Tahap Penyusunan Draf Stranas REDD+
3.2 Tahap Penyusunan Draf Stranas REDD+
3.2.1 Proses dan Hasil
1. P e m b a h a s a n d a n P e n u lis a n D ra f N o l Ve rs i 2 Agu s tu s
Tah ap pen u lisan r an can gan Str an as REDD+ d im u lai sejak p er t em u a n Tim Pen u lis p a d a 2 Agu st u s 2 0 10 . Per t em u a n in i m elahirkan draf awal (draf 0 ) yang m em iliki 9 bagian utam a (lihat box 1). Draf in i disem purnakan terus-m enerus oleh Tim Pen ulis, kem udian dipresentasikan di depan Tim Pelaksana pada tanggal 19 Agustus 20 10 di Hotel Arya Duta.
Pada tahap penulisan draf nol, ada beberapa isu krusial yang m uncul pada sesi diskusi tim penulis, antara lain m engenai:
32 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA
BOX 1: OUTLINE UTAMA DRAF 0 STRANAS REDD+ PER 19 AGUSTUS 2010
1) Pendahuluan yang berisi latar belakang penyusunan Stranas REDD+ antara lain adalah komitmen
politik Presiden Indonesia untuk menurunkan emisi sebesar 26% pada 2020, penandatanganan surat niat antara Indonesia dengan Norwegia yang menjadi salah satu momentum perumusan Stranas REDD+ dan keinginan Indonesia untuk memperbaiki tata kelola hutan menjadi lebih berkelanjutan.
2) Pengertian. Pada bab ini dibahas beberapa definisi utama yang akan dipakai secara terus menerus
dalam Stranas misalnya definisi hutan, deforestasi, degradasi dll. 3) Visi dan tujuan yaitu tercapainya penurunan emisi GRK dan peningkatan simpanan karbon yang
berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kualitas sumber daya alam hayati
4) Dasar hukum yang terkait dan relevan dengan isu REDD+ 5) Prasyarat REDD+ yang menjelaskan mengenai ruang lingkup dan time frame Stranas REDD+ 6) Analisa kondisi dan permasalahan yang mengidentifikasi 6 hal utama penyebab deforestasi di
Indonesia yaitu: persoalan tata ruang, lemahnya tata kelola hutan, lemahnya kapasitas unit manajemen hutan, governance dan persoalan kemiskinan.
7) Strategi utama yang terdiri dari penguatan kondisi pemungkin dan strategi penyempurnaan
pembangunan sektor pengelolaan hutan. 8) Program utama untuk implementasi REDD+. 9) Monitoring dan Evaluasi yang menjelaskan kerangka monitoring dan evaluasi implementasi
Stranas REDD+.
a) Struktur dan Substansi Dokum en Dokum en Stranas REDD+ diharapkan m em iliki rum usan yang
jelas dan terukur mengenai tujuan, ruang lingkup, jangka waktu (tim e fram e ), serta keran gka logis (logfram e) yan g dilen gkapi den gan output , indikator capaian, aktor pelaksana, dan analisis risiko yang jelas. Tim penulis sejak awal m enegaskan bahwa substansi Stranas REDD+ h ar u s ber sifat kom pr eh en sif d an m em iliki keter kaitan dengan rancangan kelem bagaan REDD+ dan rancangan m ekanism e pem biayaan REDD+. Nam un, hal ini pada akhirnya sulit dilakukan oleh Tim Penulis karena proses pem bahasan m engenai strategi dan mekanisme kelembagaan maupun mekanisme pembiayaan ditangani atau dilakukan secara terpisah oleh tim lainnya.
CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA
Di lain pihak, terdapat anggapan bahwa m em asukkan Stranas REDD+ sebagai bagian dari RAN GRK justru akan m em perberat beban m itigasi yang harus ditanggung oleh Indonesia. J ika hal ini terjadi, Indonesia dengan sendirinya harus m em biayai pelaksanaan REDD+ dengan dana yang bersum ber dari APBN. Dalam pertem uan ini disarankan agar REDD+ didesain sebagai aktivitas pengurangan em isi GRK yang khusus didanai dari bantuan luar negeri (term asuk dalam 41% target pen guran gan em isi GRK den gan ban tuan luar negeri) dan bukan dari pem biayaan sukarela Indonesia.
c) Penggunaan Reference Em issions Levels (REL) atau R eference Lev els (R L) dalam Stranas REDD+
Tim Penulis m em perdebatkan soal penggunaan REL atau RL
d alam d oku m en St r an as. Sesu ai kesep akat an d alam n egosiasi REDD+ di tin gkat in tern asion al, RL digun akan sebagai baselin e penentuan tingkat em isi referensi dalam pengem bangan REDD+. RL terkait tidak hanya dengan aktivitas yang berkaitan dengan karbon (carbon related activities), tetapi juga term asuk aktivitas nonkarbon seperti pen gelolaan kean ekaragam an hayati dan pen yediaan jasa lingkungan. Ini dinilai lebih bisa m enjelaskan banyak aspek yang sangat terkait dengan deforestasi dan degradasi, selain lebih m udah un tuk diukur. Sejauh in i draf Stran as REDD+ In don esia m asih m em akai REL.
34 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA 34 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA
e) Konsultasi yang Melibatkan Multipihak Tim Penulis berpandangan bahwa draf Stranas harus benar- benar dikonsultasikan dengan publik. Karenanya, diingatkan dua hal pen tin g yan g terkait den gan kon sultasi. Pertam a, sebuah proses kon sultasi publik dalam pen yusun an kebijakan yan g m ultipihak m em butuhkan waktu yang cukup lam a. Kedua, agar dialokasikan waktu yan g cukup un tuk m en disem in asi atau m en distribusikan in form asi kepada para pihak. J uga waktu yan g cukup bagi calon p e s e r t a k o n s u lt a s i p u b lik u n t u k m e m b a ca d a n k e m u d ia n m em berikan respons atau um pan balik. J ika waktu yang tersedia sem pit, proses pen yediaan in form asi in i harus dilakukan secara sangat dini dan intensif.
f) Persoalan yang Terkait dengan Aspek Hukum Salah satu aspek pen tin g yan g ban yak diperdebatkan adalah aspek kebijakan hukum m aupun pen egakan hukum yan g terkait dengan deforestasi dan degradasi. Hal ini dinilai penting karena Tim Pen u lis m en em u ka n t er d a p a t seju m la h m a sa la h h u ku m ya n g berhubungan dengan percepatan deforestasi dan degradasi, yaitu lem ahnya kebijakan hukum , tidak sinkronnya ketentuan hukum , dan lem ahnya penegakan hukum .
CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA
Sela in it u , d ip er lu ka n id en t ifika si keb u t u h a n -keb u t u h a n p er a t u r a n p er u n d a n ga n ya n g b elu m a d a . Misa ln ya p er a t u r a n perun dan gan un tuk m em perkuat KPH -KPH yan g akan diben tuk dalam rangka m engiplem entasikan REDD+. Di sam ping perlunya harm onisasi peraturan perundangan yang berdasarkan pada sebuah kerangka yang disebut “Sustainable Forest M anagem ent Friendly Legislation Fram ew ork”.
Asp ek lain n ya yan g d ian ggap p en t in g ad alah m en jad ikan REDD+ sebagai m om entum untuk m em benahi penegakan hukum pada sektor kehutanan di Indonesia.
g) Isu Tenurial dan Hak Masyarakat Adat Salah satu isu krusial yang muncul adalah pentingnya pengakuan hak m asyarakat adat sebagai salah satu syarat sukses im plem entasi Str an as REDD+ . Selain itu , Str an as REDD+ d ih ar ap kan d ap at mengakomodasi prinsip Free Prior Inform ed Consent (FPIC) sebagai jam inan terhadap akses dan kontrol m asyarakat adat dalam proses pengam bilan keputusan.
2. P e m b a h a s a n d a n P e n u lis a n D ra f S a tu Ve rs i 2 6 Agu s tu s 2 0 10
Pad a 24 Agu stu s 20 10 m elaku kan p er tem u an d en gan Tim Pelaksan a d i Bappen as u n tu k m em bah as m asu kan lebih lan ju t terhadap draf nol Stranas REDD+. Ada beberapa isu krusial yang m uncul dalam pertem uan ini, antara lain:
a) Perlunya Review Para Ahli terhadap Draf Stranas REDD+ Agar p r oses p en yu su n an Str an as REDD+ lebih sem p u r n a, diusulkan agar m elibatkan para ahli REDD+ di tin gkat n asion al m aupun internasional. Para ahli dianggap penting diundang dalam suatu proses konsultasi untuk m em berikan tanggapan dan review terhadap draf yang ada.
36 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA
BOX 2: OUTLINE UTAMA DRAF 1 STRANAS REDD+ PER 26 AGUSTUS 2010
1) Kata Pengantar dari Wakil Menteri PPN. 2) Ringkasan Eksekutif. 3) Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, visi dan tujuan Stranas REDD+, dasar
hukum, ruang lingkup Stranas, dan pengertian atau definisi. 4) Bab II Analisis kondisi dan permasalahan yang mendeskripsikan emisi dari sektor
penggunaan lahan dan kehutanan di Indonesia. Selain itu, bab ini juga menggrafikkan kondisi deforestasi dan degradasi hutan serta penyebab utamanya. Bab II ditutup dengan penjelasan mengenai kondisi kesiapan implementasi REDD+ di Indonesia.
5) Bab III Strategi nasional REDD+ yang menjabarkan tiga strategi utama pelaksanaan REDD+ di Indonesia yaitu: strategi pemenuhan prasyarat, strategi pemenuhan kondisi pemungkin, dan strategi reformasi pembangunan sektor.
6) Bab IV berisi penjelasan mengenai pembangunan sistem MRV. 7) Bab V merupakan penjelasan sistem pengadministrasian dan pengarusutamaan Stranas
dan RAN REDD+ pada kebijakan pembangunan. 8) Bab terakhir adalah penutup.
b) Ben efit Sharin g Str an as REDD+ p er lu m em bah as d an m em ber ikan u su lan
p et u n ju k t ekn is m en gen a i m eka n ism e ben efit sh a r in g d a la m pengelolaan REDD+. Mengapa demikian, karena mekanisme benefit sh a r in g ya n g f a ir d a n a d il m er u p a ka n sa la h sa t u p r a sya r a t terlaksananya REDD+ dengan baik.
c) Posisi Stranas dengan Kebijakan Pem bangunan yang Lain Salah satu usulan yang kuat adalah perlunya penjelasan lebih
rin ci m en gen ai hubun gan an tara Stran as REDD+ den gan aturan keb ija ka n ya n g la in , m isa ln ya r en ca n a p em b a n gu n a n ja n gka m en en ga h (RP J M) r en ca n a st r a t egi n a sion a l keh u t a n a n d a n pertanian, dan tentunya rencana tata ruang nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota.
CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA
Berdasarkan m asukan yang diperoleh dari pertem uan ini, Tim Penulis m em perbaiki draf nol Stranas m enjadi draf 1 Stranas yang dikeluarkan pada tanggal 26 Agustus 20 10 (lihat box 2). Dalam draf
1 versi 26 Agustus 20 10 ada beberapa tam bahan rum usan, yaitu: • Ba b t er sen d ir i ya n g m en gu r a ika n seca r a leb ih t er st r u kt u r
m engenai sistem MRV REDD+ di Indonesia. • Pen jelasan m en gen ai m ekan ism e pen gar u su tam aan Str an as
REDD+ d a la m Ren ca n a P em b a n gu n a n J a n gka Men en ga h Nasional (RPJ MN) dan Rencana Pem bangunan J angka Panjang Nasional (RPJ PN) dan kebijakan pem bangunan yang lain.
3. P e m b a h a s a n d a n P e n u lis a n D ra f 1 Ve rs i 2 3 S e p te m b e r 2 0 10
Terdapat dua pertem uan lain yang diselenggarakan Bappenas dan UN-REDD Program m e Indonesia untuk m engonsultasikan draf
1 Stran as versi 26 Agustus 20 10 den gan para pihak. Pertem uan pertam a adalah pertem uan dengan Civ il Society Forum for Clim ate Justice (CSF) yang diselenggarakan pada tanggal 27 Agustus 20 10 . Lalu per tem uan den gan Kem en ter ian Keh utan an , Kem en ter ian Pertan ian , dan Dewan Nasion al Perubahan Iklim (DNPI) pada 7 Septem ber 20 10 .
Ada beberapa isu krusial yang m uncul pada kedua pertem uan ini, antara lain isu safeguard m echanism , com plaint m echanism , penjabaran FPIC dalam Stranas, definisi hutan, dan faktor-faktor penyebab utam a deforestasi dan degradasi.
Selain m elalui proses konsultasi, Bappenas selaku koordinator penyusunan Stranas REDD+ juga menghimpun masukan tertulis dari
b e b e r a p a k e m e n t e r ia n , s e p e r t i Ke m e n t e r ia n Ke h u t a n a n , Kem en ter ian Per tan ian , Per tam ban gan , Peker jaan Um u m , d an Kem enterian Keuangan. J uga dari beberapa lem baga riset yang fokus pada isu kehutanan seperti ICRAF, CIFOR, dll.
Berdasarkan m asukan dari proses konsultasi m aupun m asukan secara tertulis, Tim Penulis m erevisi draf 1 Stranas versi 26 Agustus
20 10 m enjadi draf 1 Stranas versi 23 Septem ber 20 10 yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut (lihat box 3). Perbedaan
38 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA
BOX 3: OUTLINE UTAMA DRAF 1 STRANAS REDD+ PER 23 SEPTEMBER 2010
1) Kata Pengantar dari Wakil Menteri PPN. 2) Ringkasan Eksekutif. 3) Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang, visi dan tujuan Stranas REDD+, dasar hukum,
ruang lingkup Stranas, dan pengertian atau definisi. 4) Bab II Analisis kondisi dan permasalahan yang mendeskripsikan emisi dari sektor penggunaan lahan dan kehutanan di Indonesia. Selain itu, bab ini juga menggambarkan kondisi deforestasi dan degradasi hutan serta penyebab utamanya. Bab II ditutup dengan penjelasan mengenai kondisi kesiapan implementasi REDD+ di Indonesia.
5) Bab III Strategi nasional REDD+ yang menjabarkan tiga strategi utama pelaksanaan REDD+ di Indonesia yaitu: strategi pemenuhan prasyarat, strategi pemenuhan kondisi pemungkin, dan strategi reformasi pembangunan sektor.
6) Bab IV berisi penjelasan mengenai pembangunan sistem MRV. 7) Bab V merupakan penjelasan tahapan pelaksanaan REDD+ di Indonesia yang berisi
penyusunan Stranas dan RAN REDD+ serta bagaimana menumbuhkan kesiapan dan pelaksanaan tindakan awal.
8) Bab terakhir adalah penutup.
utam a antara draf 1 Stranas REDD+ versi 23 Septem ber 20 10 dengan ver si sebelu m n ya t er let ak p ad a Bab V yan g sebelu m n ya ber isi pengarusutam aan REDD+ dalam kebijakan pem bangunan, diganti
d en gan p en jelasan m en gen ai t ah ap an p elaksan aan REDD+ d i In d on esia. Dr af St r an as ver si 23 Sep t em ber 20 10 in ilah yan g kem udian dicetak dan dijadikan bahan dasar untuk proses konsultasi publik yang lebih luas.
3.2.2 Analisis terhadap Proses Penyusunan Draf Stranas REDD+
3.2.2.1 Pemenuhan Prinsip Inklusivitas
Catatan proses penyusunan draf 0 (nol) dan draf 1 (satu) Stranas REDD+ versi 26 Agustus dan versi 23 Septem ber 20 10 m enunjukkan bah wa p r oses p en yu su n an d oku m en St r an as t elah m elibat kan perwakilan para pihak m elalui pertem uan -pertem uan kon sultasi m aupun pem berian m asukan secara tertulis. Ini m enunjukkan ada
CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA
Sungguh pun dem ikian, proses ini dinilai oleh beberapa pihak m asih bersifat eksklusif karen a belum m elibatkan para pihak di tin gkat subn asion al (pr ovin si, kabupaten , kota). In i dibuktikan dengan m unculnya resistensi dari sebagian pem angku kepentingan di Aceh, J am bi, Palangkaraya, Palu, dan Papua ketika draf 1 Stranas versi 23 Septem ber dipresentasikan dalam konsultasi regional (lihat bagian dari laporan ini yang m enguraikan hasil konsultasi publik di tujuh wilayah region).
3.2.2.2 Pemenuhan Prinsip Transparansi
UN-REDD Pr ogr am m e In don esia dalam situ sn ya www.u n - r e d d .o r .id t e la h m e m u b lik a s ik a n s e ca r a b e r k a la k e m a ju a n penyusunan draf Stranas REDD+ dalam versi bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Pelaporan secara berkala m elalui situs seperti ini t e n t u s a ja b e lu m m e m a d a i k a r e n a t id a k s e m u a p e m a n gk u k e p e n t in ga n m e m ilik i a k s e s k e ja r in ga n in t e r n e t . N a m u n , perkem ban gan in i m en un jukkan ada upaya un tuk m ewujudkan prinsip transparansi dalam proses penyusunan draf Stranas REDD+.
3.2.2.3 Pemenuhan Prinsip Kredibilitas
Data yang dipakai dalam proses penyusunan Stranas adalah data resm i lem baga negara yang bisa diakses dan dikritik secara terbuka o le h p u b lik . M e s k ip u n d e m ik ia n , d o k u m e n St r a n a s t id a k mencantumkan seluruh asal-usul data yang digunakan bahkan belum m elam pir kan daftar pu staka. Dar i su du t pan dan g pr in sip yan g kredibel, hal ini dapat m em engaruhi kepercayaan publik terhadap proses penyusunan m aupun substansi draf Stranas itu sendiri.
40 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA
3.2.2.4 Pemenuhan Prinsip Institusionalitas
Sam pai pada tahap ini, proses pem bahasan draf Stranas sudah m endapatkan banyak m asukan ke arah pelem bagaan ide-ide, penge- tahuan, nilai-nilai, dasar hukum , serta struktur dan m ekanism e yang m en gga m b a r ka n a sp ek ket er a t u r a n , ot on om i, a d a p t a b ilit a s, kom prehensivitas, koherensi dan fungsionalitas. Meski dem ikian, m asukan ini belum bisa diform ulasikan m enjadi kerangka struktur dan m ekan ism e-m ekan ism e kelem bagaan , pen dan aan , dan MRV yang m em enuhi kaidah hukum adm inistrasi m aupun hukum tata negara.
CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA