Penelitian Siklus I

1. Penelitian Siklus I

a. Perencanaa Tindakan

Perencanaan tindakan merupakan suatu kegiatan untuk merencanakan keseluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran ekonomi dengan menerapkan model cooperative learning tipe two stay two stray . Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan oleh peneliti bersama guru mata pelajaran ekonomi pada tanggal 5 April 2012 di ruang guru SMA N 1 Teras Boyolali. Guru bersama peneliti mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Guru dan peneliti sepakat melaksanakan tindakan siklus I akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan atau 5 X 45 menit, yakni setiap hari Sabtu mulai tanggal 7 April hingga 21 April 2012. Kegiatan perencanan tindakan siklus I sebagai berikut :

1) Menyiapkan perangkat pembelajaran Guru dibantu peneliti menyiapkan silabus mata pelajaran ekonomi kelas

X untuk memperlancar jalannya proses kegiatan tindakan, kemudian peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan mendiskusikannya bersama guru, sekenario pembelajaran yang direncanakan sebagai berikut : Pertemuan 1( Sabtu, 7 April 2012) Alokasi waktu: 2 X 45 Menit

a) Membuka pelajaran dan sosialisasi model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray .

b) Penyampaian tujuan pembelajaran.

commit to user

d) Sesi tanya jawab terhadap materi yang belum jelas.

e) Pembentukan kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4 siswa dan

meminta untuk duduk dengan teman satu kelompok.

f) Pembagian LKS yang berisi studi kasus untuk dan lembar jawaban untuk didiskusikan.

g) Setelah diskudi kelompok inti selesai guru meminta siswa yang di

tunjuk sebagai tamu segera bertamu kekelompok lain.

h) Guru menginformasikan laporan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya dan ada

3 kelompok dipilih secara acak untuk mempresentasikan sehingga seluruh kelompok dapat mempersiapkan diri untuk mempresentasikan ke depan kelas setelah diskusi selesai.

i) Guru menyimpulkan bersama-sama dengan siswa materi yang telah di jelaskan.

j) Salam penutup. Pertemuan 2( Sabtu, 14 April 2012) Alokasi waktu: 2 X 45 Menit

a) Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam

b) Melanjutkan diskusi pertemuan sebelumnya.

c) Mempresentasikan hasil diskusi dan bertamu yang terpilih 3 kelompok

secara acak untuk dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.

d) Tanggapan dan penguatan dari guru baik pelurusan maupun tambahan presentasi

e) Pemberitahuan bahwa pertemuan yang akan datang diadakan tes evaluasi, siswa di minta mempersiapkan diri .

f) Salam penutup Pertemuan 3( Sabtu, 21 April 2012) Alokasi waktu: 1 X 45 Menit

a) Membuka pelajaran dengan salam dan melakukan absensi.

b) Pembagikan soal kuis dan meminta siswa untuk mengerjakan secara individu.

commit to user

dengan baik agar hasil kuis benar-benar mencerminkan kemampuan mereka.

d) Setelah waktu habis guru meminta lembar siswa dikumpulkan.

e) Pengumumkan kelompok terbaik dan memberikan penghargaan terhadap kelompok terbaik.

2) Menyiapkan intrumen penelitian dan pedoman wawancara. (Kriteria

keaktifan siswa dan pedoman wawancara terlampir)

3) Menyiapkan materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi pokok yang digunakan dalam penerapan model cooperative learning tipe two stay two stray pada siklus I adalah uang.

Standar Kompetensi : Memahami konsep ekonomi uang dan perbankan. Konsep Dasar

: Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang.

4) Mendesain alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray .

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan setiap hari Sabtu dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 45 menit dan 1 x 45 menit. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai observer sedangkan yang mengajar adalah guru.

Materi pada pelaksanaan tindakan I adalah mempelajari tentang uang. Kegiatan awal yang dilakukan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan melakukan absensi, menjelaskan tujuan pembelajaran dan pengarahan tentang model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray. Pengarahan model pembelajaran ini bertujuan untuk penerapan model pembelajaran

commit to user

proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Pengarahan tersebut berisi garis besar langkah-langkah pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray yang meliputi: mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru, diskusi kelompok membahas soal diskusi dan menjadi tamu untuk menerangkan hasil diskusi, anggota yang lain menerima tamu untuk menerangkan hasil diskusi, presentasi, tanya jawab dan yang terahir evaluasi. Dengan penjelasan tersebut siswa dapat memperoleh gambaran mengenai proses pembelajaran yang akan dilakukan, sehingga siswa akan dapat melaksanakan dengan baik tahapan-tahapan dalam pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray. Selain itu guru juga memberikan penjelasan aspek yang akan dinilai dalam penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray antara lain keaktifan siswa dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa dan untuk meningkatkan motivasi dan antusiasme siswa guru menjelaskan bahwa akan ada penghargaan untuk kelompok terbaik berdasarkan nilai pengamatan.

Tabel 4.2 Urutan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus 1 No

Uraian Kegiatan

Keterangan

Pertemuan I ( Sabtu, 7 April 2012)

mengucapkan salam

2)

Guru menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kehadiran dan kondisi siswa. Semua siswa masuk tidak ada yang izin atau sakit.

3)

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menerangkan bahwa pembelajaran akan mengunakan model cooperative learning tipe two stay

two stray . Siswa

seksama karena model pembelajaran merupakan hal yang baru bagi mereka

Perencanaan dan persiapan

4)

Guru menerangkan materi pembelajaran uang secara garis besar. Pada saat guru

Perencanaan dan persiapan

commit to user

memperhatikan dan mecatat materi yang di sampaikan, namun ada siswa yang kurang memperhatikan terutama siswa putra yang duduk paling belakang terlihat ngobrol sendiri dan tidak fokus pada pelajaran. Guru meminta siswa untuk tanya jawab terhadap materi dan ada beberapa siswa yang bertanya

5)

Guru membacakan anggota-anggota setiap kelompok yang telah di susun sebelumnya secara heterogen dan meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya. Siswa terbagi menjadi 9 kelompok beranggotakan

4 siswa dengan jumlah siswa dalam satu kelas berjumlah 36 siswa.

Perencanaan dan persiapan

6)

Guru membagikan kertas folio dan LKS pada

menerangkan untuk pemecahan masalah siswa dapat menggunakan referensi lain yang dapat mendukung.

Perencanaan dan persiapan

7)

Guru mengarahkan siswa untuk mencari pemecahan masalah dan pemilihan siapa yang

akan menjadi tamu. Secara keseluruhan proses diskusi berjalan dengan lancar, sebagian siswa secara aktif berdiskusi dalam kelompoknya namun ada beberapa siswa yang kurang antusias diskusi dalam kelompok sehingga yang bekerja hanya sebagian anggota kelompok dan yang lain hanya bersikap acuh

Perencanaan dan persiapan

8)

Guru meminta dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka. Kemudian duta juga menginformasikan hasil

kerja mereka.

bila terdapat

bersama. Setelah selesai guru meminta kelompok tamu kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan penemuan mereka

mencocokkan, membahas hasil kerja mereka dengan menulisnya sebagai laporan, selama proses diskusi bertamu dan menerima tamu sebagian siswa berantusias untuk menerangkan hasil diskusi kepada

commit to user

beberapa siswa yang sekedar membaca atau

menerangkan maupun berpendapat.

9)

Guru memberitahukan bahwa laporan dikumpulkan pertemuan berikutnya dan ada 3 kelompok dipilih secara acak untuk mempresantasikan

sehingga

seluruh

kelompok dapat mempersiapkan diri secara maksimal untuk mempresentasikan ke depan kelas setelah diskusi selesai.

dengan siswa materi yang telah di jelaskan

mengucapkan salam

Pertemuan kedua ( Sabtu, 14 April 2012) 1)

mengucapkan salam

2)

Guru membuka pelajaran, absensi dan menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa

Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran

4)

Guru meminta siswa untuk duduk berdekatan dengan siswa satu kelompok dan melanjutkan diskusi pertemuan sebelumnya.

5)

Guru memilih 3 kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusi dan bertamu dilanjutkan dengan sesi tanya jawab namuan hanya 5 orang yg bertanya yaitu Arifa, Pipit, Tegar, Tri , Ega Dari kelima anak ini yang paling aktif mengeluarkan pendapat adalah Ega Anugrah

6)

Guru memberikan tanggapan terhadap presentasi siswa, tanggapan bisa berupa pelurusan dari penjelasan siswa yang kurang tepat dan tambahan materi dari apa yang siswa belum jelaskan.

Refleksi

7)

Guru menginformasikan kepada siswa pertemuan yang akan datang diadakan tes evaluasi

8)

Guru

menutup

pelajaran

dengan

commit to user

Pertemuan ke tiga ( Sabtu, 21 April 2012)

mengucapkan salam.

2)

Guru mengecek kehadiran siswa dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan meminta siswa untuk menyimpan buku dan materi-materi ekonomi karena sesuai dengan perjanjian pertemuan kemaren akan diadakan tes evaluasi. Tes diikuti oleh seluruh siswa karena seluruh siswa hadir

3)

Guru bersama peneliti membagikan soal kuis

mengerjakan secara individu

Evaluasi 4)

Selama siswa mengerjakan kuis, guru bersama peneliti mengawasi dengan baik agar hasil kuis benar-benar mencerminkan kemampuan mereka

Evaluasi

5)

Setelah waktu habis guru meminta lembar siswa dikumpulkan

6)

Guru mengumumkan kelompok terbaik dan memberikan penghargaan terhadap kelompok terbaik, yaitu kelompok 7 yaitu Domeina, Mustika, Sundari, Widyana

7)

Guru mengahiri pertemuan dengan salam penutup

Wawancara yang dilakukan terhadap guru untuk mengetahui tanggapan dan kesulitan yang dialami guru. Guru menjelaskan bahwa pembelajaran two stay two stray dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa, terbukti siswa lebih aktif dalam berdiskusi, bertanya, menanggapi, menjelaskan dalam diskusi, banyak siswa juga lebih paham akan materi terbukti dengan meningkatnya nilai ketuntasan siswa. Guru dalam siklus I masih belum menguasai model pembelajaran sehingga guru kurang dapat menguasai kelas, dan kurang memotivasi siswa untuk saling berdiskusi dan berkerjasama dengan setiap anggota kelompok. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa, secara umum siswa sudah cukup aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan mereka merasa cocok mengunakan model cooperative learning tipe two stay two stray

commit to user

sehingga mempengaruhi nilai mata pelajaran ekonomi mereka.

c. Pengamatan

Pelaksanaan tindakan penelitian ini bersamaan dengan dilakukannya observasi selama pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh peneliti, mengacu pada lembar observasi yang telah disusun. Observasi ini digunakan untuk mengevaluasi guru dalam penerapan model pembelajaran dan mengetahui keaktifan siswa selama pelaksanaan penerapan metode pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray.

Pada saat observasi berlangsung, kegiatan peneliti adalah memantau pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray . Guru menerangkan tentang pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray dan penjelasan garis besar materi tentang uang. Selama observasi berlangsung guru memantau pelaksanaan model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray , membantu dan membimbing siswa dalam memecahkan masalah saat diskusi, mengamati jalannya cooperative learning tipe two stay two stray serta memberikan evaluasi dan refleksi terhadap pemecahan masalah yang diberikan. Guru juga melakukan penilaian terhadap keaktifan siswa dengan berkolaborasi dengan peneliti.

Awal penerapan cooperative learning tipe two stay two stray pada saat guru menerangkan, sebagian besar siswa memperhatikan dan mencatat materi yang di sampaikan, namun ada siswa yang kurang memperhatikan terutama siswa putra yang duduk paling belakang terlihat ngobrol sendiri dan tidak fokus pada pelajaran, namun pembelajaran tetap kondusif. Guru memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab terhadap materi namun hanya sedikit siswa yang bertanya. Ketika guru mengumumkan pembagian kelompok dan memulai diskusi siswa terlihat antusias karena merupakan hal yang baru untuk mereka. Diskusi kelompok berjalan dengan baik sebagian siswa berpartisipasi aktif dalam kelompok dan terlihat antusias pada saat

commit to user

banyaknya siswa yang bersemangat untuk menerangkan walaupun hanya membaca maupun mendengarkan hasil diskusi, namun sedikit yang mengutarakan pendapat mereka, pertemuan kedua siswa terlibat lebih aktif dan antusias dengan jalanya cooperative learning tipe two stay two stray dan sesi tanya jawab pada saat presentasi. Pertemuan ketiga semua siswa mengerjakan soal tes dengan baik dan mandiri.

Berikut ini hasi observasi penilaian penerapan pembelajaran model cooperative learning tipe two stay two stray sebagai berikut :

Tabel 4.3. Pengukuran Keaktifan Siswa Dengan Model Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Siklus I

Kriteria

Jenis Keaktifan

Mental activities

Oral activities

Listening

activities

Writing activities

11,11% Sumber: Data pengamatan siklus I penelitian Keterangan:

BS : Baik Sekali

B : Baik

C : Cukup K

: Kurang KS : Kurang Sekali

Sedangkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran model cooperative learning tipe two stay two stray dengan materi pembelajaran permintaan dan penawaran uang memperoleh nilai rata-rata kelas mencapai

commit to user

21 dari 36 siswa, sedangkan sisanya masih di bawah KKM

d. Refleksi

Setelah dilakukan tindakan dan pengamatan terhadap tindakan, maka peneliti melakukan analisis data yang diperoleh sebagai suatu refleksi dari siklus I. Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa skor antara pengamatan rata-rata sudah mengalami peningkatan dimana pada aspek mental activities untuk indikator BS (Baik Sekali) presententasenya 0%, untuk indikator B (Baik) 52,78%, untuk indikator C (Cukup) presentasenya 27,78%, untuk indikator K (Kurang) presentasenya 16,67% dan KS (Kurang Sekali) presentasenya 2,78%, pada aspek oral activities untuk indikator BS (Baik Sekali) presententasenya 4,17%, untuk indikator B (Baik) 48,61%, untuk indikator C (Cukup) presentasenya 22,22%, untuk indikator K (Kurang) presentasenya 15,28% dan KS (Kurang Sekali) presentasenya 9,72%. Sedangkan pada aspek listening activities untuk indikator BS (Baik Sekali) presententasenya 2,08%, untuk indikator B (Baik) 47,22%, untuk indikator

C (Cukup) presentasenya 27,78%, untuk indikator K (Kurang) presentasenya 17,36% dan KS (Kurang Sekali) presentasenya 4,86%, pada aspek writing activities untuk indikator BS (Baik Sekali) presententasenya 0%, untuk indikator B (Baik) 44,44%, untuk indikator C (Cukup) presentasenya 22,22%, untuk indikator K (Kurang) presentasenya 22,22% dan KS (Kurang Sekali) presentasenya 11,11%. Sedangkan untuk hasil belajar belajar bervariatif yaitu berkisar 54-86, dengan nilai rata-rata 75,6 dan presentase ketuntasan mencapai 58,33% , berarti dalam hal ini hasil belajar dalam siklis I belum mencapai target yang di tentukan yaitu sebesar 75% siswa tuntas. Oleh karena itu perlu dilakukan yaitu siklus II.

Setelah dianalisis dapat disimpulkan bahwa saat proses pembelajaran siklus I, terjadi hambatan-hambatan antara lain :

1) Guru terburu-buru dalam memberikan materi kepada siswa sehingga banyak materi yang kurang dipahami oleh siswa, karena waktu

commit to user

dan banyak topik pembicaraan yang menyimpang dari materi yang disampaikan sehingga waktu kurang efisien.

2) Guru kurang menguasai kelas, hal ini terlihat dari posisi guru menjelaskan yang selalu berada di depan kelas sehingga siswa yang bagian belakang kurang di perhatikan. Hal ini berdampak pada siswa yang duduk paling belakang kelas kurang memperhatikan penjelasan guru dan cenderung mengobrol dengan teman sebelah.

3) Beberapa siswa lebih banyak tergantung pada temannya pada saat kerja kelompok sehingga siswa tidak dapat menerangkan materi dengan baik kepada teman kelompok lain hal ini membuat teman lainya tidak paham pada materi.