Diversifikasi Konsumsi Pangan Ketahanan Pangan

tinggi akan mempunyai kemampuan untuk memiliki pangan lebih banyak dan lebih bermutu. c. Jumlah Anggota Rumah Tangga Jumlah anggota rumah tangga akan mempengaruhi konsumsi. Rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga yang lebih besar cenderung mempunyai tingkat konsumsi yang tinggi. Jumlah anggota rumah tangga menentukan sampai batas tertentu jumlah pangan yang dikonsumsi, susunan isi keranjang pangan, ukuran ruang rumah tempat tinggal, pengeluaran untuk pakaian, pendidikan, kesehatan dan rekreasi Sicat dan Arndt, H., 1991.

2.1.1 Diversifikasi Konsumsi Pangan

Diversifikasi pangan merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah ketergantungan pada beras yang hendaknya dan mengalihkan ke makanan yang berasal dari non beras. Diversifikasi atau penganekaragaman pangan beras dan non beras adalah upaya peningkatan konsumsi aneka ragam pangan non beras dengan prinsip gizi seimbang. Gizi seimbang adalah gizi yang mengandung cukup sumber karbonhidrat, protein, lemak dan mencukupi kebutuhan kalori sesuai standart kebutuhan 2200 kkalkaphari Badan Ketahanan Pangan,2008. Program diversifikasi pangan sebenarnya telah ada lima puluhan tahun yang lalu, namun kebijakan ini mengalami pasang surut. Kekuatan utama program ini adalah adanya kebijakan tertulis dan tujuan diversifikasi pangan baik dan rencana strategis berbagai instansi. Program ini bertujuan untuk mengalihkan sebagian konsumsi karbohidrat masyarakat dari beras menuju sumber pangan pokok non- beras sebagai upaya untuk mengurangi konsumsi beras dalam negeri. Universitas Sumatera Utara Ini dapat dilakukan dengan suatu penggalakan gerakan dengan memanfaatkan sumber kalori, protein dan karbohidrat lainnya yang dapat diproduksi secara lokal. Masih banyak sumber pangan lokal yang memiliki kalori, protein dan karbohidrat yang cukup tinggi selain beras. Diantaranya adalah singkong, jagung, ubi kayu, talas, ubi jalar, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau Harper ,1986.

2.1.2 Ketahanan Pangan

Indonesia telah mengadopsi rumusan ketahanan pangan tersebut dan dituangkan kedalam Undang- Undang RI Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan. Ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup dalam jumlah maupum mutunya, aman, merata, dan terjangkau Suryana, 2003. Menurut Balawati 2004, ketahanan pangan terdiri dari elemen : 1. Ketersedian pangan, 2. Aksesibilitas yang menggambarkan kemampuan untuk menguasai pangan yang cukup, 3. Keamanan yang dapat diartikan sebagai stabilitas dan keandalan, 4. Keberlanjutan merupakan kontinuitas dari akses dan ketersedian pangan yang ditunjukan oleh keberlanjutan usaha tani. Ketahanan pangan sampai tingkat rumah tangga antara lain tercermin oleh tersedianya pangan yang cukup dan merata pada setiap waktu dan terjangkau oleh masyarakat baik fisik maupun ekonomi serta tercapainya konsumsi pangan yang beranekaragam, yang memenuhi syarat-syarat gizi yang diterima budaya setempat. Universitas Sumatera Utara Era globalisasi ikut berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat, terutama masyarakat perkotaan. Selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi global. Dalam waktu yang relatif singkat telah berkembang pola makan fast food yang cenderung tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat, dan rendah zat gizi mikro. Dalam kaitannya dengan produsen, era globalisasi juga akan berpengaruh terhadap sistem ketahanan pangan dan keamanan pangan Balawati, 2004. Menurut Sumodinigrat 2001, permasalahan paling utama adalah tidak adanya komitmen yang sungguh-sungguh dari pemerintah untuk membangun sektor pertanian sebagai perioritas utama pembangunaan nasional untuk memperkokoh ekonomi nasional. Upaya memenuhi kebutuhan pangan penduduk melibatkan banyak pelaku, yaitu pemerintah, masyarakat dan sektor swasta. Keterlibatan masyarakat dan swasta sebagai mitra pemerintah mencerminkan adanya proses pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan yang berkelanjutan merupakan proses proaktif yang memungkinkan pemerintah dan mitranya untuk memanfaatkan sumberdaya yang ada, berupa sumberdaya ekonomi, fisik, maupun sosial dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional, yaitu ketahanaan pangan Baliwati, 2004. Menurut Tulung 2011, adapun cara pemerintah dalam mengembangkan diversifikasi pangan adalah melalui pembinaan dengan cara : a. menyelenggarakan, membina, dan atau mengkoordinasikan segala upaya atau kegiatan untuk mewujudkan cadangan pangan nasional; Universitas Sumatera Utara b. menyelenggarakan, mengatur, dan atau mengkoordinasikan segala upaya atau kegiatan dalam rangka penyediaan, pengadaan, dan atau penyaluran pangan tertentu yang bersifat pokok; c. menetapkan dan menyelenggarakan kebijakan mutu pangan nasional dan penganekaragaman pangan; d. mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah dan atau menanggulangi gejala kekurangan pangan, keadaan darurat, dan atau spekulasi atau manipulasi dalam pengadaan dan peredaran pangan. Penelitian Terdahulu Menurut Fanny 2008, dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pola Konsumsi Pangan Rumahtangga Perdesaan Dalam Mewujudkan Diversifikasi Konsumsi Pangan Studi Kasus di Desa Putukrejo Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang” yang menggunakan alat analisis Regresi Linear Berganda dan analisis SWOT. Hasil regresi menunjukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap diversifikasi konsumsi pangan adalah jumlah anggota rumahtangga, pendapatan perkapita, sedangkan tinggi pendidikan ibu tidak berpengaruh nyata. Dan hasil analisis SWOT adapun trategi untuk mewujudkan diversifikasi konsumsi pangan dapat dilakukan baik oleh rumahtangga maupun pemerintah. strategi tersebut secara garis besarnya antara lain meliputi peningkatan produksi pangan, peningkatan pendidikan formal dan informal masyarakat desa, peningkatan pengetahuan dan sosialiasi gizi, efektifitas bantuan pemerintah dan penataan kembali restorasi kelembagaan perdesaan. Selain itu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sulastri 2008, dalam penelitiannya yang berjudul berjudul “Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Universitas Sumatera Utara Berbasis Potensi Lokal Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pedesaan Di Kecamatan Semin Kabupaten Gunung Kidul” yang menggunakan salah satu alat analisis yaitu analisis regresi linear berganda. Hasil analisis ini menujukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan dalam mewujudkan ketahanan pangan pada rumah tangga pedesaan adalah pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, sedangkan tingkat pendidikan ibu tidak berpengaruh nyata.

2.2 Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Peranan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)

2 46 69

Analisis Pendapatan dan Pola Konsumsi Nelayan Buruh ditinjau dari Garis Kemiskinan di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang )

2 45 92

Implementasi Graph Coloring Dalam Pemetaan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

2 35 85

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 4 68

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 11

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 1

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 7

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 10

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 2

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 2