Berbasis Potensi Lokal Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pedesaan Di Kecamatan Semin Kabupaten Gunung Kidul” yang menggunakan
salah satu alat analisis yaitu analisis regresi linear berganda. Hasil analisis ini menujukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan dalam
mewujudkan ketahanan pangan pada rumah tangga pedesaan adalah pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, sedangkan tingkat pendidikan ibu tidak
berpengaruh nyata.
2.2 Landasan Teori
Bahan pangan yang merupakan hasil pertanian cenderung mengalami perubahan harga yang lebih besar daripada harga barang-barang industri. Harga hasil-hasil
pertanian cenderung mengalami naik turun yang relatif besar. Harganya bisa mencapai tingkat yang tinggi sekali pada suatu masa dan mengalami kemerosotan
yang sangat buruk pada masa berikutnya. Sifat perubahan harga seperti itu disebabkan karena penawaran ke atas barang-barang pertanian, seperti juga
permintaan adalah tidak elastis, yang artinya persentase perubahan harga jauh lebih besar daripada perubahan jumlah barang yang diminta ataupun ditawarkan
Sukirno, 2003. Faktor yang menyebabkan barang pertanian bersifat tidak elastis antara
lain,barang pertanian bersifat musiman dan kapasitas berproduksi cenderung maksimal dan tidak terpengaruh oleh perubahan permintaan. Ketidakstabilan
penawaran barang pertanian diikuti pula oleh ketidakelastisan permintaannya, menyebabkan perubahan harga yang sangat besar apabila berlaku perubahan
permintaan. Oleh karena itu harga memegang peranan penting dalam penawaran
Universitas Sumatera Utara
supply maupun permintaan demand Sukirno, 2003. Dalam pencapaian swasembada pangan beras terdapat beberapa masalah yang
dihadapi, salah satunya adalah laju peningkatan kebutuhan pangan beras domestik lebih cepat dibandingkan dengan laju kemampuan produksinya. Hal ini
disebabkan karena jumlah penduduk yang besar dan terus meningkat dan permintaan perkapita juga meningkat karena meningkatnya pendapatan, kesadaran
kesehatan dan pergeseran pola makan sebagai pengaruh globalisasi serta ketersediaan sumberdaya lahan yang semakin berkurang. Ketimpangan antara laju
produksi dengan laju kebutuhan akan pangan beras dapat menyebabkan kesenjangan dalam mengakses bahan pangan serta turut mempengaruhi supply
dan demand akan bahan pangan. DKP Nasional, 2010.
Teori Konsumsi
Keynes dalam bukunya yang berjudul The General Theory of Employment, Interest and Money
memberikan perhatian besar terhadap hubungan antara konsumsi dan pendapatan. Lebih lanjut Keynes mengatakan bahwa ada
pengeluaran konsumsi minimum yang harus dilakukan oleh masyarakat outonomous consumption dan pengeluaran konsumsi akan meningkat dengan
bertambahnya penghasilan Waluyo, D. E., 2002. Menurut Supriana 2008, dalam bukunya Ekonomi Makro menyebutkan bahwa
konsumsi itu merupakan fungsi dari pendapatan yang dapat dibelanjakan. Penghasilan keluarga atau uang masuk sebagian besar dibelanjakan lagi, untuk
membeli yang diperlukan untuk hidup. Dalam ilmu ekonomi dikatakan:
Universitas Sumatera Utara
dibelanjakan untuk dikonsumsi. Konsumsi tidak hanya mengenai makanan, tetapi mencakup pemakaian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2.3 Kerangka Pemikiran