menurut Davey “ pajak daerah adalah : 1 pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah
dengan peraturan daerahnya sendiri; 2 pajak yang dipungut berdasarkan peraturan nasional, tetapi pendapatan tarifnya dilakukan oleh pemerintah daerah;
3 pajak yang dipungut dan diadministrasikan oleh pemerintah pusat, tetapi pungutannya dibagihasilkan kepada pemerintah daerah”.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak daerah dalah pajak negara yang diserahkan kepada daerah untuk dipungut berdasarkan peraturan
perundang – undangan, yang dipergunakan guna membiayai pengeluaran daerah sebagai badan hokum publik. Dari defenisi di atas, dapat diuraikan unsur – unsur
pokoknya, yaitu: 1 iuran atau pungutan, 2 dipungut berdasarkan undang – undang, 3 pajak dapat dipaksakan, 4 untuk membiaya pengeluaran daerah.
Secara umum fungsi pajak dapat dikelompokkan sebagai berikut Sutedi, 2008:490:
Universitas Sumatera Utara
a. Fungsi budgeteir
Disebut juga fungsi fiskal, yaitu fungsi untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak – banyaknya, sesuai dengan undang – undang yang berlaku pada
waktuny akan digunakanuntuk membiayai pengeluaran Negara. Fungsi budgeteir adalah fungsi pajak sebagai alat untuk mengisi kas Negara yang digunakan untuk
membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan. b.
Fungsi regulerend Fungsi regulerend ialah fungsi dimana pajak digunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan. Dengan kata lian, pajak digunakan sebagai alat kebijakan dalam mencapai tujuan tertentu di
luar bidang keuangan untuk mendorong investasi, dan sebagai alat redistribusi. Juga fungsi pajak dipergunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mencapai
tujuan tertentu dan sebagai fungsi tambahan karena fungsi ini hanya sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka pajak dipakai sebagai alat kebijakan. c.
Fungsi demokrasi Fungsi demokrasi ialah fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau
wujud sistem gotong – royong. Fungsi ini sering dikaitkan dengan hak seseorang untuk mendapatkan pelayanan dari pemerinta, apabila ia telah melakukan
kewajibannya membayar pajak. Bila pemerintah tidak memberikan pelayanan yang baik, maka pembayar pajak bisa melakukan protes
d. Fungsi distribusi
Fungsi distribusi ialah fungsi yang lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2 Jenis Pajak Daerah Menurut wilayah pemungutannya pajak daerah dibagi menjadi
Prakoso,2003:3 : 1.
Pajak Propinsi dalah pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat propinsi, yang terdiri dari
a. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air
b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air
Permukaan 2.
Pajak kabupatenKota adalah pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah tingkat kabupatenkota, yang terdiri dari:
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Hiburan
d. Pajak Reklame
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
3. Objek Pajak Daerah Kabupaten 1.
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel. Hotel adalah bangunan khusus yang disediakan bagi orang untuk dapat menginap, memperoleh
pelayanan, dan atau fasilitas lainnyadengan dipungut bayaran, termasuk bangunan
Universitas Sumatera Utara
lainnya yang menyatu, dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecualiuntuk pertokoan dan perkantoran.
Objek pajak hotel yakni pembayaran yang disediakan hotel dengan pembayaran, termasuk:
• Fasilitas penginapan atau fasilitas tinggal jangka pendek, • Pelayanan penunjang sebagai kelengkapan fasilitas penginapan yang
sifatnya memberikan kemudahan bdan kenyamanan, • Fasilitas olahraga dan hiburan yang disediakankhusus untuk tamu hotel,
bukan untuk umum, dan • Jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.
Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan hotel.
2. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan restoran. Restoran adalah
tempat menyantap makanan danatau minumanyang disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa boga atau catering.
Objek pajak restoran yakni pelayanan yang disediakan restoran dengan pembayaran.
Subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan restoran.
3. Pajak Hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan. Hiburan adalah
semua jenis pertunjukan, permainan, yang ditonton atau dinikmati oleh setiap orang dengan dipungut bayaran, tidak termasuk penggunaan fasilitas olahraga.
Objek pajak hiburan yakni semua peyelenggara hiburan yang dipungut biaya.
Universitas Sumatera Utara
Subjek pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menonton dan atau menikmati hiburan.
4. Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame
adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk corak ragamnya untuk komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau
memujikan suatu barang, jasa atau orang. Objek pajak reklame yakni semua penyelenggaraan reklame.
Dalam buku Mardiasmo 2002:129,yang tidak termasuk objek pajak reklame adalah:
a. Penyelenggaraan reklame melalui televise, radio,warta harian, mingguan,
bulanan dan sejenisnya. b.
Penyelenggaraan reklame lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau bdadan yang menyelenggarakan reklame.
5. Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atau penggunaan tenaga listrik,
dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
Objek pajak penerangan jalan yakni penggunaan tenaga listrik di wilayah yang tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh pemerintah daerah.
Yang dikecualikan sebagai objek pajak penerangan jalan Mardiasmo 2002:130 adalah:
a. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah pusat dan pemerintah
daerah
Universitas Sumatera Utara
b. Penggunaan tenaga listrik pada tempat – tempat yang digunakan oleh
kedutaan, konsulat, perwakilan asing dan lembaga – lembaga internasional dengan asas timbale balik sebagaimana yang berlaku untuk pajak Negara.
c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN dengan kapasitas
tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis terkait. d.
Penggunaan tenaga listrik yang diatur dengan Peraturan Daerah. Subjek pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan tenaga listrik. 6.
Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C adalah pajak atas kegiatan pengambilan bahan galian golongan C sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku. Objek pajak pengambilan bahan galian C yakni kegiatan pengambilan bahan
galian golongan C, termasuk: • Tangkahan batu
• Tangkahan pasir • Tangkahan tanah
Subjek pajak pengambilan bahan galian golongan C adalah orang pribadi atau badan yang mengeksploitasi atau mengambil bahan galian gologan C.
4. Pengelolaan Pajak Daerah KabupatenKota Pengelolaan Pajak Daerah Kabupaten Kota adalah upaya yang dilakukan
oleh seseorang atau badan yang memiliki tugas, wewenang dalam hal pemungutan pajak.
Universitas Sumatera Utara
Pengelola Pajak Daerah adalah pemerintah daerah untuk kepentingan daerah itu sendiri. Dalam hal ini, pemerintah kabupatenkota.
Sebagai pengelola pajak pemerintah daerah dituntut untuk mampu berkoordinasi secara bijak, harus hati – hati jangan sampai pungutan yang
diperoleh dari wajib pajak ada yang diselewengkan, pengelola pajak dituntut untuk mampu melakukan pengenaan sanksi pajak bagi para wajib pajak yang
melanggar.
1.5.3. Peranan Badan Pengawas DaerahInspektorat Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah No 84 Tahun 2000 Lembaga Teknis Daerah KabupatenKota merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah yang
dipimpin oleh seorang Kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada BupatiWalikota melalui Sekretaris Daerah. Lembaga Teknis Daerah
KabupatenKota mempunyai tugas membantu BupatiWalikota dalam penyelenggaraan pemerintahan Daerah di bidangnya. Dalam menyelenggarakan
tugas Lembaga Teknis Daerah KabupatenKota mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan Daerah. Lembaga Teknis Daerah, dapat berbentuk Badan dan atau Kantor. Salah satu
lembaga Teknis Daerah KabupatenKota adalah Badan Pengawas Daerah. Badan Pengawas Daerah adalah unsur pelaksana tugas tertentu Pemerintah
Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam Peraturan Pemerintah No
41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah pasal 12 menyebutkan
Universitas Sumatera Utara
unsur pengawas daerah adalah Badan Pengawas Daerah yang selanjutnya disebut Inspektorat Daerah Kabupaten Kota.
Inspektorat KabupatenKota merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada bupati dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari sekretaris daerah. Adapun tugas pokoknya adalah
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten kota.
Sedangkan fungsi Inspektorat daerah kabupaten kota dalam Peraturan Daerah Kabupaten Samosir No 21 Tahun 2007 , meliput i :
1.Perencanaan program pengawasan 2.Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan
3.Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan Inspektorat Daerah sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah Daerah
memiliki peran dan posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi- fungsi manajemen maupun dari segi pencapaian visi dan misi serta program-
program pemerintah. Dari segi fungsi-fungsi dasar manajemen, ia mempunyai keduduka n yang setara dengan fungsi perencanaan atau fungsi pelaksanaan.
Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan program-program pemerintah, Inspektorat daerah menjadi pilar yang bertugas sebagai pengawas sekaligus
pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Menurut Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Antasari Azhar : jika lembaga pengawas internal lemah, pencegahan korupsi tidak efektif. Untuk itu
Universitas Sumatera Utara
pengawas internal pemerintah harus efektif dalam mencegah tindak pidana korupsi, karena simpul dalam manajemen pemerintah itu adalah aparat
pengawasan Media Indonesia, 28 Maret 2008 Sebagai pengawas internal, Inspektorat Daerah yang bekerja dalam
organisasi pemerintah daerah tugas pokoknya dalam arti yang lain adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen
puncak Kepala Daerah telah dipatuhi dan berjalan sesuai dengan rencana, menentukan baik atau tidaknya pemeliharaan terhadap kekayaan daerah,
menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur dan kegiatan pemerintah daerah, serta yang tidak kalah pentingnya adalah menentukan keandalan informasi yang
dihasilkan oleh berbagai UnitSatuan Kerja sebagai bagian yang integral dalam organisasi Pemerintah Daerah. Dalam suatu situs SUMBARPROV.go.id
dikatakan bahwa Inspektorat Daerah sebagai pengawas internal memiliki karakteristik yang spesifik, dan ia memiliki ciri antara lain adalah :
1. Alat dalam organisasi Pemerintah Daerah yang menjalankan fungsi
quality assurance. 2.
Pengguna laporan pengawas internal adalah top manajemen Kepala Daerah dalam organisasi Pemerintah Daerah yang
bersangkutan. 3.
Dalam pelaksanaan tugas seperti halnya pengawas eksternal dapat menggunakan prosedur pemeriksaan bahkan harus memiliki
prosedur yang jelas. 4.
Kegiatan pemeriksaan bersifat pre-audit atau build-in sepanjang proses kegiatan berlangsung.
Universitas Sumatera Utara
5. Fungsi pemeriksaan yang dilakukan lebih banyak bersifat
pembinaan dan dalam praktiknya memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Daerah, ia tidak berwenang untuk
menghakimi apalagi menindak. Berdasarkan argumen di atas sangatlah jelas dan nyata bahwa Inspektorat
Daerah sebagai pengawas internal memiliki peran yang sangat strategis, sebagai katalisator dan dinamisator dalam menyukseskan pembangunan daerah. Ia
dibutuhkan orang Kepala Daerah untuk membantunya dalam segala hal yang berkaitan dengan kelancaran jalannya pemerintahan daerah, kesuksesan
pembangunan, pembinaan aparatur daerah.
1.6 Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi
perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1989. Untuk memberikan batasan yang jelas tentang penelitian yang akan
dilakukan, maka penulis mendefenisikan konsep – konsep yang digunakan sebagai berikut:
1. Pengawasan adalah proses kegiatan yang terdiri dari penentuan standar,
pengukuran prestasi kerja, penyesuaian prestasi kerja dengan standar dan pengambilan tindakan korektif yang ditujukan untuk menjamin agar suatu
pekerjaan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Dalam konteks pemerintahan yaitu untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan
Universitas Sumatera Utara
secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang – undangan.
2. Badan Pengawas DaerahInspektorat Daerah adalah unsur pelaksana
Pemerintah Daerah yang mempunyai fungsi pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Dalam hal ini adalah pengawasan terhadap Dinas
Pendapatan, Keuangan dan Aset Daerah dalam melaksanakan tugas sebagai pengelola sumber – sumber pendapatan daerah Kabupaten
Samosir. 3.
Pengelolaan Pajak Daerah KabupatenKota adalah upaya yang dilakukan oleh orang atau badan yang berhubungan dengan tugas, fungsi dan
wewenang atas suatu perbuatan atau pekerjaan. Dalam hal ini adalah pekerjaan pemungutan pajak daerah Kabupaten Samosir.
4. Peranan Badan Pengawas Daerah Inspektorat Daerah, dalam penelitian ini
adalah sebagai pelaksana pengawasan internal dalam mengawasi pengelolaan pajak daerah Kabupaten Samosir yaitu dengan membuat
standar pengawasan, memberikan penilaian terhadap ruang lingkup;prosedur pengawasan; pelaksanaan kerja serta analisa laporan, dan
tindakan korektif apabila terjadi penyimpangan.
1.7 Sistematika Penulisan BAB I