LAMPIRAN : PERATURAN DEPUTI KERJASAMA LUAR NEGERI DAN
PROMOSI NOMOR
: PER. 02KLNPV2015 TANGGAL : 20 MEI 2015
TENTANG : RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI
TAHUN 2015 - 2019
RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI
TAHUN 2015 – 2019 BAB I
PENDAHULUAN
A. KONDISI UMUM
Meningkatnya Mobilitas Tenaga Kerja Indonesia
Kesediaan Indonesia bersama negara-negara anggota lainnya membentuk ASEAN Economic Community AEC yang diberlakukan tahun 2015 tentu saja
didasarkan pada keyakinan atas manfaatnya yang secara konseptual akan meningkatkan pertumbuhan Negara-negara anggota ASEAN. Integrasi ekonomi
dalam AEC 2015 melalui pembukaan dan pembentukan pasar yang lebih besar, dorongan peningkatan efisiensin dan daya saing, serta pembukaan peluang
penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN, akan meningkatkan kesejahteraan seluruh Negara di kawasan.
Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha mempersiapkan kualitas diri untuk dapat
memanfaatkan peluang dalam AEC 2015 dan tentunya harus bersaing dengan Negara anggota ASEAN lainnya sehingga ketakutan akan kalah bersaing di negeri
sendiri akibat implementasi AEC 2015 tidak terjadi. Secara teoritis, integrasi ekonomi menjanjikan peningkatan kesejahteraan bagi Indonesia dan Negara-
negara ASEAN lainnya, diantaranya melalui pembukaan akses pasar yang lebih besar, dorongan mencapai efisiensi dan daya saing ekonomi yang lebih tinggi
termasuk terbukanya peluang penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.
Liberalisasi perdagangan barang di ASEAN akan menjamin arus barang dan pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan
tarif dan non tarif yang berarti sudah tidak ada lagi. Kondisi pasar yang sudah
1
bebas di kawasan dengan sendirinya akan mendorong pihak produsen dan pelaku usaha lainnya untuk memproduksi dan mendistribusikan barang
berkualitas secara efisien sehingga mampu bersaing dengan produk-produk dari Negara lain. Disisi lain, para konsumen juga mempunyai alternatif pilihan yang
beragam yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, dari yang paling murah sampai yang paling mahal.
Disamping itu, masih adanya faktor perbedaan tingkat upah diantara Negara- negara ASEAN, kedekatan budaya dan letak geografis wilayah Negara-negara
anggota akan memberikan peluang dalam meningkatkan mobilitas tenaga kerja intra kawasan. Kondisi ini diperkuat dengan adanya kenyataan banyaknya
penduduk usia muda yang pada umumnya masih tertarik dan bersemangat untuk mendapatkan kesempatan kerja baru di luar negeri. Kemudahan
pergerakan atau perpindahan pekerja yang menjadi tujuan AEC 2015 pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan atau memberikan devisa bagi
pertumbuhan ekonomi negera anggota ASEAN. Relatif tingginya tingkat pengangguran di beberapa Negara ASEAN, secara perlahan akan berkurang
karena bagi mereka yang tidak dapat memgisi lowongan kerja di dalam negerinya akan segera mengisi tempat-tempat yang menyediakan lowongan
kerja di Negara lain sesuai dengan ketrampilan dan keahlian yang dimiliki. Dengan demikian akan terjadi proses kesinambungan di pasar kerja ASEAN. Bagi
Indonesia semakin terintegrasinya ekonomi di kawasan dan kemudahan bagi pergerakan dan perpindahan tenaga kerja, akan menambah peluang kerja
secara lebih luas. Hal ini diharapkan dapat mengurangi pengangguran yang relatif masih tinggi, mengentaskan kemiskinan serta peningkatan pendapatan
masyarakat melalui penerimaan devisa di tengah ketatnya persaingan usaha dalam suasana perekonomian yang semakin terintegrasi.
Indonesia menunjukkan partisipasi aktif dalam pergerakan AEC 2015 yang dinyatakan dalam berbagai aktivitas, diantaranya kegiatan yang dilaksanakan
oleh BNP2TKI, utamanya yang berkaitan dengan mobilitas tenaga kerja yang dituangkan dalam rencana strategis.
Kinerja Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi 2015-2019
Dalam rangka mencapai tujuan strategis Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 2015 - 2019 yang
difokuskan pada i peningkatan kerjasama luar negeri dalam rangka penetrasi pasar kerja internasional; ii peningkatan pemetaan dan harmonisasi kualitas
tenaga kerja luar negeri I dan II; iii peningkatan promosi TKI ke negara tujuan penempatan,
maka berikut ini diuraikan mengenai capaian kinerja Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi dalam kurun waktu 2015 - 2019
2
seperti pada matrik terlampir.
Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Proses penyusunan APBN antara lain mencakup kegiatan internal Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi, BNP2TKI dan Pemerintah dalam proses
perencanaan, dan eksternal dengan DPR dalam proses pembahasan. Secara singkat, tahapansiklus dalam proses penyusunan APBN sebagaimana diatur
dalam PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan RKA-KL adalah sebagai berikut:
Pertama, Periode Januari s.d. April, Kementerian Keuangan dan Bappenas melakukan penyusunan dan perencanaan besaran pagu indikatif baik anggaran
KL maupun non-KL yang sifatnya mengikat maupun tidak mengikat. Proses perencanaan penganggaran APBN dimulai dengan melakukan monitoring
kegiatan tahun berjalan untuk digunakan sebagai angka dasar bagi perencanaan tahun selanjutnya dan perencanaan jangka menengah. Untuk mencapai hasil
yang representatif pada tahap ini dan selanjutnya, diperlukan dukungan basis data dan model perencanaan yang representatif. Selanjutnya, untuk mencapai
efisiensi alokasinya, diperlukan penerapan sistem penganggaran yang kredibel sejak penerapan alokasi sampai pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Menteri
Negara PPNBappenas dan Menteri Keuangan menetapkan Surat Edaran Bersama SEB tentang pagu indikatif, yang merupakan ancar-ancar pagu
anggaran Kementerian NegaraLembaga KL untuk setiap program sebagai acuan penyusunan rencana kerja KL. Sementara itu, pada periode yang sama
setiap Kementerian NegaraLembaga KL menyiapkan rancangan rencana kerja KL untuk tahun berikutnya. Penyusunan rancangan rencana kerja KL tersebut
berpedoman pada rencana kerja pemerintah, rencana strategis KL, dan pagu indikatif. Dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia, KL harus menyusun
program dan kegiatan berdasarkan prioritas. KL menyusun rencana kerja secara berjenjang sampai pada tingkat satuan kerja, sehingga masing-masing
satuan kerja dapat menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan disertai indikator kinerja atas keluaran yang akan dihasilkan.
Kedua, Periode Mei s.d. Agustus, Pemerintah menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya ke
DPR selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei tahun berjalan. Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal, pemerintah
bersama-sama DPR membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran, dan dengan hasil pembahasan kebijakan umum dan prioritas anggaran serta
mempertimbangkan indikator kerangka ekonomi makro, Menteri Keuangan menetapkan Surat Edaran tentang Pagu Sementara yang kemudian digunakan
3
KL untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran Kementerian NegaraLembaga RKA-KL dengan pendekatan: a kerangka pengeluaran jangka menengah
KPJM; b penganggaran terpadu; dan c penganggaran berbasis kinerja.
Rencana kerja dan anggaran yang disusun KL disampaikan dan dibahas dengan DPR komisi mitra kerja terkait, yaitu Komisi I s.d XI yang hasilnya disampaikan
kepada Menteri Keuangan dan Menteri Negara PPNBappenas selambat- lambatnya pada bulan Juli. Kemudian, Kementerian Negara PPNBappenas akan
menelaah kesesuaian antara RKA-KL hasil pembahasan bersama DPR dengan RKP, sedangkan Kementerian Keuangan akan menelaah kesesuaian antara RKA-
KL hasil pembahasan bersama DPR dengan Surat Edaran Menteri Keuangan tentang pagu sementara, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran
sebelumnya dan standar biaya yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, selambat-lambatnya pada pertengahan bulan Agustus, Pemerintah mengajukan Nota Keuangan dan RAPBN beserta RUU APBN dan himpunan RKA-
KL kepada DPR untuk dibahas bersama guna memperoleh persetujuan. Tahapan ini dimulai dengan pidato Presiden pengantar RUU APBN dan Nota
Keuangannya. Selanjutnya, dilakukan pembahasan antara Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah dan Panitia Anggaran DPR, yang pengambilan
keputusannya dilakukan selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakan. Hasil keputusan tersebut ditindaklanjuti dengan pembahasan
antara komisi dengan Kementerian NegaraLembaga mitra kerja terkait. Selanjutnya, RKA-KL yang telah disepakati DPR ditetapkan dalam Keputusan
Presiden tentang Rincian APBN selambat-lambatnya akhir bulan November untuk dijadikan dasar oleh KL dalam menyusun konsep dokumen anggaran
DIPA.
Konsep DIPA disampaikan kepada Menteri Keuangan c.q. Ditjen Perbendaharaan selaku Bendahara Umum Negara selambat-lambatnya minggu
kedua bulan Desember sehingga dapat disahkan oleh Menteri Keuangan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember. DIPA yang telah disahkan oleh
Menteri Keuangan tersebut merupakan dokumen anggaran yang berlaku sebagai otorisasi pengeluaran kegiatan pada KL.
Sebagai bagian dari proses penganggaran dalam kaitannya dengan kewenangan DPR, telah ditetapkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang memberikan wewenang kepada
DPR untuk menyetujui APBN terperinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja.
Reformasi Penganggaran - Berbasis Kinerja
4
Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan negara, reformasi penganggaran diterapkan melalui tiga pendekatan:
penganggaran terpadu unified budget, penganggaran berbasis kinerja performance based budgeting dan kerangka pengeluaran jangka menengah
Medium term expenditure framework dengan tujuan dan sasaran strategis jangka pendek-menengah-panjang meliputi:
1. Terlaksananya proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi berdasarkan klasifikasi organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja
yang berlaku universal serta tertuang dalam satu dokumen pelaksanaan anggaran yang komprehensif;
2. Terlaksananya mekanisme penganggaran berbasis kinerja yang mengedepankan keterkaitan antara kinerja yang hendak dicapai dengan
alokasi anggarannya berdasarkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, kredibilitas dan akuntabilitas; dan
3. Terwujudnya anggaran negara yang kredibel dan sustainable yang penyusunannya telah mempertimbangkan implikasi anggaran beberapa
tahun ke depan dari kebijakan yang sudah ditetapkan. Penganggaran Berbasis Kinerja PBK merupakan suatu pendekatan dalam
sistem penganggaranyang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan outputkeluaran dan outcomehasil yang akan diharapkan, tanpa
mengesampingkan efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.
Dalam struktur penganggaran yang berbasis kinerja harus ada keterkaitan yang jelas antara kebijakan perencanaan sesuai dengan hirarki struktur organisasi
pemerintahan dan alokasi anggaran untuk menghasilkan output yang dilaksanakan oleh unit pengeluaran spending unit.
Landasan konseptual yang digunakan dalam penerapan PBK meliputi: a Alokasi Anggaran berorientasi pada kinerja output and outcome oriented.
Alokasi anggaran yang disusun dalam dokumen rencana kerja dan anggaran dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan
menggunakan sumber daya yangefisien. Dalam hal ini, programkegiatan harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran yang telah ditetapkan
dalam rencana.
b Fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas let the manager manages. Prinsip tersebut
menggambarkan keleluasaan manager unit kerja KPA - Kuasa Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai keluaran sesuai
5
rencana. Keleluasaan tersebut meliputi penentuan cara dan tahapan suatu kegiatan untuk mencapai keluaran dan hasilnya pada saat pelaksanaan
kegiatan, yang memungkinkan berbeda dengan rencana kegiatan. Cara dan tahapan kegiatan beserta alokasi anggaran pada saat perencanaan
merupakan dasar dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan keuangan negara seorang manager unit kerja bertanggung
jawab atas penggunaan dana dan pencapaian kinerja yang telah ditetapkan outcome.
c Alokasi anggaran programkegiatan didasarkan pada tugas - fungsi unit kerja yang dilekatkan pada struktur organisasi Money Follows Function,
Function is Followed by Structure. Money follows function merupakan prinsip yang menggambarkan bahwa pengalokasian anggaran untuk
mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi unit kerja sesuai maksud pendiriannya biasanya dinyatakan dalam peraturan perundangan
yang berlaku. Selanjutnya prinsip tersebut dikaitkan dengan prinsip Function is Followed by Structure, yaitu suatu prinsip yang menggambarkan
bahwa struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan fungsi yang diemban. Tugas dan fungsi suatu organisasi dibagi habis dalam unit-unit
kerja yang ada dalam struktur organisasi dimaksud, sehingga dapat dipastikan tidak terjadi duplikasi tugas - fungsi. Penerapan prinsip yang
terakhir ini prinsip ketiga berkaitan erat dengan kinerja yang menjadi tolok ukur efektivitas pengalokasian anggaran. Hal ini berdasar argumentasi
sebagai berikut:
Efisiensi alokasi anggaran dapat dicapai, karena dapat dihindari
overlapping tugasfungsikegiatan.
Pencapaian output dan outcomes dapat dilakukan secara optimal, karena kegiatan yang diusulkan masing-masing unit kerja benar-benar
merupakan pelaksanaan dari tugas dan fungsinya. Berdasarkan landasan konseptual tersebut di atas maka, tujuan yang
diharapkan dengan penerapan PBK berupa: a. Keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kinerja yang akan dicapai dapat
ditunjukkan secara jelas directly linkages between performance and budget; b.Peningkatan efisiensi dan transparansi dalam pelaksanaannya operational
efficiency; c. Peningkatan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas
dan pengelolaan anggaran more flexibility and accountability. Sesuai dengan rumusan pengertian anggaran berbasis kinerja tersebut di atas
6
maka, frase ”memperhatikan hasil yang diharapkan baik outcome maupun output“ berkaitan dengan perumusan tujuan terlebih dahulu, baru kemudian
kebutuhan biayanya. Perumusan tujuan ini meliputi tujuan besar golden goal yang diikuti oleh tujuan yang lebih kecil, dan output yang dihasilkan sesuai
tujuan pada masing-masing tingkatan.
Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi yang dilaksanakan oleh BNP2TKI diarahkan untuk mencapai beberapa sasaran, yaitu untuk meningkatkan Good Governance, meningkatkan
kinerja seluruh aparat BNP2TKI dan untuk meningkatkan pelayanan kepada publik. Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, Kepala BNP2TKI telah
mencanangkan Reformasi Birokrasi yang meliputi program prioritas di bidang penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis, dan peningkatan
manajemen Sumber Daya Manusia SDM. Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi telah menindaklanjuti
kebijakan Kepala BNP2TKI melalui program-program Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi
dan senantiasa dilakukan monitoring dan evaluasi sehingga pelayanan kepada stakeholders dapat ditingkatkan. Program-program yang dijalankan antara lain
adalah:
1 Penataan Organisasi Dalam perjalanannya, struktur organisasi Deputi Bidang KLN dan Promosi
mengalami penyesuaian dikarenakan beberapa faktor yaitu adanya perubahan beban kerja yang signifikan, perluasan wilayah kegiatan,
perubahan visi dan misi, perubahan kebijakan pemerintah yang berimplikasi kepada perubahan struktur dan fungsi organisasi yang ada, serta adanya
tuntutan Stakeholders yang tinggi atas pelayanan yang diberikan oleh Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi.
Untuk mengakomodir faktor-faktor tersebut, berdasarkan persetujuan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Kementerian PAN dan RB melalui surat Menteri PAN dan RB Nomor B1174M.PAN-RB42012 tanggal 19 April 2012 tentang Penataan
Organisasi di Lingkungan BNP2TKI yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor PER.10KAIV2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja
BNP2TKI, maka secara resmi di lingkungan BNP2TKI telah dilakukan reorganisasi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi dengan
membentuk unit yang berfungsi menangani penyiapan CTKI untuk siap bekerja ke luar negeri yaitu Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas
TKLN I dan II.
7
2 Penyempurnaan Proses Bisnis Penyempurnaan proses bisnis dilakukan berbasis pada akuntabilitas
jabatanpekerjaan dan peningkatan efisiensi dan efektivitas melalui penyederhanaan dan pembaharuan proses bisnis, transparansi dan
pemberian janji layanan yang berorientasi kepada kepentingan Stakeholders. Program kerja penyempurnaan proses bisnis dilaksanakan dengan
melakukan Analisis dan Evaluasi Jabatan untuk memperoleh gambaran rinci mengenai tugas yang dilakukan oleh setiap jabatan, menyusun serta
melakukan monitoring atas Standard Operating Procedure SOP serta melakukan Analisis Beban Kerja ABK. Untuk meningkatkan pelayanan
kepada Stakeholders, Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi juga telah menyelesaikan SOP yang meliputi:
SOP Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri SIPKLN Skema Mandiri
SOP Penyelenggaraan Pemetaan Potensi Penawaran TKLN
SOP Penyelenggaraan Pemetaan Potensi Permintaan TKLN
SOP Pembentukan Tim Pemetaan Potensi Penawaran TKLN
SOP Pembentukan Tim Pemetaan Potensi Permintaan TKLN
SOP Persiapan Kegiatan Pemetaan Potensi Penawaran TKLN
SOP Pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Potensi Penawaran TKLN
SOP Pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Potensi Permintaan TKLN
SOP Tata Cara Dokumentasi Kegiatan Pemetaan Potensi Penawaran TKLN
SOP Analisis dan Keterpaduan Penawaran dan PermintaanTKLN
SOP Modul Keterpaduan Penawaran dan Permintaan
SOP Modul Analisis Penawaran dan Permintaan TKLN
SOP Harmonisasi Pelatihan dan Harmonisasi Uji Kompetensi
SOP Modul Paket Harmonisasi
SOP Proses Harmonisasi
SOP Penyusunan Harmonisasi Pelatihan
SOP Penyusunan Harmonisasi Uji Kompetensi
SOP Pembiayaan Pelatihan Tanpa JO
SOP Pendokumentasian Harmonisasi Kompetensi TKLN
SOP Direktorat Promosi
SOP Promosi TKI melalui Roadshow ke Luar Negeri
SOP Pemetaan Demand TKI
SOP Monitoring Hasil Promosi SOP Makro
- SOP Penyusunan TOR SOP Mikro
- SOP Pembentukan TIM SOP Mikro
- SOP Pengumpulan Bahan Monitoring
- SOP Penyusunan Instrumen Monitoring
8
SOP Evaluasi SOP Makro
- SOP Penyusunan TOR SOP Mikro - SOP Pembentukan TIM SOP Mikro
- SOP Pengumpulan Bahan Evaluasi - SOP Penyusunan Instrumen Evaluasi
- SOP Tindak Lanjut Hasil Promosi
SOP Rakor Integrated Promotion Of Indonesian Overseas Workers
SOP Employment Business Meeting On Indonesia Overseas Worker
SOP Penguatan Kerjasama Promosi Dengan Perwakilan RI
SOP Promosi TKI Melalui Event EXPO
SOP Penyusunan dan Penyempurnaan SOP
SOP Penyusunan Bahan Promosi TKI
SOP Pengarsipan Surat Masuk Direktorat Promosi
SOP Pengarsipan Surat Keluar Direktorat Promosi
SOP Penanganan Surat Masuk Direktorat Promosi
SOP Penanganan Surat Keluar Direktorat Promosi
SOP Bimtek Peningkatan Promosi TKLN
- SOP Pembentukan Tim
- SOP Penyusunan TOR
- SOP Penyelengaran Rapat-rapat
- SOP Pembuatan Surat Undangan PesertaNara Sumber
- SOP Substansi Kegiatan
- SOP Pembawa Acara
- SOP Penyelenggara Transportasi
- SOP Penyelenggara Ruang Sidang R. Pertemuan
- SOP Penyelenggara Akomodasi
- SOP Penyelenggara Dokumentasi
- SOP Penyelenggara Keuangan
- SOP Penyelenggara Umum
- SOP Teknis Pembuatan Laporan
SOP Penyampaian Usulan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah LAKIP
SOP Penunjukan Petugas Penyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP
SOP Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
LAKIP
SOP Review Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP
SOP Penyiapan Naskah Kerjasama
SOP Evaluasi Kerjasama
9
3 Pengembangan Sumber Daya Manusia SDM Pengembangan SDM antara lain dilakukan dengan cara:
a Mendukung pelaksanaan Assessment Center yang dilakukan oleh Sekretariat Utama BNP2TKI untuk pejabat eselon II dan III;
b Melaksanakan Assessment Center untuk pejabat eselon IV dan sebagian pelaksana di lingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan
Promosi; c Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi;
d Melakukan monitoring dan evaluasi atas penerapan seluruh kegiatan di lingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi;
e Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri SIPKLN yang terintegrasi;
f Penegakan disiplin dan etika pegawai.
Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri SIPKLN
Salah satu hal penting yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi adalah pengembangan SIPKLN.
SIPKLN adalah sarana informasi yang berbasis on-line system dengan menggunakan media internet yang menyediakan informasi tentang persediaan
Calon Tenaga Kerja Indonesia CTKI dengan kualifikasi tertentu serta informasi tentang peluang kerja di luar negeri dengan kualifikasi tertentu. SIPKLN ini juga
didesain sebagai media manpower pooling dan media link and match antara permintaan demand dan penawaran supply. Saat ini SIPKLN telah
diwujudkan kedalam bentuk website dengan alamat
www.jobsinfo.bnp2tki.go.id .
Alur SIPKLN:
10
Penyiapan dan operasional sistem ini berjalan dengan mekanisme tertentu dan melibatkan peran langsung dari berbagai pihak baik internal BNP2TKI maupun
ekstern BNP2TKI.
11
Alur Operasional pelayanan jobs info:
Front Office Jobsinfo Bnp2tki
12
B. MAKSUD DAN TUJUAN