BREISING BALOK
6.3 BREISING BALOK
Balok dan rangka batang harus dikekang melawan rotasi di sumbu longitudinalnya pada tititk-titik tumpuan. Bila titik terbreis diasumsikan dalam desain antara titik-titik tumpuan, breising lateral, breising torsional, atau kombinasi dari dua tersebut harus disediakan untuk mencegah perpindahan relatif sayap-sayap atas dan bawah (yaitu, untuk mencegah twist). Pada komponen-komponen struktur yang menahan lentur kurva ganda, titik belok tidak boleh dipertimbangkan sebagai titik terbreis kecuali breising disediakan pada lokasi itu.
1. Breising Lateral
tan
Breising lateral harus ditempatkan pada atau dekat sayap tekan balok, kecuali sebagai
dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id
berikut:
(1) Pada ujung bebas balok dikantilever, breising lateral harus ditempatkan pada atau dekat bagian atas sayap (tarik).
(2) Untuk balok terbreis yang menahan lentur kurva ganda, breising lateral harus ditempatkan pada kedua sayap-sayap di titik terbreis terdekat titik belok.
1a. Breising Relatif
Kekuatan perlu adalah
CM / h
rb
(A-6-5)
Kekakuan perlu adalah
br hL
(DFBK)
br
hL
(DKI) (A-6-6)
dengan
0,75 dan tidak untuk di komersialkan” 2,00
(DFBK)
(DKI)
C 1,00
kecuali dalam kasus yang berikut;
= 2,00 untuk breis berada di dekat titik belok dalam suatu balok menahan lentur
h kurva ganda
o = jarak antara titik-titik berat sayap, in. (mm)
Untuk desain sesuai dengan Pasal B3.3 (DFBK) M r = kekuatan lentur perlu menggunakan kombinasi beban DFBK, kip-in. (N-mm)
Untuk desain sesuai dengan Pasal B3.4 (DKI) M r = kekuatan lentur perlu menggunakan kombinasi beban DKI, kip-in. (N-mm)
© BSN 2015
232 dari 242
1b. Breising Nodal
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s
Kekuatan perlu adalah
0,02 M C / h
rb
(A-6-7)
Kekakuan perlu adalah
1 10 M C 10 M C
br
hL
br
hL
(DKI) (A-6-8)
(DFBK)
dengan
(DFBK)
(DKI)
Untuk desain sesuai dengan Pasal B3.3 (DFBK) M r = kekuatan lentur perlu menggunakan kombinasi beban DFBK, kip-in. (N-mm)
tan dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id
Untuk desain sesuai dengan Pasal B3.4 (DKI) M r = kekuatan lentur perlu menggunakan kombinasi beban DKI, kip-in. (N-mm)
Pada persamaan A-6-8, L b tidak perlu diambil kecil dari panjang tanpa terbreis M maksimum yang diizinkan untuk balok berdasarkan pada kekuatan perlu lentur,
2. Breising torsi
Boleh ditempatkan breising torsional pada setiap lokasi penampang melintang, dan tidak perlu ditempatkan dekat sayap tekan.
Catatan: Breising torsional dapat disediakan dengan balok, rangka melintang, atau elemen diafragma lainnya yang terhubung momen.
2a. Breising Nodal
Kekuatan perlu adalah
0,024 M L
rb
nC L
(A-6-9)
dan tidak untuk di komersialkan”
Kekakuan perlu adalah
Tb
-1 T sec
(A-6-10)
dengan
1 2,4 LM
2 2,4 LM 2
nEI C 2 y b (DFBK)
T nEI C 2
b (DKI) (A-6-11)
© BSN 2015
233 dari 242
3,3 E 1,5
3 th
bt 3
st
sec
(A-6-12)
ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s
dengan
1,5 (DKI) 3,00 Catatan:
(DFBK)
dalam Persamaan A-6-11 karena momen dikuadratkan.
b E = faktor modifikasi dijelaskan dalam Bab F
I = modulus elastis baja = 29 000 ksi (200 000 MPa)
= momen inersia keluar bidang gambar, in. 4 (mm 4 L )
b = panjang bentang, in. (mm)
= lebar pengaku untuk pengaku-pengaku one-sided, in. (mm)
= dua kali lebar pengaku individual untuk sepasang pengaku, in. (mm) t
= jumlah titik-titik terbreis nodal di bentang tersebut
t = ketebalan badan balok, in. (mm) tan
st
dar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id T = kekakuan sistem breis keseluruhan, kip-in./rad (N-mm/rad)
= ketebalan pengaku badan, in. (mm)
sec = kekakuan distorsi badan, termasuk efek dari pengaku transversal, jika ada, kip-
in./rad (N-mm/rad)
Catatan: Jika sec T , Persamaan A-6-10 adalah negatif, dimana menunjukkan bahwa
breising balok torsi tidak boleh negatif akibat kekakuan distorsi badan tidak memadai.
Untuk desain sesuai dengan Pasal B3.3 (DFBK) M r = kekuatan lentur perlu menggunakan kombinasi beban DFBK, kip-in. (N-mm)
Untuk desain sesuai dengan Pasal B3.4 (DKI) M r = kekuatan lentur perlu menggunakan kombinasi beban DKI, kip-in. (N-mm)
Bila diperlukan, pengaku badan harus kedalaman komponen struktur terbreis penuhnya diperpanjang dan harus ditempatkan ke sayap jika breis torsional juga ditempatkan pada sayap tersebut. Alternatif, harus diizinkan pengaku pendek berhenti dengan jarak t sama dengan 4 w dari setiap sayap balok yang tidak secara langsung ditempatkan
pada breis torsional.
dan tidak untuk di komersialkan”
Pada Persamaan A-6-9,
b tidak perlu diambil kecil dari panjang tanpa terbreis
maksimum yang diizinkan untuk balok berdasarkan kekuatan lentur perlu,
2b. Breising Menerus
Untuk breising menerus, Persamaan A-6-9 dan A-6-10 harus digunakan dengan modifikasi yang berikut:
L / n 1,0
b harus diambil sama dengan panjang tanpa terbreis maksimum yang diizinkan
untuk balok berdasarkan kekuatan lentur perlu,
© BSN 2015
234 dari 242
(3) Kekakuan distorsi badan harus diambil sebesar:
3,3 ta Badan Standardisasi Nasional, Copy s
Et 3
sec 12 h o (A-6-13)