Hakikat Keaktifan Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian- pengertian, sikap-sikap, aspresiasi dan ketrampilan. Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah Knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), aplication (menerapkan), analiysis

(menguraikan,

menentukan

hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk hubungan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberika respon, valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-rautine, dan routinized. Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik, fisikal, sosial, menejerial, dan intelektual (Blom dalam Suprijono, 2009).

Menurut Sudjana kriteria keberhasilan belajar siswa berkisar antara 75-80% (2010). Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Penelitian ini menggunakan presentase ketuntasan hasil belajar yaitu 75% dari siswa di kelas tersebut memperoleh nilai sama dengan atau di atas KKM yang disyaratkan.

b. Fungsi Hasil Belajar

Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa. Oleh karena itu, dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa setelah mengalami proses belajar. Dengan mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Oleh sebab itu, penilaian hasil dari proses belajar mengajar saling berkaitan satu sama lain, yang mana hasil belajar dicapai siswa

commit to user

evaluasi hasil belajar sebagai berikut:

1) Fungsi administratif untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport.

2) Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan.

3) Fungsi diagnistik untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan program perbaikan pengajaran.

4) Sumber data BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan.

5) Bahan pertimbangan pengembangan pada yang akan datang meliputi

pengembangan kurikulum, metode, dan alat-alat PBM. (Syah, 2011: 142)

c. Tujuan Hasil Belajar

Sejalan dengan fungsi penilaian diatas maka tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk:

1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.

2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan keterampilan yakni sejauh mana keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan. Keberhasilan pendidikan dan pembelajaran penting artinya mengingat peranannya sebagai upaya membudayakan manusia, dalam hal ini para siswa agar menjadi manusia yang berkualitas.

3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya tidak dipandang sebagai kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh program

commit to user

dalam melaksanakan program tersebut.

4) Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan para orang tua siswa. Dalam mempertanggung jawabkan hasil-hasil yang telah dicapainya, sekolah memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan pelaksanaan sistem pendidikan serta kendala yang terjadi.

d. Penilaian Hasil Belajar

Dalam penilaian hasil belajar siswa dapat dibagi menjadi dua macam yaitu penilaian tes dan penilaian non tes.

1) Tes Menurut Purwanto “Tes hasil belajar merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa” (1993: 66). Tes diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Macam-macam tes menurut Purwanto (2011) yaitu:

a) Tes Formatif Tes formatif digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar. Setiap pokok bahasan membentuk perilaku tertentu sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajarannya.

b) Tes Sumatif Tes sumatif digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan dalam satuan waktu tertentu seperti semesteran.

commit to user

Tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi siswa-siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi.

d) Tes Penempatan Tes penempatan adalah pengumpulan data tes hasil belajar yang diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.

2) Non Tes Penilaian non tes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik, minat, sifat, dan kepribadian. Menurut Purwanto (2011) penilaian non tes melalui:

a) Pengamatan, yakni alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa, baik perorangan maupun kelompok, di kelas maupun diluar kelas.

b) Skala sikap, yaitu penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan sikap siswa melalui pengerjaan tugas tertulis dengan soal-soal yang lebih mengukur daya nalar atau pendapat siswa.

c) Angket, yaitu alat penilaian yang menyajikan tugas-tugas atau

mengerjakan dengan cara tertulis.

d) Catatan harian, yaitu catatan mengenai perilaku siswa yang dipandang mempunyai kaitan dengan perkembangan pribadinya.

e) Daftar cek, yaitu suatu daftar yang dipergunakan untuk mengecek terhadap perilaku siswa telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

Menurut Bloom dalam Sudjana (2010), ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu:

1) Ranah afektif Merupakan aspek yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek.

commit to user

Merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan melakukan pekerjaan yang melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik,

3) Ranah kognitif Merupakan aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, kemampuan yang berkaitan dengan

perolehan

pengetahuan,

pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran.

e. Keterkaitan Antara Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray dan Peningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa

Model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray menuntut siswa untuk aktif berinteraksi, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan menyimak materi yang dijelaskan kepada siswa, karena dalam metode ini siswa harus berani mengungkapkan pandapat kepada siswa lain, sehinga dapat melatih keberanian siswa untuk aktif di dalam kelas dan dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan siswa lain, hal ini akan meningkatkan keaktifan siswa.

Model pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray ini dapat meningkatkan kesatuan kelompok, tingkah laku kerja sama dan relasi antar kelompok melalui prosedur pembelajaran kooperatif. Dengan demikian kelompok kerjasama dalam tipe two stay two stray dapat meningkatkan energi yang kemudian akan dapat meningkatkan pembelajaran karena dalam model tipe two stay two stray mengusahakan suatu ruang kelas yang terorganisir dengan baik, siswa mengerjakan tugas dalam sebuah kelompok dengan berdiskusi, dan siswa akan mendapatkan informasi sekaligus dari dua kelompok yang berbeda akan mendapat pengetahuan pada diri siswa yang akan membantu menangkap maksut dari soal yang ada.

commit to user

dapat meningkat melalui model pembelajaran ini, sehingga hasil belajar siswa yang sebelumnya masih rendah dapat meningkat. Selain hal tersebut, siswa akan lebih tertarik pada materi, meningkatkan konsentrasi di dalam proses pembelajaran, meningkatkan keaktifan belajar di dalam kelas yang akan berdampak pada meningkatnya pemahaman siswa dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.