RENSTRA 2015-2019 - 22-5-2015
LAMPIRAN : PERATURAN DEPUTI KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI
NOMOR : PER. 02/KLNP/V/2015 TANGGAL : 20 MEI 2015
TENTANG : RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI TAHUN 2015 - 2019
RENCANA STRATEGIS
DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI
TAHUN 2015 – 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. KONDISI UMUMMeningkatnya Mobilitas Tenaga Kerja Indonesia
Kesediaan Indonesia bersama negara-negara anggota lainnya membentuk
ASEAN Economic Community (AEC) yang diberlakukan tahun 2015 tentu saja didasarkan pada keyakinan atas manfaatnya yang secara konseptual akan meningkatkan pertumbuhan Negara-negara anggota ASEAN. Integrasi ekonomi dalam AEC 2015 melalui pembukaan dan pembentukan pasar yang lebih besar, dorongan peningkatan efisiensin dan daya saing, serta pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN, akan meningkatkan kesejahteraan seluruh Negara di kawasan.
Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha mempersiapkan kualitas diri untuk dapat memanfaatkan peluang dalam AEC 2015 dan tentunya harus bersaing dengan Negara anggota ASEAN lainnya sehingga ketakutan akan kalah bersaing di negeri sendiri akibat implementasi AEC 2015 tidak terjadi. Secara teoritis, integrasi ekonomi menjanjikan peningkatan kesejahteraan bagi Indonesia dan Negara-negara ASEAN lainnya, diantaranya melalui pembukaan akses pasar yang lebih besar, dorongan mencapai efisiensi dan daya saing ekonomi yang lebih tinggi termasuk terbukanya peluang penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.
Liberalisasi perdagangan barang di ASEAN akan menjamin arus barang dan pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan tarif dan non tarif yang berarti sudah tidak ada lagi. Kondisi pasar yang sudah
(2)
bebas di kawasan dengan sendirinya akan mendorong pihak produsen dan pelaku usaha lainnya untuk memproduksi dan mendistribusikan barang berkualitas secara efisien sehingga mampu bersaing dengan produk-produk dari Negara lain. Disisi lain, para konsumen juga mempunyai alternatif pilihan yang beragam yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, dari yang paling murah sampai yang paling mahal.
Disamping itu, masih adanya faktor perbedaan tingkat upah diantara Negara-negara ASEAN, kedekatan budaya dan letak geografis wilayah Negara-Negara-negara anggota akan memberikan peluang dalam meningkatkan mobilitas tenaga kerja intra kawasan. Kondisi ini diperkuat dengan adanya kenyataan banyaknya penduduk usia muda yang pada umumnya masih tertarik dan bersemangat untuk mendapatkan kesempatan kerja baru di luar negeri. Kemudahan pergerakan atau perpindahan pekerja yang menjadi tujuan AEC 2015 pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan atau memberikan devisa bagi pertumbuhan ekonomi negera anggota ASEAN. Relatif tingginya tingkat pengangguran di beberapa Negara ASEAN, secara perlahan akan berkurang karena bagi mereka yang tidak dapat memgisi lowongan kerja di dalam negerinya akan segera mengisi tempat-tempat yang menyediakan lowongan kerja di Negara lain sesuai dengan ketrampilan dan keahlian yang dimiliki. Dengan demikian akan terjadi proses kesinambungan di pasar kerja ASEAN. Bagi Indonesia semakin terintegrasinya ekonomi di kawasan dan kemudahan bagi pergerakan dan perpindahan tenaga kerja, akan menambah peluang kerja secara lebih luas. Hal ini diharapkan dapat mengurangi pengangguran yang relatif masih tinggi, mengentaskan kemiskinan serta peningkatan pendapatan masyarakat melalui penerimaan devisa di tengah ketatnya persaingan usaha dalam suasana perekonomian yang semakin terintegrasi.
Indonesia menunjukkan partisipasi aktif dalam pergerakan AEC 2015 yang dinyatakan dalam berbagai aktivitas, diantaranya kegiatan yang dilaksanakan oleh BNP2TKI, utamanya yang berkaitan dengan mobilitas tenaga kerja yang dituangkan dalam rencana strategis.
Kinerja Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi 2015-2019
Dalam rangka mencapai tujuan strategis Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 2015 - 2019 yang difokuskan pada (i) peningkatan kerjasama luar negeri dalam rangka penetrasi pasar kerja internasional; (ii) peningkatan pemetaan dan harmonisasi kualitas tenaga kerja luar negeri I dan II; (iii) peningkatan promosi TKI ke negara tujuan penempatan, maka berikut ini diuraikan mengenai capaian kinerja Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi dalam kurun waktu 2015 - 2019
(3)
seperti pada matrik (terlampir).
Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Proses penyusunan APBN antara lain mencakup kegiatan internal Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi, BNP2TKI dan Pemerintah dalam proses perencanaan, dan eksternal dengan DPR dalam proses pembahasan. Secara singkat, tahapan/siklus dalam proses penyusunan APBN sebagaimana diatur dalam PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan RKA-KL adalah sebagai berikut:
Pertama, Periode Januari s.d. April, Kementerian Keuangan dan Bappenas melakukan penyusunan dan perencanaan besaran pagu indikatif baik anggaran K/L maupun non-K/L yang sifatnya mengikat maupun tidak mengikat. Proses perencanaan penganggaran APBN dimulai dengan melakukan monitoring kegiatan tahun berjalan untuk digunakan sebagai angka dasar bagi perencanaan tahun selanjutnya dan perencanaan jangka menengah. Untuk mencapai hasil yang representatif pada tahap ini dan selanjutnya, diperlukan dukungan basis data dan model perencanaan yang representatif. Selanjutnya, untuk mencapai efisiensi alokasinya, diperlukan penerapan sistem penganggaran yang kredibel sejak penerapan alokasi sampai pelaksanaan dan pertanggungjawaban. Menteri Negara PPN/Bappenas dan Menteri Keuangan menetapkan Surat Edaran Bersama (SEB) tentang pagu indikatif, yang merupakan ancar-ancar pagu anggaran Kementerian Negara/Lembaga (K/L) untuk setiap program sebagai acuan penyusunan rencana kerja K/L. Sementara itu, pada periode yang sama setiap Kementerian Negara/Lembaga (K/L) menyiapkan rancangan rencana kerja K/L untuk tahun berikutnya. Penyusunan rancangan rencana kerja K/L tersebut berpedoman pada rencana kerja pemerintah, rencana strategis K/L, dan pagu indikatif. Dengan keterbatasan sumber daya yang tersedia, K/L harus menyusun program dan kegiatan berdasarkan prioritas. K/L menyusun rencana kerja secara berjenjang sampai pada tingkat satuan kerja, sehingga masing-masing satuan kerja dapat menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan disertai indikator kinerja atas keluaran yang akan dihasilkan.
Kedua, Periode Mei s.d. Agustus, Pemerintah menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya ke DPR selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei tahun berjalan. Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal, pemerintah bersama-sama DPR membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran, dan dengan hasil pembahasan kebijakan umum dan prioritas anggaran serta mempertimbangkan indikator kerangka ekonomi makro, Menteri Keuangan menetapkan Surat Edaran tentang Pagu Sementara yang kemudian digunakan
(4)
K/L untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) dengan pendekatan: (a) kerangka pengeluaran jangka menengah (KPJM); (b) penganggaran terpadu; dan (c) penganggaran berbasis kinerja. Rencana kerja dan anggaran yang disusun K/L disampaikan dan dibahas dengan DPR (komisi mitra kerja terkait), yaitu Komisi I s.d XI yang hasilnya disampaikan kepada Menteri Keuangan dan Menteri Negara PPN/Bappenas selambat-lambatnya pada bulan Juli. Kemudian, Kementerian Negara PPN/Bappenas akan menelaah kesesuaian antara RKA-KL hasil pembahasan bersama DPR dengan RKP, sedangkan Kementerian Keuangan akan menelaah kesesuaian antara RKA-KL hasil pembahasan bersama DPR dengan Surat Edaran Menteri Keuangan tentang pagu sementara, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya dan standar biaya yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, selambat-lambatnya pada pertengahan bulan Agustus, Pemerintah mengajukan Nota Keuangan dan RAPBN beserta RUU APBN dan himpunan RKA-K/L kepada DPR untuk dibahas bersama guna memperoleh persetujuan. Tahapan ini dimulai dengan pidato Presiden pengantar RUU APBN dan Nota Keuangannya. Selanjutnya, dilakukan pembahasan antara Menteri Keuangan selaku wakil Pemerintah dan Panitia Anggaran DPR, yang pengambilan keputusannya dilakukan selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakan. Hasil keputusan tersebut ditindaklanjuti dengan pembahasan antara komisi dengan Kementerian Negara/Lembaga mitra kerja terkait. Selanjutnya, RKA-KL yang telah disepakati DPR ditetapkan dalam Keputusan Presiden tentang Rincian APBN selambat-lambatnya akhir bulan November untuk dijadikan dasar oleh K/L dalam menyusun konsep dokumen anggaran (DIPA).
Konsep DIPA disampaikan kepada Menteri Keuangan (c.q. Ditjen Perbendaharaan) selaku Bendahara Umum Negara selambat-lambatnya minggu kedua bulan Desember sehingga dapat disahkan oleh Menteri Keuangan selambat-lambatnya tanggal 31 Desember. DIPA yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan tersebut merupakan dokumen anggaran yang berlaku sebagai otorisasi pengeluaran kegiatan pada K/L.
Sebagai bagian dari proses penganggaran dalam kaitannya dengan kewenangan DPR, telah ditetapkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang memberikan wewenang kepada DPR untuk menyetujui APBN terperinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja.
(5)
Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan negara, reformasi penganggaran diterapkan melalui tiga pendekatan: penganggaran terpadu (unified budget), penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting) dan kerangka pengeluaran jangka menengah (Medium term expenditure framework) dengan tujuan dan sasaran strategis jangka pendek-menengah-panjang meliputi:
1. Terlaksananya proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi berdasarkan klasifikasi organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja yang berlaku universal serta tertuang dalam satu dokumen pelaksanaan anggaran yang komprehensif;
2. Terlaksananya mekanisme penganggaran berbasis kinerja yang mengedepankan keterkaitan antara kinerja yang hendak dicapai dengan alokasi anggarannya berdasarkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, kredibilitas dan akuntabilitas; dan
3. Terwujudnya anggaran negara yang kredibel dan sustainable yang penyusunannya telah mempertimbangkan implikasi anggaran beberapa tahun ke depan dari kebijakan yang sudah ditetapkan.
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaranyang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan output/keluaran dan outcome/hasil yang akan diharapkan, tanpa mengesampingkan efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut. Dalam struktur penganggaran yang berbasis kinerja harus ada keterkaitan yang jelas antara kebijakan perencanaan sesuai dengan hirarki struktur organisasi pemerintahan dan alokasi anggaran untuk menghasilkan output yang dilaksanakan oleh unit pengeluaran (spending unit).
Landasan konseptual yang digunakan dalam penerapan PBK meliputi:
a) Alokasi Anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome oriented). Alokasi anggaran yang disusun dalam dokumen rencana kerja dan anggaran dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan menggunakan sumber daya yangefisien. Dalam hal ini, program/kegiatan harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran yang telah ditetapkan dalam rencana.
b) Fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages). Prinsip tersebut menggambarkan keleluasaan manager unit kerja (KPA - Kuasa Pengguna Anggaran) dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai keluaran sesuai
(6)
rencana. Keleluasaan tersebut meliputi penentuan cara dan tahapan suatu kegiatan untuk mencapai keluaran dan hasilnya pada saat pelaksanaan kegiatan, yang memungkinkan berbeda dengan rencana kegiatan. Cara dan tahapan kegiatan beserta alokasi anggaran pada saat perencanaan merupakan dasar dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam rangka akuntabilitas pengelolaan keuangan negara seorang manager unit kerja bertanggung jawab atas penggunaan dana dan pencapaian kinerja yang telah ditetapkan (outcome).
c) Alokasi anggaran program/kegiatan didasarkan pada tugas - fungsi unit kerja yang dilekatkan pada struktur organisasi (Money Follows Function, Function is Followed by Structure). Money follows function merupakan prinsip yang menggambarkan bahwa pengalokasian anggaran untuk mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi unit kerja sesuai maksud pendiriannya (biasanya dinyatakan dalam peraturan perundangan yang berlaku). Selanjutnya prinsip tersebut dikaitkan dengan prinsip
Function is Followed by Structure, yaitu suatu prinsip yang menggambarkan bahwa struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan fungsi yang diemban. Tugas dan fungsi suatu organisasi dibagi habis dalam unit-unit kerja yang ada dalam struktur organisasi dimaksud, sehingga dapat dipastikan tidak terjadi duplikasi tugas - fungsi. Penerapan prinsip yang terakhir ini (prinsip ketiga) berkaitan erat dengan kinerja yang menjadi tolok ukur efektivitas pengalokasian anggaran. Hal ini berdasar argumentasi sebagai berikut:
Efisiensi alokasi anggaran dapat dicapai, karena dapat dihindari
overlapping tugas/fungsi/kegiatan.
Pencapaian output dan outcomes dapat dilakukan secara optimal, karena kegiatan yang diusulkan masing-masing unit kerja benar-benar merupakan pelaksanaan dari tugas dan fungsinya.
Berdasarkan landasan konseptual tersebut di atas maka, tujuan yang diharapkan dengan penerapan PBK berupa:
a). Keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kinerja yang akan dicapai dapat ditunjukkan secara jelas (directly linkages between performance and budget); b).Peningkatan efisiensi dan transparansi dalam pelaksanaannya (operational
efficiency);
c). Peningkatan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran (more flexibility and accountability).
(7)
maka, frase ”memperhatikan hasil yang diharapkan (baik outcome maupun
output)“ berkaitan dengan perumusan tujuan terlebih dahulu, baru kemudian kebutuhan biayanya. Perumusan tujuan ini meliputi tujuan besar (golden goal)
yang diikuti oleh tujuan yang lebih kecil, dan output yang dihasilkan sesuai tujuan pada masing-masing tingkatan.
Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi yang dilaksanakan oleh BNP2TKI diarahkan untuk mencapai beberapa sasaran, yaitu untuk meningkatkan Good Governance, meningkatkan kinerja seluruh aparat BNP2TKI dan untuk meningkatkan pelayanan kepada publik. Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, Kepala BNP2TKI telah mencanangkan Reformasi Birokrasi yang meliputi program prioritas di bidang penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis, dan peningkatan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).
Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi telah menindaklanjuti kebijakan Kepala BNP2TKI melalui program-program Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi dan senantiasa dilakukan monitoring dan evaluasi sehingga pelayanan kepada
stakeholders dapat ditingkatkan. Program-program yang dijalankan antara lain adalah:
1) Penataan Organisasi
Dalam perjalanannya, struktur organisasi Deputi Bidang KLN dan Promosi mengalami penyesuaian dikarenakan beberapa faktor yaitu adanya perubahan beban kerja yang signifikan, perluasan wilayah kegiatan, perubahan visi dan misi, perubahan kebijakan pemerintah yang berimplikasi kepada perubahan struktur dan fungsi organisasi yang ada, serta adanya tuntutan Stakeholders yang tinggi atas pelayanan yang diberikan oleh Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi.
Untuk mengakomodir faktor-faktor tersebut, berdasarkan persetujuan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN dan RB) melalui surat Menteri PAN dan RB Nomor B/1174/M.PAN-RB/4/2012 tanggal 19 April 2012 tentang Penataan Organisasi di Lingkungan BNP2TKI yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor PER.10/KA/IV/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja BNP2TKI, maka secara resmi di lingkungan BNP2TKI telah dilakukan reorganisasi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi dengan membentuk unit yang berfungsi menangani penyiapan CTKI untuk siap bekerja ke luar negeri yaitu Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN I dan II.
(8)
2) Penyempurnaan Proses Bisnis
Penyempurnaan proses bisnis dilakukan berbasis pada akuntabilitas jabatan/pekerjaan dan peningkatan efisiensi dan efektivitas melalui penyederhanaan dan pembaharuan proses bisnis, transparansi dan pemberian janji layanan yang berorientasi kepada kepentingan Stakeholders. Program kerja penyempurnaan proses bisnis dilaksanakan dengan melakukan Analisis dan Evaluasi Jabatan untuk memperoleh gambaran rinci mengenai tugas yang dilakukan oleh setiap jabatan, menyusun serta melakukan monitoring atas Standard Operating Procedure (SOP) serta melakukan Analisis Beban Kerja (ABK). Untuk meningkatkan pelayanan kepada Stakeholders, Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi juga telah menyelesaikan SOP yang meliputi:
SOP Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri (SIPKLN) Skema Mandiri SOP Penyelenggaraan Pemetaan Potensi Penawaran TKLN
SOP Penyelenggaraan Pemetaan Potensi Permintaan TKLN SOP Pembentukan Tim Pemetaan Potensi Penawaran TKLN SOP Pembentukan Tim Pemetaan Potensi Permintaan TKLN SOP Persiapan Kegiatan Pemetaan Potensi Penawaran TKLN SOP Pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Potensi Penawaran TKLN SOP Pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Potensi Permintaan TKLN
SOP Tata Cara Dokumentasi Kegiatan Pemetaan Potensi Penawaran TKLN SOP Analisis dan Keterpaduan Penawaran dan PermintaanTKLN
SOP Modul Keterpaduan Penawaran dan Permintaan SOP Modul Analisis Penawaran dan Permintaan TKLN
SOP Harmonisasi Pelatihan dan Harmonisasi Uji Kompetensi SOP Modul Paket Harmonisasi
SOP Proses Harmonisasi
SOP Penyusunan Harmonisasi Pelatihan SOP Penyusunan Harmonisasi Uji Kompetensi SOP Pembiayaan Pelatihan Tanpa JO
SOP Pendokumentasian Harmonisasi Kompetensi TKLN SOP Direktorat Promosi
SOP Promosi TKI melalui Roadshow ke Luar Negeri SOP Pemetaan Demand TKI
SOP Monitoring Hasil Promosi (SOP Makro)
- SOP Penyusunan TOR (SOP Mikro)
- SOP Pembentukan TIM (SOP Mikro)
- SOP Pengumpulan Bahan Monitoring
(9)
SOP Evaluasi (SOP Makro)
- SOP Penyusunan TOR (SOP Mikro) - SOP Pembentukan TIM (SOP Mikro) - SOP Pengumpulan Bahan Evaluasi - SOP Penyusunan Instrumen Evaluasi - SOP Tindak Lanjut Hasil Promosi
SOP Rakor Integrated Promotion Of Indonesian Overseas Workers
SOP Employment Business Meeting On Indonesia Overseas Worker
SOP Penguatan Kerjasama Promosi Dengan Perwakilan RI SOP Promosi TKI Melalui Event EXPO
SOP Penyusunan dan Penyempurnaan SOP SOP Penyusunan Bahan Promosi TKI
SOP Pengarsipan Surat Masuk Direktorat Promosi SOP Pengarsipan Surat Keluar Direktorat Promosi SOP Penanganan Surat Masuk Direktorat Promosi SOP Penanganan Surat Keluar Direktorat Promosi SOP Bimtek Peningkatan Promosi TKLN
- SOP Pembentukan Tim
- SOP Penyusunan TOR
- SOP Penyelengaran Rapat-rapat
- SOP Pembuatan Surat Undangan Peserta/Nara Sumber
- SOP Substansi Kegiatan
- SOP Pembawa Acara
- SOP Penyelenggara Transportasi
- SOP Penyelenggara Ruang Sidang/ R. Pertemuan
- SOP Penyelenggara Akomodasi
- SOP Penyelenggara Dokumentasi
- SOP Penyelenggara Keuangan
- SOP Penyelenggara Umum
- SOP Teknis Pembuatan Laporan
SOP Penyampaian Usulan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
SOP Penunjukan Petugas Penyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
SOP Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
SOP Review Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) SOP Penyiapan Naskah Kerjasama
(10)
3) Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengembangan SDM antara lain dilakukan dengan cara:
a) Mendukung pelaksanaan Assessment Center yang dilakukan oleh Sekretariat Utama BNP2TKI untuk pejabat eselon II dan III;
b) Melaksanakan Assessment Center untuk pejabat eselon IV dan sebagian pelaksana di lingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi;
c) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi;
d) Melakukan monitoring dan evaluasi atas penerapan seluruh kegiatan di lingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi;
e) Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri (SIPKLN) yang terintegrasi;
f) Penegakan disiplin dan etika pegawai.
Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri (SIPKLN)
Salah satu hal penting yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi adalah pengembangan SIPKLN. SIPKLN adalah sarana informasi yang berbasis on-line system dengan menggunakan media internet yang menyediakan informasi tentang persediaan Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) dengan kualifikasi tertentu serta informasi tentang peluang kerja di luar negeri dengan kualifikasi tertentu. SIPKLN ini juga didesain sebagai media manpower pooling dan media link and match antara permintaan (demand) dan penawaran (supply). Saat ini SIPKLN telah diwujudkan kedalam bentuk website dengan alamat
www.jobsinfo.bnp2tki.go.id.
(11)
Penyiapan dan operasional sistem ini berjalan dengan mekanisme tertentu dan melibatkan peran langsung dari berbagai pihak baik internal BNP2TKI maupun ekstern BNP2TKI.
(12)
Alur Operasional pelayanan jobs info:
(13)
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan penyusunan Renstra Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi BP2TKI 2015-2019, adalah untuk:
1. Meningkatkan kerjasama dalam rangka meningkatkan jumlah penempatan TKI yang kompeten, terlindungi, sejahtera bagi diri sendiri, keluarga maupun masyarakat, melalui pelayanan yang profesional
2. Meningkatkan promosi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri; 3. Meningkatkan informasi peluang pasar
4. Meningkatkan analisis pasar kerja; 5. Meningkatkan fungsi market intelligence C. RUANG LINGKUP
Lingkup dalam penyusunan Rencana Strategis Tahun 2015-2019 didasarkan atas RPJMN 2015-2019 dan Tugas dan Fungsi Unit Organisasi (perubahan Struktur Organisasi) di lingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
D. DASAR HUKUM
Penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri memiliki kedudukan legal yang sangat kuat, bukan saja sebagai pelaksanaan UUD 1945 dan peraturan perundangan nasional lainnya, tetapi juga sekaligus juga bagian dari pelaksanaan berbagai Konvensi Internasioal, yang telah diratifikasi oleh pemerintah. Beberapa Konvensi Internasional yang menjadi dasar pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI antara lain adalah sebagai berikut.
1. Undang Undang R.I No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang Undang R.I No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Undang Undang R.I No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar negeri;
4. Peraturan Pemerintah R.I No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
5. Peraturan PemerintahR.I No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
6. Peraturan Presiden R.I No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
7. Peraturan Presiden R.I No. 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI);
8. Instruksi Presiden R.I No. 6 Tahun 2006 tentang Kebijakan Reformasi Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI;
(14)
9. Konvensi PBB tahun 1990 tentang hak-hak seluruh pekerja migran dan anggota keluarganya yang diratifikasi melalui UU No.6 tahun 2012;
10. Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of Discrimination against Women—CEDAW)) yang disahkan melalui UU No.7 tahun 1984, termasuk Rekomendasi Umum CEDAW No. 26 tentang Perempuan Pekerja Migran;
11. Konvensi Internasional tetang Hak-hak Sipil Politik (Civil and Political Rights), yang diratifikasi melalui UU No.12 tahun 2005;
12. Konvensi Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (Ekosob) atau International Convenant on Economic Social and Cultural Rights, yang diratifikasi UU No.11 tahun 2005,
13. Convention Against Torture and Others Cruel, Inhuman or Degrading Punishment yang diratifikasi melalui UU No.5 tahun 1998, dan terakhir; 14. Aturan perundangan nasional, yaitu UU tentang Traficking (perdagangan
manusia), yang diatur dalam UU No. 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
E. PELUANG DAN MANFAAT
Trend Globalisasi Sebagai Peluang. Globalisasi adalah proses menyatunya negara-negara di seantero dunia. Dalam globalisasi, perdagangan barang dan jasa, perpindahan modal, jaringan transportasi, serta pertukaran informasi dan kebudayaan bergerak secara bebas ke seluruh dunia seiring dengan meleburnya batas-batas negara. Disamping itu Globalisasi juga mendorong perpindahan tenaga kerja dari negara yang satu kenegara lainnya. Seluruh penduduk dunia bebas bergerak meninggalkan tanah airnya menuju negara lain.
Dampak Positif Sebagai Manfaat. Penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri diketahui telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan Negara. Di antaranya adalah:
1. Pengurangan pengangguran. Terjadinya pengangguran disebabkan oleh adanya ketimpangan antara pertumbuhan perekonomian tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja, sehingga belum mampu menampung angkatan kerja yang setiap tahunnya terus meningkat. Menyadari hal tersebut, Pemerintah RI telah menetapkan pasar kerja luar negeri sebagai alternatif strategis pilihan untuk mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia; 2. Peningkatan pendidikan masyarakat. Penempatan dan perlindungan TKI
juga dapat merangsang peningkatan pendidikan masyarakat, khususnya bagi keluarga TKI, karena TKI mendapatkan penghasilan untuk membiayai anak-anak atau keluarganya kejenjang pendidikan yang diinginkan. Hal ini
(15)
sangat menguntungkan Negara dan Pemerintah sebab investasi pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan hasil yang memuaskan kedepannya sehingga pembangunan nasional dapat berjalan lebih cepat dan lebih terarah;
3. Penambahan pengalaman dan meningkatkan wawasan. Penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, juga secara langsung dapat menambah pengalaman langsung melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT), bahasa, keterampilan dll. Pengalaman yang didapatkan melalui diklat akan diperdalam dan dipraktekan di Negara penempatan, sehingga TKI sehabis masa kontraknya lebih memiliki pengalaman dan wawasannya lebih luas bila dibandingkan sebelum mereka-mereka menjadi TKI dan bekerja di Negara-negara penempatan;
4. Perolehan keterampilan baru dan Brain Gain. Penempatan dan perlindungan TKI juga membawa keterampilan baru bagi TKI yang bekerja di luar negeri, karena negera-negara penerima TKI selama ini merupakan negara-negara yang lebih maju perekonomiannya, sehingga penduduknya akan lebih mampu membeli produk-produk yang lebih canggih dan modern sehingga TKI dituntut harus mampu mempergunakan teknologi moderen yang disediakan oleh majikannya didalam bekerja. Dengan sering TKI menggunakan alat-alat kerja modern tersebut maka secara otomatis TKI akan menguasai penggunaan teknologi tersebut;
5. Perolehan valuta asing dan remitansi. Perolehan valuta asing, baik yang dibawa langsung atau dikirimkan TKI melalui jasa lembaga keuangan perbankan maupun non-perbankan, memberikan tambahan pemasukkan devisa negara yang memberikan kontribusi terhadap keseimbangan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Tercatat valuta asing yg di kirim melalui lembaga keuangan adalah berturut-turut pada tahun 2010 sebesar US$ 6,74 miliar, tahun 2011 sebesar US$ 6,73 miliar, tahun 2012 sebesar US$ 6,99 miliar , tahun 2013 sebesar US$. 7,4 miliar. Besarnya remitansi yang dibawa TKI memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ekonomi di daerah domisili TKI maupun perekonomian secara regional maupun nasional. Juga menjadi bentuk tabungan masyarakat. Pengiriman remitansi baik melalui jasa lembaga keuangan ataupun disimpan dalam rekening Bank TKI memberikan kontribusi terhadap peningkatan tabungan masyarakat mengingat jumlahnya cukup significant dan menerus;
6. Menjadi duta kebudayaan. Keberadaan TKI di 168 negara dengan jumlah yang besar 6 jt orang potensial menjadi modal untuk memperkenalkan khasanah budaya Indonesia di Luar Negeri.
(16)
1. Kewenangan untuk melaksanakan perundingan dan perpanjangan kerjasama di kedua Negara adalah di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan tidak menjadi kewenangan BNP2TKI. Sehingga kondisi ini menjadi penyebab sulitnya memperluas sektor - okupasi yang menjadi potensi peluang kerja bagi TKI.
2. Besarnya potensi calon tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja keluar negeri perlu dikelola dengan baik. Mengingat stock atau supply calon Tenaga Kerja Indonesia yang kita miliki merupakan suatu kekuatan dalam perundingan ataupun negosiasi di pesar kerja internasional. Aktivitas yang telah dilakukan BNP2TKI untuk mengelola data base ini mendapat sambutan yang baik di lingkungan sekolah/institusi penghasil tenaga kerja profesional (skilled dan
semi skilled) yang ditunjukkan dengan adanya kerjasama BNP2TKI dengan berbagai lembaga/institusi pendidikan seperti Politeknik Negeri Medan, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Caltex Pekanbaru, Politeknik Negeri Palembang, LP3I, LPP Lima Widya, STIKES Ngudi Waluyo, STIKES Budi Luhur, STMIK BINA Sarana Global, STIKES Muhammadiyah Banjarmasin , Poltekes Kemenkes Banjarmin, Yayasan Ngudia Husada, POLTEKES Bengkulu, POLTEKES Aceh. Permasalahan timbul ketika keterampilan CTKI tersebut ingin dipadu padankan dengan persyaratan permintaan tenaga kerja yang berasal dari luar negeri. Sebagian besar dari ketrampilan CTKI tersebut ternyata tidak sesuai dengan persyaratan jabatan yang diminta dari negara tujuan. Artinya, harus dilaksanakan harmonisasi atau pelatihan penyesuaian (gab-traning/ adjustment training). Paling tidak dilaksanakan pelatihan tambahan terhadap (i) penguasaan bahasa Inggris dan bahasa Negara penempatan; (2) sertifikat kompetensi; dan (iii) soft-skill lain yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan di luar negeri.
3. Dari hasil kunjungan kerja dalam rangka kegiatan promosi untuk mencari peluang kerja di berbagai negara penempatan di kawasan Asia Pasifik, Australia, New Zealand, Amerika dan Kanada, Timur Tengah, Eropa dan Afrika, telah didapat peluang kerja untuk tenaga kerja seperti nurse, care giver, careworker, TK Perkapalan, Welder, TK di Fishing sektor dll. Potensi yang besar dari peluang kerja yang diperoleh, menjadi permasalahan tersendiri dalam hal pemenuhan kebutuhannya, mengingat kualifikasi tenaga kerja di dalam negeri belum sesuai dengan permintaan di negara penerima masih di perlukan pelatihan penyesuaian (gab training). Sehingga kemudahan mendapatkan peluang kerja ini tidak dibarengi dengan kemudahan untuk pemenuhannya.
(17)
Potensi yang ada dalam bidang organisasi dan SDM adalah (i) program Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi; (ii) tersedianya SOP, Uraian Jabatan, dan Hasil Analisis Beban Kerja; (iii) tersedianya SDM yang terbatas dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi.
Permasalahan yang dihadapi oleh Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi terkait dengan organisasi dan SDM adalah adanya dublikasi tugas di bidang pemetaan dan harmonisasi calon tenaga kerja luar negeri yang mengakibatkan beban kerja yang harus dilaksanakan oleh Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi semakin kompleks.
Untuk mengakomodir tuntutan stakeholders yang tinggi atas kinerja Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi serta mengantisipasi berbagai perubahan dan semakin kompleksnya beban kerja Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi, saat ini sedang disusun penajaman fungsi (refocusing) atas fungsi-fungsi sejenis dan menghapuskan/mengalihkan fungsi-fungsi yang berbeda sifat, proses, atau sumberdaya sehingga fungsi dari satu unit terdefinisikan dengan tegas dan tidak tumpang tindih dengan fungsi lainnya serta penyesuaian nomenklatur yang mengubah nomenklatur unit agar dapat secara jelas merefleksikan tugas dan fungsi yang dilaksanakannya.
Selain itu, untuk mendukung tercapainya visi dan misi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi, terus diupayakan peningkatan kualitas SDM Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi.
(18)
VISI, MISI , TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
A. VISI
Pada Rencana Strategis Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi tahun 2015-2019 adalah melaksanakan Visi yang diemban BNP2TKI yang selaras dengan visi Presiden pada Kabinet Kerja Tahun 2015-2019 Yaitu:
1. CTKI/TKI terlindungi di dalam negeri 2. TKI Tidak terlantar di luar Negeri
3. TKI tidak miskin sengsara saat kembali dari Luar Negeri.
Selaras dengan Visi BNP2TKI tersebut, Visi yang diemban oleh Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi adalah:
“Meningkatkan peluang kerja untuk TKI yang kompeten dan berkualitas melalui kerjasama internasional bidang ketenagakerjaan dan kegiatan
promosi TKI profesional”
dalam Rencana Strategis terkandung maksud bahwa Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi merupakan salah satu satuan kerja yang berperan penting dalam mewujudkan tekad BNP2TKI untuk:
“Mewujudkan TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan :
“Profesional”, adalah bahwa TKI yang bekerja ke luar negeri memiliki kompetensi dan melaksanakan pekerjaan /job dengan disiplin ilmu yang tinggi. Bermartabat, berarti bahwa TKI yang memiliki kompetensi, daya saing, gaji, memahami dan mendapat perlindungan hukum, dan menjadikan dirinya bermartabat sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Sejahtera, bahwa TKI dan keluarganya tidak hanya memperoleh gaji atau pendapatan yang layak sesuai keahliannya, namun juga dapat mensejahterakan dirinya, keluarganya dan bangsa.
(19)
B. MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, dalam Rencana Strategis BNP2TKI terkandung maksud bahwa Misi yang diemban BNP2TKI:
Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat sebagai TKI dan dipekerjakan pada sektor formal. Target juga mencakup beralihnya seluruh TKI ilegal yang dipersiapkan kembali menjadi TKI legal pada sektor formal;
1. Pra Keberangkatan TKI rata-rata 1 Bulan, Tersedianya layanan yang cepat dan mudah sejak pengurusan administrasi, pembekalan TKI, persiapan keberangkatan hingga keberangkatan TKI menuju negara penempatan; 2. Dua bulan gaji biaya maksimal TKI, Meminimalkan biaya persiapan dan
pemberangkatan yang menjadi beban TKI sehingga menjadi sebesar-besarnya 2 bulan gaji TKI bersangkutan;
3. Remitansi TKI Meningkat 3 kali lipat, Meningkatkan nilai pengiriman uang TKI dari negara penempatan menjadi 3 x lipat dari nilai saat ini sebesar Rp. 70 Triliun/Tahun;
4. Perlindungan utuh di 4 (empat) Tahapan, TKI mendapatkan jaminan dan akses perlindungan sejak di tahap pra-keberangkatan, masa bekerja, kepulangan hingga tahap pemberdayaan;
5. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri, TKI yang kembali ke tanah air mendapatkan beragam fasilitas dan layanan berupa (i) pelatihan, (ii) dukungan finansial, dan (iii) pendampingan usaha, untuk menjadikannya sebagai wirausaha mandiri serta (iv) pelatihan dan (v) lapangan pekerjaan bagi yang akan bekerja di perusahaan.
Maka demi terwujudnya misi BNPTKI, Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi memiiki misi:
1. Menyediakan informasi pasar kerja luar negeri dalam SIPKLN
2. Memfasilitasi CTKI yang ingin bekerja di luar negeri melalui SIPKLN
3. Meningkatkan kerjasama Luar Negeri dan promosi TKI profesional untuk mendapatkan peluang kerja bagi tenaga kerja Indonesia;
4. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam menyesuaikan kompetensi CTKI dengan peluang kerja
5. Meningkatkan peran dalam perkembangan tugas “networking” dan
“market intelligent” Perwakilandi luar negeri
2 1
3
4
5 0
(20)
C. TUJUAN
Berdasarkan Visi dan Misi yang telah ditetapkan ditetapkan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu sampai dengan tahun 2019 yaitu:
“Memperluas kerjasama luar negeri guna meningkatkan penempatan/perlindungan dan peluang kerja tenaga kerja Indonesia
khususnya pada jabatan formal/profesional” Melalui:
1. Memberikan pelayanan informasi pasar kerja dalam SIPKLN;
2. Peningkatan kerjasama antar negara/lembaga dan promosi untuk mendapatkan peluang kerja bagi tenaga kerja Indonesia;
3. Menyiapkan CTKI kompeten sesuai dengan peluang kerja;
4. Peningkatan peran dalam berkembangnya tugas “networking” dan “market intelligent” Perwakilan di luar negeri.
D. SASARAN STRATEGIS
Sasaran Strategis Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi adalah : 1) Meningkatnya kerjasama ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran
dengan negara tujuan penempatan
2) Meningkatnya potensi peluang kerja bagi TKI Profesional/formal di negara promosi penempatan
3) Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/kompetensi CTKI potensi dengan permintaan hasil pemetaan, padu-padan dan harmonisasi
Tabel 1
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI BNP2TKI
TAHUN 2015-2019
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA
Meningkatnya kerjasama ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran dengan negara tujuan penempatan
Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara Tujuan Penempatan yang berkontribusi dengan proses penempatan Meningkatnya potensi peluang kerja bagi TKI
Profesional/formal di negara promosi penempatan
Jumlah negara tujuan penempatan dengan potensi peluang kerja jabatan formal
Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/kompetensi CTKI potensi dengan permintaan hasil pemetaan, padu-padan dan harmonisasi
Meningkatnya Persentase Kesesuaian/Padupadan sesuai dengan peta Jumlah Kualifikasi/ Kompetensi CTKI Potensi dengan Permintaan
Persentase pemanfaatan Jobs Info BNP2TKI sebagai informasi pasar kerja bagi pencari kerja LN
(21)
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,
KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
A. ARAH KEBIJAKANDAN STRATEGIArah kebijakan yang akan ditempuh dan strategi yang dilakukan oleh Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi terdiri dari:
a. Meningkatkan kerja sama bilateral dan internasional khususnya di bidang penempatan dan perlindungan TKI, dan penanganan tindak pidana lintas batas;
b. Meningkatkan peran Perwakilan RI sebagai Market Intelligentdalam penyediaan peluang kerja di luar negeri yang terintegrasi dengan Jobsinfo; c. Meningkatkan pemanfaatan jobsinfo sebagai tools terpercaya dalam
pendaftaran CTKI dan pengguna/employer dalam proses penempatan; d. Meningkatkan kompetensi melalui up-grade/up-skill untuk mencapai
kesetaraan dengan peluang kerja. Tabel 2
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI BNP2TKI TAHUN 2015-2019
ARAH KEBIJAKAN STRATEGI
Meningkatkan kerja sama bilateral dan
internasional khususnya di bidang penempatan dan perlindungan TKI, dan penanganan tindak pidana lintas batas
1. Peningkatan kerjasama Luar Negeri dan perumusan perjanjian kerjasama bilateral dan multirateral dalam rangka permintaan tenaga kerja profesional dan skilled 2. Mempercepat pelaksanaan saling pengakuan sertifikasi
kompetensi Mutual Rocognition Arragement (MRA) Meningkatkan peran Perwakilan RI sebagai
Market Intelligentdalam penyediaan peluang kerja di luar negeri yang terintegrasi dengan Jobsinfo
1.Tersedianya peluang kerja yang terakses ke Jobsinfo dari perwakilan RI;
2.Tersedianya permintaan dalam bentuk job indikasi/job order yang terintegrasi dalam sistem online jobsinfo Meningkatkan pemanfaatan jobsinfo sebagai
tools terpercaya dalam pendaftaran CTKI dan pengguna/employer dalam proses penempatan
1. Tersedianya roodmap pemanfaatan jobsinfo sebagai tools terpercaya dalam proses penempatan
2. Tersedia aplikasi jobsinfo online yang menjadi central database lowongan pekerjaan TKI dan terhubung dengan seluruh PPTKIS dan lembaga pendidikan dan pelatihan;
Meningkatkan kompetensi melalui up-grade/up-skill untuk mencapai kesetaraan dengan peluang kerja.
1.Melakukan kerjasama dengan lembaga pelatihan K/L lainnya dalam rangka Up-grade/up-skill CTKI ;
2.Melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam rangka penyediaan CTKI berbasis permintaan luar negeri.
(22)
B. KERANGKA REGULASI. 1. Definisi Kerangka regulasi
Definisi Kerangka regulasi adalah Perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggaraan Negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara
2. Tujuan Kerangka Regulasi
a. Mengarahkan proses perencanaan pembentukan regulasi sesuai kebutuhan pembangunan;
b. Meningkatkan kualitas regulasi dalam rangka mendukung pencapaian prioritas pembangunan;
c. Meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan pembentukan regulasi.
3. Prinsip-Prinsip Penyusunan Kerangka Regulasi
a. Penyusunan Kerangka Regulasi dimaksudkan untuk memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat, termasuk swasta dan penyelenggara negara dalam rangka mewujudkan Tujuan Bernegara; b. Penyusunan Kerangka Regulasi perlu mempertimbangkan dampak,
biaya, manfaat dan kerugiannya untuk masyarakat;
c. Penyusunan Kerangka Regulasi perlu mempertimbangkan asas pembentukan danasas materi peraturan perundang-undangan yang baik;
d. Penyusunan Kerangka Regulasi dalam prosesnya melibatkan stakeholder terkait;
e. Kerangka Regulasi merupakan hasil review atau evaluasi terhadap peraturan yang ada, yang kemudian dilanjutkan melalui proses kajian dan penelitian (analisis dampak, biaya dan manfaat);
f. Kerangka Regulasi Jangka Menengah dan Tahunan dapat berisi arah kerangka regulasi dan/atau kebutuhan regulasi yang diperlukan sejalan dengan kebijakan pembangunan nasional yang tertuang pada RPJMN dan RKP;
g. Kerangka Regulasi yang dicantumkan dalam Renstra K/L berupa arah kerangka regulasi dan/atau kebutuhan regulasi (RUU, Rancangan Inpres atau Rancangan Peraturan pimpinan lembaga).
4. Kerangka Regulasi di BNP2TKI Tahun 2015-2019
Dalam rangka mencapai visi dan misi yang di emban oleh BNP2TKI maka diperlukan kerangka Regulasi yang harus dipersiapkan sejak dini, sehingga pada akhir RPJMN tahun 2019 pencapaiannya dapat terealisir dengan baik dan memuaskan.Matrik Kerangka regulasi dapat dilihat pada dokumen lampiran.
(23)
C. KERANGKA KELEMBAGAAN
1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor: 01/KA/I/2014 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia disebutkan bahwa Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi mempunyai tugas mengarahkan, merumuskan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia untuk kerjasama bilateral, regional dan multilateral di tingkat pertemuan Pejabat Tinggi, Menteri dan Kepala Negara/Pemerintahan serta Organisasi Internasioanl; 2) mengarahkan, merumuskan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis di bidang kerjasama luar negeri, pemetaan dan harmonisasi kualitas tenaga kerja luar negeri serta melakukan promosi Tenaga Kerja Indonesia.
Selanjutnya dalam melaksanakan tugasnya, Deputi Bidang KLN-P menyelenggarakan fungsi:
a. Pengarahan pelaksanaan kebijakan teknis penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia untuk kejasama bilateral, regional dan multilateral di tingkat pertemuan Pejabat Tinggi, Menteri dan Kepala Negraa/Pemerintahan dan Organisasi Internasional;
b. Pengarahan pelaksanaan kebijakan teknis kerjasama luar negeri, pemetaan dan harmonisasi kualitas tenaga kerja luar ngeeri serta promosi;
c. Pengarahan penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan kerjasama luar negeri, pemetaan dan harmonisasi kualitas tenaga kerja luar negeri serta promosi;
d. Pengarahan penyelenggaraan bimbingan teknis dan evaluasi kerjasama luar negeri, pemetaan dan harmonisasi kualitas tenaga kerja luar negeri serta promosi;
e. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala BNP2TKI. Susunan Organisasi organisasi Deputi Bidang KLN-P terdiri dari : 1. Direktorat Kerjasama Luar Negeri;
2. Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN I; 3. Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN II; 4. Direktorat Promosi.
(24)
Bagan struktur organisasi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi dapat dilihat pada gambar berikut:
Bagan Struktur Organisasi
Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi
Sumber: Data Biro Organisasi dan Kepegawaian BNP2TKI
Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi mempunyai perangkat 1 Orang Deputi (eselon I) 4 orang Direktur (eselon II), 12 orang Kasubdit (eselon III) dan 24 orang (Kasie) eselon IV serta TU Deputi (perbantuan) adalah eselon 4.
(25)
2. Profil Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan di Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi. Jumlah pegawai di Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi per 31 Juli 2014 adalah sebanyak 63 orang (termasuk pegawai yang diperbantukan/ dipekerjakan dari instansi di luar Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi - dari luar instansi BNP2TKI) dengan klasifikasi sebagai berikut:
Profil Sumber Daya Manusia I. Berdasarkan golongan
No Golongan Jumlah
1 Golongan I 0
2 Golongan II 2
3 Golongan III 44
4 Golongan IV 20
Jumlah total 63
II. Berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah
1 SD 0
2 SLTP 0
3 SLTA 4
4 DI-DIII 3
5 Sarjana (S1) 37
6 Master (S2) 17
7 Doktor (S3) 2
Jumlah total 63
(26)
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A. TARGET KINERJAKinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini. Hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi. Mutu tidak terpisahkan dari standar, karena kinerja diukur berdasarkan standar. Melalui kinerja Aparatur, diharapkan dapat menunjukkan kontribusi profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan mutu pelayanan publik secara umum pada organisasi tempatnya bekerja, dan dampak akhir bermuara pada kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian komitmen dan dukungan pimpinan puncak dan stakeholder lainnya tetap menjadi kunci utama.
Bertemunya persepsi yang sama antara dua komponen tersebut dalam menentukan sasaran dan tujuan, merupakan modal utama untuk meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi. Menentukan tingkat prestasi melalui indikator kinerjanya akan menyentuh langsung faktor-faktor yang menunjukkan indikasi-indikasi obyektif terhadap pelaksanaan fungsi/tugas seorang Aparatur, serta sejauh mana fungsi dan tugas yang dilakukan memenuhi standar yang ditentukan.
Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key Performance Indicators (KPI) dapat diartikan sebagai ukuran atau Indikator yang akan memberikan informasi sejauh mana kita telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah kita tetapkan. Target Kinerja yang disusun dalam Renstra ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang hasil-hasil yang akan dicapai dan sebagai bentuk pertanggung-jawaban program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu 2015-2019 yang diketahui oleh pimpinan dan masyarakat serta sebagai dasar dalam menentukan langkah yang akan dilakukan dalam rangka perbaikan kinerja kepemerintahan.
Adapun dukungan Kinerja Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi sebagai bagian dari sistem dititik beratkan melalui salah satu misi BNP2TKI dengan target:
(27)
Dimana dalam target tersebut terdiri dari 10 kegiatan sebagai Program utama BNP2TKI tahun 2015 yang terdiri dari:
1. Naskah Kerjasama (MoU) dan perumusan perjanjian kerjasama bilateral dan Multilateral dalam rangka permintaan tenaga kerja profesional dan skilled
2. Naskah Kerjasama (MoU) saling pengakuan sertifikasi kompetensi Mutual Recognition Arragement (MRA)
3. Roadmap penjajakan perluasan kesempatan kerja di semua jabatan sektor formal dalam peningkatan kerjasama di semua negara
4. Draft Permenaker atau Perkabadan yang mewajibkan Perwakilan RI untuk memasukan hasil market inteligence berupa peluang kerja yang
terakses ke Jobsinfo
5. 10 Negara yang telah mengisi job indikasi/job order yang terintegrasi dalam sistem online jobsinfo dan SISKOTKLN
6. Roadmap pemanfaatan jobsinfo sebagai tools terpercaya dalam proses pra pemberangkatan s.d. penempatan
7. SK Kabadan yang menetapkan aplikasi jobs info online yang menjadi central database lowongan pekerjaan TKI
8. Aplikasi Jobsinfo telah terhubung dengan seluruh PPTKIS dan lembaga pendidikan dan pelatihan
9. Nota kesepakatan tentang kerjasama dengan lembaga pelatihan K/L lainnya dalam rangkaUp-grade/up-skill CTKI dan pelatihan CTKI dan Nota kesepakatan dengan lembaga pendidikan SMK/Akademi/Politeknik/ Sekolah Tinggi/Perguruan Tinggi dalam rangka penyediaan CTKI berbasis permintaan luar negeri
10. Roadmap peningkatan kualitas dan pengimplementasian
Dalam rangka pencapaian target tersebut diatas melalui pengelolaan kinerja dilingkungan BNP2TKI telah ditetapkan penanggungjawab sasaran strategis dan pengelola indikator kinerja utama di lingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi melalui program- program kegiatan masing-masing Direktorat sebagai berikut:
a)
Direktorat Kerjasama Luar NegeriProgram Peningkatan Kerjasama Luar Negeri
Kegiatan ini dimaksud untuk menyiapkan bahan teknis, perumusan, pengkoordinasian, pelaksanaan kerjasama luar negeri baik dengan
(28)
pemerintah maupun dengan swasta untuk kerjasama bilateral, regional, dan multilateral dalam konteks penempatan dan perlindungan TKI. Di samping itu, perlu ditingkatkan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai lembaga internasional yang bergerak dalam bidang migran worker, baik dalam kerangka bilateral maupun multilateral, seperti ILO, UNIFEM, ASCOO, dll.
b)
Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN IProgram Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN I
Kegiatan ini dimaksud untuk menyiapkan pemetaan suply dan pencocokan dengan peta permintaan tenaga kerja, meningkatkan kualitas dan kapasitas calon tenaga kerja indonesia yang akan bekerja ke luar negeri pada beberapa sektor angkutan, pergudangan, komunikasi, bangunan/konstruksi, industri pengolahan/manufaktur dan kapal pesiar melalui kerjasama dengan lembaga terkait seperti BLKLN, lembaga pendanaan/perbankan, lembaga sertifikasi nasional/internasional.
c)
Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN IIProgram Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN II
Kegiatan ini dimaksud untuk menyiapkan pemetaan suply dan pencocokan dengan peta permintaan tenaga kerja, meningkatkan kualitas dan kapasitas calon tenaga kerja indonesia yang akan bekerja ke luar negeri pada beberapa sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perseorangan, keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah, listrik, gas dan air, pertambangan dan penggalian serta pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, melalui kerjasama dengan lembaga terkait seperti BLKLN, lembaga pendanaan/perbankan, lembaga sertifikasi nasional/ internasional.
d)
Direktorat PromosiProgramPeningkatan Promosi TKI Ke Negara Penempatan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan promosi dan mewujudkan kerjasama dengan negara-negara penerima TKI, agency, user/pengguna, lembaga-lembaga internasional lainnya, sehingga diperoleh gambaran peluang kerja dan jabatan yang ada di luar negeri,
Untuk melaksanakan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis sebagaimana tersebut diatas, perlu disusun perencanaan kinerja setiap tahunnya selama 5 tahun sebagai penjabaran dari sasaran dan target RPJMN yang diemban oleh BNP2TKI
(29)
Tabel 4
RENCANA KINERJA TAHUNAN
DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI TAHUN 2015 – 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN PELAKSANAAN
2015 2016 2017 2018 2019 1.
Meningkatnya kerjasama
ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran dengan negara tujuan penempatan
Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara Tujuan Penempatan
10 10 12 14 15
2. Meningkatnya potensi peluangkerja bagi TKI Profesional/formal di negara promosi penempatan
Jumlah negara tujuan penempatan dengan potensi peluang kerja
jabatan formal 10 10 10 10 10
3.
Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/kompetensi CTKI potensi dengan permintaan hasil pemetaan, padu-padan dan harmonisasi
Meningkatnya Persentase Kesesuaian/Padupadan sesuai dengan peta Jumlah Kualifikasi/ Kompetensi CTKI Potensi dengan Permintaan
55% 60% 65% 75% 85%
Persentase pemanfaatan Jobs Info BNP2TKI sebagai informasi pasar
kerja bagi pencari kerja LN 30% 40% 50% 60% 75%
B. KERANGKA PENDANAAN
1. Kerangka Pendanaan BNP2TKI telah disusun sesuai Dokumen Hasil Pertemuan Tiga Pihak dalam penyusunan RPJMN tahun 2015-2019 yang terdiri dari Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan BNP2TKI dengan hasil sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Presiden RI nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015 - 2019 pada lampiran II yang memuat Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional BNP2TKI Tahun 2015-2019; 2. Target dan kebutuhan pendanaan yang terdapat dalam Rencana Strategis ini,
(30)
Rencana Strategis disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas untuk mendapatkan keputusan Perubahan kerangka pendanaan dan selanjutnya dituangkan dalam rencana kerja tahunan perubahan;
3. RuangLingkup perubahan target kebutuhan dibahas pada Pertemuan Tiga Pihak. Lingkup Pembahasan yang dilakukan pada Pertemuan Tiga Pihak ini diutamakan pada pembahasan belanja (alokasi) pada prioritas. Bahan dasar yang digunakan dalam pembahasan PertemuanTiga Pihak antara lain adalah:
a. Buku RPJMN Tahun 2015– 2019BukuI,IIdan III yang terkait bidang Ketenagakerjaan luar negeri;
b. RenstraK/L BNP2TKI yaitu catatan penelaahanRenstraK/L;
c. RencanaPembangunanJangkaMenengahK/Ltahun2015–2019 (termasuk program prioritas atas penugasan Presiden dari hasil sidang kabinet/Ratas danprogram lanjutan);
d. Indikasi Kebutuhan Tambahan Pendanaan Quick Wins/Program.
Kerangka Pendanaan BNP2TKI telah disusun sesuai Dokumen Hasil Pertemuan Tiga Pihak dalam penyusunan RPJMN tahun 2015-2019 yang terdiri dari Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan BNP2TKI dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 5
REKAPITULASI KERANGKA PENDANAAN BNP2TKI TAHUN 2015 – 2019
KODE K/L 104
PROGRAM/KEGIATAN
TOTAL ALOKASI
RPJMN 2015-2019
KEBUTUHAN RIIL ANGGARAN 2015 - 2019 TOTAL
KEBUTUHAN 2015-2019
PROG KEG 2015 2016 2017 2018 2019
06 PROGRAM PENINGKATAN
FASILITASI PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI
1.315,7 393,2 867,68 954,38 1.049,89 1.207,37 4.472,52
06 3894 Peningkatan Fasilitasi Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI
527,1 158,09 422,36 464,6 511,06 587,72 2.143,83
06 3901 Peningkatan Kerja Sama Luar
Negeri 29,8 5,73 5,12 5,63 6,2 7,12 29,8
06 3902 Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri I
16,3 2,83 3,5 3,85 4,23 4,92 19,33
06 3903 Peningkatan Promosi TKI Ke
Negara Tujuan Penempatan 16,3 2,83 3,5 3,85 4,23 4,92 19,33
06 522
5
Peningkatan Pemetaan dan
Harmonisasi Kualitas
Tenaga Kerja Luar Negeri II
(31)
BAB V
PENUTUP
Dokumen Perencanaan Strategis (Renstra) Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi tahun 2015 - 2019 disusun untuk memenuhi amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019 dan Renstra BNP2TKI 2015 - 2019 diharapkan mampu menentukan arah dan kebijakan selama 5 (lima) tahun kedepan dalam mengemban tugas di bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi BNP2TKI.
Untuk mengantisipasi perubahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi, dapat dilakukan revisi atas Renstra yang sudah ditetapkan.
Untuk selanjutnya Renstra Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi dijadikan acuan dan perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam Renstra tiap-tiap unit Eselon II dilingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi.
DEPUTI BIDANG
(1)
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A. TARGET KINERJA
Kinerja (performance) menjadi isu dunia saat ini. Hal tersebut terjadi sebagai konsekuensi tuntutan masyarakat terhadap kebutuhan akan pelayanan prima atau pelayanan yang bermutu tinggi. Mutu tidak terpisahkan dari standar, karena kinerja diukur berdasarkan standar. Melalui kinerja Aparatur, diharapkan dapat menunjukkan kontribusi profesionalnya secara nyata dalam meningkatkan mutu pelayanan publik secara umum pada organisasi tempatnya bekerja, dan dampak akhir bermuara pada kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian komitmen dan dukungan pimpinan puncak dan stakeholder lainnya tetap menjadi kunci utama.
Bertemunya persepsi yang sama antara dua komponen tersebut dalam menentukan sasaran dan tujuan, merupakan modal utama untuk meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi. Menentukan tingkat prestasi melalui indikator kinerjanya akan menyentuh langsung faktor-faktor yang menunjukkan indikasi-indikasi obyektif terhadap pelaksanaan fungsi/tugas seorang Aparatur, serta sejauh mana fungsi dan tugas yang dilakukan memenuhi standar yang ditentukan.
Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key Performance Indicators (KPI) dapat diartikan sebagai ukuran atau Indikator yang akan memberikan informasi sejauh mana kita telah berhasil mewujudkan sasaran strategis yang telah kita tetapkan. Target Kinerja yang disusun dalam Renstra ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang hasil-hasil yang akan dicapai dan sebagai bentuk pertanggung-jawaban program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu 2015-2019 yang diketahui oleh pimpinan dan masyarakat serta sebagai dasar dalam menentukan langkah yang akan dilakukan dalam rangka perbaikan kinerja kepemerintahan.
Adapun dukungan Kinerja Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi sebagai bagian dari sistem dititik beratkan melalui salah satu misi BNP2TKI dengan target:
(2)
Dimana dalam target tersebut terdiri dari 10 kegiatan sebagai Program utama BNP2TKI tahun 2015 yang terdiri dari:
1. Naskah Kerjasama (MoU) dan perumusan perjanjian kerjasama bilateral dan Multilateral dalam rangka permintaan tenaga kerja profesional dan skilled
2. Naskah Kerjasama (MoU) saling pengakuan sertifikasi kompetensi Mutual Recognition Arragement (MRA)
3. Roadmap penjajakan perluasan kesempatan kerja di semua jabatan sektor formal dalam peningkatan kerjasama di semua negara
4. Draft Permenaker atau Perkabadan yang mewajibkan Perwakilan RI untuk memasukan hasil market inteligence berupa peluang kerja yang
terakses ke Jobsinfo
5. 10 Negara yang telah mengisi job indikasi/job order yang terintegrasi dalam sistem online jobsinfo dan SISKOTKLN
6. Roadmap pemanfaatan jobsinfo sebagai tools terpercaya dalam proses pra pemberangkatan s.d. penempatan
7. SK Kabadan yang menetapkan aplikasi jobs info online yang menjadi central database lowongan pekerjaan TKI
8. Aplikasi Jobsinfo telah terhubung dengan seluruh PPTKIS dan lembaga pendidikan dan pelatihan
9. Nota kesepakatan tentang kerjasama dengan lembaga pelatihan K/L lainnya dalam rangkaUp-grade/up-skill CTKI dan pelatihan CTKI dan Nota kesepakatan dengan lembaga pendidikan SMK/Akademi/Politeknik/ Sekolah Tinggi/Perguruan Tinggi dalam rangka penyediaan CTKI berbasis permintaan luar negeri
10. Roadmap peningkatan kualitas dan pengimplementasian
Dalam rangka pencapaian target tersebut diatas melalui pengelolaan kinerja dilingkungan BNP2TKI telah ditetapkan penanggungjawab sasaran strategis dan pengelola indikator kinerja utama di lingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi melalui program- program kegiatan masing-masing Direktorat sebagai berikut:
a)
DirektoratKerjasama Luar NegeriProgram Peningkatan Kerjasama Luar Negeri
(3)
pemerintah maupun dengan swasta untuk kerjasama bilateral, regional, dan multilateral dalam konteks penempatan dan perlindungan TKI. Di samping itu, perlu ditingkatkan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai lembaga internasional yang bergerak dalam bidang migran worker, baik dalam kerangka bilateral maupun multilateral, seperti ILO, UNIFEM, ASCOO, dll.
b)
Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN IProgram Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN I
Kegiatan ini dimaksud untuk menyiapkan pemetaan suply dan pencocokan dengan peta permintaan tenaga kerja, meningkatkan kualitas dan kapasitas calon tenaga kerja indonesia yang akan bekerja ke luar negeri pada beberapa sektor angkutan, pergudangan, komunikasi, bangunan/konstruksi, industri pengolahan/manufaktur dan kapal pesiar melalui kerjasama dengan lembaga terkait seperti BLKLN, lembaga pendanaan/perbankan, lembaga sertifikasi nasional/internasional.
c)
Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN IIProgram Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN II
Kegiatan ini dimaksud untuk menyiapkan pemetaan suply dan pencocokan dengan peta permintaan tenaga kerja, meningkatkan kualitas dan kapasitas calon tenaga kerja indonesia yang akan bekerja ke luar negeri pada beberapa sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perseorangan, keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan dan tanah, listrik, gas dan air, pertambangan dan penggalian serta pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, melalui kerjasama dengan lembaga terkait seperti BLKLN, lembaga pendanaan/perbankan, lembaga sertifikasi nasional/ internasional.
d)
Direktorat PromosiProgramPeningkatan Promosi TKI Ke Negara Penempatan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan promosi dan mewujudkan kerjasama dengan negara-negara penerima TKI, agency, user/pengguna, lembaga-lembaga internasional lainnya, sehingga diperoleh gambaran peluang kerja dan jabatan yang ada di luar negeri,
Untuk melaksanakan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis sebagaimana tersebut diatas, perlu disusun perencanaan kinerja setiap tahunnya selama 5 tahun sebagai penjabaran dari sasaran dan target RPJMN yang diemban oleh BNP2TKI
(4)
Adapun Rencana Kinerja Tahunan BNP2TKI Tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 4
RENCANA KINERJA TAHUNAN
DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI TAHUN 2015 – 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN PELAKSANAAN
2015 2016 2017 2018 2019
1.
Meningkatnya kerjasama
ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran dengan negara tujuan penempatan
Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara Tujuan Penempatan
10 10 12 14 15
2. Meningkatnya potensi peluangkerja bagi TKI Profesional/formal di negara promosi penempatan
Jumlah negara tujuan penempatan dengan potensi peluang kerja
jabatan formal 10 10 10 10 10
3.
Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/kompetensi CTKI potensi dengan permintaan hasil pemetaan, padu-padan dan harmonisasi
Meningkatnya Persentase Kesesuaian/Padupadan sesuai dengan peta Jumlah Kualifikasi/ Kompetensi CTKI Potensi dengan Permintaan
55% 60% 65% 75% 85%
Persentase pemanfaatan Jobs Info BNP2TKI sebagai informasi pasar
kerja bagi pencari kerja LN 30% 40% 50% 60% 75%
B. KERANGKA PENDANAAN
1. Kerangka Pendanaan BNP2TKI telah disusun sesuai Dokumen Hasil Pertemuan Tiga Pihak dalam penyusunan RPJMN tahun 2015-2019 yang terdiri dari Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan BNP2TKI dengan hasil sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Presiden RI nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015 - 2019 pada lampiran II yang memuat Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional BNP2TKI Tahun 2015-2019; 2. Target dan kebutuhan pendanaan yang terdapat dalam Rencana Strategis ini,
(5)
Tahun 2015 – 2019 dapat dilakukan pada setiap tahun pelaksanaan RPJMN dan Rencana Strategis disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas untuk mendapatkan keputusan Perubahan kerangka pendanaan dan selanjutnya dituangkan dalam rencana kerja tahunan perubahan;
3. RuangLingkup perubahan target kebutuhan dibahas pada Pertemuan Tiga Pihak. Lingkup Pembahasan yang dilakukan pada Pertemuan Tiga Pihak ini diutamakan pada pembahasan belanja (alokasi) pada prioritas. Bahan dasar yang digunakan dalam pembahasan PertemuanTiga Pihak antara lain adalah:
a. Buku RPJMN Tahun 2015– 2019BukuI,IIdan III yang terkait bidang Ketenagakerjaan luar negeri;
b. RenstraK/L BNP2TKI yaitu catatan penelaahanRenstraK/L;
c. RencanaPembangunanJangkaMenengahK/Ltahun2015–2019 (termasuk
program prioritas atas penugasan Presiden dari hasil sidang kabinet/Ratas danprogram lanjutan);
d. Indikasi Kebutuhan Tambahan Pendanaan Quick Wins/Program.
Kerangka Pendanaan BNP2TKI telah disusun sesuai Dokumen Hasil Pertemuan Tiga Pihak dalam penyusunan RPJMN tahun 2015-2019 yang terdiri dari Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Keuangan dan BNP2TKI dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 5
REKAPITULASI KERANGKA PENDANAAN BNP2TKI TAHUN 2015 – 2019
KODE K/L 104
PROGRAM/KEGIATAN
TOTAL ALOKASI
RPJMN 2015-2019
KEBUTUHAN RIIL ANGGARAN 2015 - 2019 TOTAL KEBUTUHAN
2015-2019
PROG KEG 2015 2016 2017 2018 2019
06 PROGRAM PENINGKATAN FASILITASI PENEMPATAN DAN
PERLINDUNGAN TKI
1.315,7 393,2 867,68 954,38 1.049,89 1.207,37 4.472,52
06 3894 Peningkatan Fasilitasi Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI
527,1 158,09 422,36 464,6 511,06 587,72 2.143,83
06 3901 Peningkatan Kerja Sama Luar
Negeri 29,8 5,73 5,12 5,63 6,2 7,12 29,8
06 3902 Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri I
16,3 2,83 3,5 3,85 4,23 4,92 19,33
06 3903 Peningkatan Promosi TKI Ke
Negara Tujuan Penempatan 16,3 2,83 3,5 3,85 4,23 4,92 19,33
06 522 5
Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri II
(6)
BAB V
PENUTUP
Dokumen Perencanaan Strategis (Renstra) Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi tahun 2015 - 2019 disusun untuk memenuhi amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019 dan Renstra BNP2TKI 2015 - 2019 diharapkan mampu menentukan arah dan kebijakan selama 5 (lima) tahun kedepan dalam mengemban tugas di bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi BNP2TKI.
Untuk mengantisipasi perubahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi, dapat dilakukan revisi atas Renstra yang sudah ditetapkan.
Untuk selanjutnya Renstra Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi dijadikan acuan dan perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam Renstra tiap-tiap unit Eselon II dilingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi.
DEPUTI BIDANG