Koefisien Determinasi Nilai F hitung Multikolinearitas

3.4.1 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi untuk mengukur tingkat ketepatan .Besarnya koefisien determinasi berganda multiple coefficient of correlation simbolnya R 2 . Makin banyak variabel di dalam model , maka semakin naik fungsi tersebut, artinya makin besar nilai R 2 . Jika R 2 semakin dekat dengan satu, maka semakin cocok regresi untuk meramalkan Y Firdaus, 2004. 3.4.2 Nilai t hitung Analisis untuk menguji signifikan nilai koefisien regresi secara parsial yang diperoleh dengan metode OLS adalah statistik uji t t test. Taraf signifikan α yang digunakan dalam ilmu sosial 0,05 sudah cukup memadai Firdaus, 2004. Kriteria pengujian: Jika Sig. t 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak. Jika Sig. t ≤ 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima.

3.4.3 Nilai F hitung

Nilai F hitung digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel tergantung maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit Firdaus, 2004. Kriteria pengujian: Jika sig F 0,05 maka H diterima dan H 1 ditolak. Jika sig F ≤ 0,05 maka H ditolak dan H 1 diterima. Universitas Sumatera Utara

3.4.4 Multikolinearitas

Multikolinearitas mempunyai arti bahwa terdapatnya hubungan linier yang sempurna di antara beberapa atau semua variabel penjelas atau variabel bebas dari suatu model regresi. Multikolinearitas berkaitan dengan adanya lebih dari satu hubungan linier yang sempurna di antara variabel-variabel penjelas Aroef, 1991. Ada beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, sebagai berikut: 1. Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. 2. Menganalisis korelasi di antara variabel bebas. Jika di antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi lebih besar dari 0,90, hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. 3. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai VIF variance-inflating factor. Jika VIF10, tingkat kolinearitas dapat ditoleransi. 4. Nilai eigenvalue sejumlah satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol menunjukkan adanya multikolinearitas Firdaus, 2004. Untuk menganalisis identifikasi masalah 2 digunakan analisis deskriptif, yaitu menggunakan matriks SWOT yang disajikan dalam bentuk tabel. Analisis strategis ketahanan pangan di kabupaten Deli Serdang dilakukan dengan Analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan strategis sehingga dapat ditemukenali faktor kegagalan maupun kesuksesan pelaksanaan program ketahanan pangan. Universitas Sumatera Utara Menurut Rangkuti 2008, analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi dalam hal ini adalah kebijakan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weakness dan ancaman Threats. Di dalam perencanaan strategis harus dilakukan analisis faktor-faktor strategis internal dalan kondisi yang ada saat ini. Menurut David 2006, tahapan yang dilakukan dalam menggunakan matriks SWOT adalah sebagai berikut : a. membuat daftar peluang eksternal; b. membuat daftar ancaman eksternal; c. membuat daftar kekuatan internal; d. membuat daftar kelemahan internal; e. mencocokkan kekuatan internal dan peluang eksternal serta melakukan pencatatan terhadap hasil dalam kolom strategi SO; f. mencocokkan kelemahan internal dan peluang eksternal serta melakukan pencatatan terhadap hasil dalam kolom strategi WO; g. mencocokkan kekuatan internal dan ancaman eksternal serta melakukan pencatatan terhadap hasil dalam kolom strategi ST; dan h. mencocokkan kelemahan internal dan ancaman eksternal serta melakukan pencatatan terhadap hasil dalam kolom strategi WT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan Universitas Sumatera Utara alternatif strategis seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Matriks SWOT FaktorInternal Faktor Eksternal KEKUATAN STRENGTH KELEMAHAN WEAKNESS PELUANG OPPORTUNITIES Strategi S-O Progresif Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi W-O Korektif Mengatasi kelemahan untuk memanfaatkan peluang ANCAMAN THREATS Strategi S-T Diversifikasi Menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi W-T Defensif Mengatasi kelemahan untuk menghindari ancaman

3.5 Defenisi dan Batasan Operasional

Dokumen yang terkait

Peranan Istri Nelayan Terhadap Pendapatan Keluarga (Kasus : Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)

2 46 69

Analisis Pendapatan dan Pola Konsumsi Nelayan Buruh ditinjau dari Garis Kemiskinan di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus: Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang )

2 45 92

Implementasi Graph Coloring Dalam Pemetaan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

2 35 85

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 4 68

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 11

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 1

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 7

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 10

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 2

Analisis Pola Konsumsi Pangan dan Tingkat Konsumsi Beras dan Non Beras (Studi Kasus : Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 2