Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

46

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kota merupakan suatu wilayah pemusatan sejumlah penduduk yang mewadahi tumbuh dan berkembangnya kegiatan sosial, budaya dan ekonomi. Perkembangan suatu perkotaan ditandai dengan perkembangan populasi manusia yang disertai dengan perkembagan sarana dan prasarana fisik seperti perkembangan pemukiman transportasi, industri, dan lain-lain sebagai penunjang aktifitas penduduk kota. Perkembangan suatu perkotaan menjadi simbol kemajuan peradaban manusia, karena penduduk perkotaan cenderung mengikuti perkembangan zaman. Tetapi, pada kenyataannya perkembanganpembangunan lingkungan perkotaan menimbulkan berbagai dampak negatif yang mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan yang pada akhirnya manusia juga yang mengalami kerugian. Kerugian yang dialami manusia diantaranya banjir, menurunnya kualitas udara karena polusi, dan lain-lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan perkotaan maju secara ekonomi, tetapi mundur secara ekologi. Padahal kestabilan kota secara ekologi sangat penting, sama pentingnya dengan kestabilan secara ekonomi. Sebagai kota yang bertetangga dengan Ibukota Jakarta, Tangerang mengalami kemajuan yang hampir sama dengan Jakarta. Begitu pula dengan dampak terhadap lingkungannya. Masalah yang tidak kalah pentingnya adalah masalah penataan ruang kota. Tata ruang kota Tangerang lebih ditujukan untuk pembangunan pemukiman, perkantoran, sarana rekreasi dan industri, yang berakibat kepada semakin berkurangnya ruang terbuka hijau berpepohonan dan danauwaduk yang berfungsi sebagai daerah resapan air juga untuk mengurangi polusi udara. Menyadari keadaan tersebut, penataan lingkungan perkotaan yang berwawasan lingkungan menjadi sangat penting. Oleh karena itu kehadiran vegetasi dalam ruang terbuka hijau sangat diperlukan untuk mengimbangi tingkat polusi udara yang tinggi serta untuk daerah resapan air, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktifitas industri. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Ruang terbuka hijau adalah area memanjangjalur danatau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baikyang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah No.47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Terbuka Hijau dimana di dalamnya termasuk Hutan Kota adalah bagian dari kawasan lindung yang merupakan kawasan perlindungan setempat. Perkembangan ruang terbuka hijau memerlukan perencanaan dan pengelolaan yang baik, agar fungsi dan peranan ruang terbuka hijau itu sendiri dapat terwujud secara optimal. Informasi yang akurat, cepat dan efisien akan sangat membantu dalam perencanaan pembangunan ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, teknologi penginderaan jauh merupakan sarana yang tepat. Jika diintegrasikan dengan Sistem Informasi Geografis SIG akan menghasilkan informasi yang diperlukan untuk tata ruang kota. Penginderaan jauh mampu memberikan informasi secara lengkap, cepat dan relatif lebih akurat, serta cakupan wilayah yang luas. Kelebihan lain dari teknik penginderaan jauh dengan menggunakan satelit yaitu dapat menghasilkan data dijital yang selanjutnya dapat diolah secara kuantitatif dengan bantuan komputer, sehingga dihasilkan informasi yang lebih cepat dan akurat.

1.2 Rumusan Masalah