ini diinervasi oleh saraf trigeminal cabang mandibular. Otot masseter dan temporalis berada di permukaan wajah, sementara otot pterygoid lateral dan medial berada lebih
ke dalam di fossa infratemporal.
6
Pergerakan mandibula terhadap posisi kontak gigi diatur oleh kontraksi antara otot masseter, otot temporalis dan otot pterygoid media. Kontraksi otot masseter
menyebabkan pergerakan prosesus kondiloideus terhadap lekuk anterior fossa mandibular. Bagian posterior otot temporalis menghasilkan pergerakan retrusif
mandibula. Kontraksi unilateral otot pterygoid media menyebabkan pergerakan kontralateral pada mandibula.
17
2.3 Prosesus Kondiloideus
Prosesus kondiloideus adalah salah satu situs utama dari pertumbuhan wajah.
19
Kedudukannya sangat istimewa karena pertumbuhan mandibula dapat ditunjukkan dari pertumbuhan dan perkembangan prosesus kondiloideus, dimana
proliferasi sel-selnya merupakan respon dari pertumbuhan mandibula itu sendiri.
5,6,16
Pertumbuhan mandibula umumnya berlangsung pada masa sebelum pubertas, dimana pertumbuhan rata-rata tinggi ramus kondilus-gonion adalah 1 – 2 mm per tahun dan
pertumbuhan rata-rata panjang body gonion-pogonion adalah 2 – 3 mm per tahun.
20
2.3.1 Anatomi dan Morfologi Prosesus Kondiloideus
Prosesus kondiloideus merupakan bagian dari mandibula yang berartikulasi dengan kranium selama pergerakan berlangsung.
17
Prosesus kondiloideus sangat bervariasi dari segi bentuk dan ukuran. Ketika dilihat dari atas, kira-kira garis
bentuknya seperti oval.
5,6
Besar ukuran dari pandangan anteroposterior kira-kira setengah dari pandangan mediolateral. Aspek medialnya lebih lebar daripada
lateral.
6,19
Panjangnya sekitar 15 – 23 mm dari sisi mediolateral, dan 8 – 10 mm dari sisi anteroposterior.
4,5,17
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Prosesus kondiloideus dalam A aspek anterior dan B aspek superior.
4
Aksis panjang prosesus kondiloideus tidak berada tepat pada ramus, melainkan menyimpang ke posterior dari bidang korona, sehingga lateral pole
prosesus kondiloideus berada sedikit anterior dari medial pole. Permukaan cekung anterior dan posterior dari kepala prosesus kondiloideus merupakan permukaan
artikular.
6
Area permukaan artikular prosesus kondiloideus mempunyai luas 200 mm
2
, atau kira-kira setengah dari fossa mandibular. Permukaan non-artikular posterior
lebar dan datar. Permukaan artikular dipisahkan dari permukaan non-artikular oleh ridge
kecil, yang mengindikasikan daerah perlekatan kapsul. Puncak artikular yang lebar dari prosesus kondiloideus bergabung dengan ramus melalui proyeksi tipis
tulang pada leher prosesus kondiloideus. Fovea pterigoid menandai perlekatan antara ujung inferior otot pterigoid lateral dan terletak pada bagian anterior leher di bawah
permukaan artikular prosesus kondiloideus.
6
Morfologi prosesus kondiloideus dicirikan sebagai proyeksi tulang bulat dengan permukaan bikonveks dan oval di bagian atasnya pada bidang aksial.
17
Variasi normal morfologi prosesus kondiloideus muncul berdasarkan usia, jenis kelamin, tipe
wajah, gaya oklusal, beban fungsional, dan tipe maloklusi. Prevalensi paling besar
Universitas Sumatera Utara
dari perub dikarenaka
Ben dikelompo
bulat.
1,5,7
beresolusi bulat, bers
muncul, d wanita mu
ahan proses an onset deg
G
ntuk pros okkan ke d
Pada gam tinggi, bent
sudut, konv disusul oleh
ncul paling sus kondilo
generasi pad
Gambar 4. B m
d
sesus kond dalam empa
mbaran mor tuk prosesus
veks, dan k h bentuk be
dominan, s ideus munc
da sendi.
5,19
Bentuk outli menggunaka
A datar, B dan D bula
diloideus at kategori
rfologi pro s kondiloide
konkaf. Ben ersudut, ko
ementara be cul pada sen
ine prosesu
an radiogra B menonjo
at.
1
menggunak , yaitu dat
osesus kond eus diklasifi
ntuk konvek onkaf, dan
entuk konka ndi temporo
us kondiloid afi panoram
l, C bersu
kan radio tar, menonj
diloideus m fikasikan me
ks adalah y bulat. Bent
af lebih dom omandibular
deus mik:
udut
ografi pan njol, bersud
menggunaka enjadi bentu
yang paling tuk konvek
minan pada p r lansia
noramik dut dan
an CT uk datar,
g sering ks pada
pria.
5,7
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Bentuk outline prosesus kondiloideus menggunakan CT: A datar,
B bulat, C bersudut, D konveks dan E konkaf.
7
2.3.2 Histologi Prosesus Kondiloideus
Secara histologis prosesus kondiloideus bervariasi sesuai dengan pertambahan usia. Hal ini disebabkan adanya kartilago sekunder pada prosesus kondiloideus
selama masa kanak-kanak. Kartilago ini muncul pertama kali pada minggu kesepuluh masa intrauterin dan bertahan sebagai daerah proliferasi kartilago sampai masa
remaja. Prosesus kondiloideus dilapisi oleh jaringan ikat fibrosa. Kepala prosesus
kondiloideus terdiri dari tulang kompakta dan jaringan ikat fibrosa perikondrium. Di antara tulang kompakta dan jaringan ikat fibrosa terdapat kartilago hyalin.
6
2.3.3 Kelainan pada Prosesus Kondiloideus
Beberapa kelainan yang dapat terjadi pada prosesus kondiloideus adalah sebagai berikut.
a. Condylar Hypoplasia