JALAN PANJANG PENATAAN KEMBALI KEBIJAKAN

JALAN PANJANG PENATAAN KEMBALI KEBIJAKAN KEHUTANAN DI INDONESIA CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

DIREKTORAT JENDRAL PLANOLOGI

KEMENTERIAN KEHUTANAN

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

JALAN PANJANG PENATAAN KEMBALI KEBIJAKAN KEHUTANAN DI INDONESIA Catatan Proses Penyusunan Rancangan

Strategi Nasional REDD+ Indonesia @ UN-REDD, FAO, UNDP, & UNEP

All rightS reserved published in 2011 Penulis

Rio Ismail Rini Astuti

Editor

Abdul Wahib Situmorang Mahcfudh Laksmi Banowati Nanda Febriani Munandar

Desain Sampul dan Isi

Tugas Suprianto

Foto

UN-REDD Programme Indonesia

-888-999-00-6-5

Isi buku ini tidak mencerminkan posisi UN-REDD Programme Indonesia.

UN-REDD Programme Indonesia adalah program kerjasama antara pemerintah Indonesia (Kementerian Kehutanan) dengan UNDP, FAO, dan UNEP. Program ini bertujuan membantu pemerintah Indonesia dalam menyiapkan diri menyongsong implementasi mekanisme REDD+ (REDD+ Readiness).

Sekretariat: Gedung Manggala Wanabakti Ruang 525C, Blok IV, 5th Floor Jl. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 1070 Telp. 62-21-57951505, 57902950, 5703246 Ext. 5246 Faks. 62-21-5746748 Email: info@un-redd.or.id www.un-redd.or.id

ii

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Kata Pengantar

roses penyusunan Stranas REDD+ telah m enandai era baru dalam penataan kem bali kebijakan pengelolaan kehutanan di

Indonesia. Stranas REDD+ diharapkan bisa m enjawab tantangan perlunya perubahan menyeluruh (integrated reform ) terhadap tata kelola sektor pem bangunan berbasis lahan (land use base sectors) seperti sektor kehutanan, pertanian, dan pertam bangan. Mengapa demikian, karena kesalahan dalam tata kelola selama ini tidak hanya m em berikan kontribusi pada peningkatan em isi gas rum ah kaca seca r a glob a l, t et a p i ju ga t ela h m em u n cu lka n b en ca n a d a n pem iskinan di sejum lah tem pat di wilayah Indonesia.

Selain itu, pengembangan Stranas REDD+ juga sudah menandai adan ya kem ajuan dalam pen dekatan pen gem ban gan kebijakan p u blik yan g lebih m em ber ikan t em p at p ad a p ar t isip asi at au keterlibatan aktif wakil-wakil publik. Desain pengembangan stranas ya n g d id a s a r k a n p a d a p r in s ip in k lu s ivit a s , t r a n s p a r a n s i, kredibilitas, dan in stitusion alitas m erupakan desain yan g lebih adaptif terhadap kepentingan publik. Tidak bisa dim ungkiri m asih banyak kekurangan dalam proses pengem bangan Stranas REDD+, tetapi san gat ban yak pelajaran pen tin g ten tan g kelebih an dan efektivitas proses ini yang perlu dipaham i, bahkan diadaptasi oleh banyak pihak untuk kepentingan sejenis.

Dalam konteks itulah buku ini ditulis dan dihadirkan kepada ban yak pihak. Buku in i diberi judul Jalan Pan jan g Pen ataan Kem bali Kebijak an Kehutan an di In don esia: Catatan Proses

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

iii

Peny usunan Rancangan Stranas REDD+ Indonesia. Buku ini juga m erupakan rekam an proses perjalan an pen gem ban gan Stran as REDD+ sejak pembentukan Tim Pengarah, Tim Pelaksana, dan Tim Penulis Stranas hingga Bappenas m enyerahkan draf akhir Stranas ke Satgas REDD+ yang dibentuk Presiden pada Septem ber 20 10 .

Tidak seluruh fakta dan situasi bisa dihadirkan secara utuh di dalam buku ini. Nam un, penggam baran di dalam nya diharapkan bisa m em berikan inform asi lebih kom prehensif m engenai proses perjalanan Stranas REDD+ yang sejak awal sudah sarat dengan tarik-m enarik berbagai kepentingan yang berskala global m aupun berskala nasional dan lokal atau subnasional.

Seluruh tem uan yang dihasilkan penulis m erupakan penilaian yan g bersifat in depen den dan obyektif. Sebagai sebuah an alisis terhadap proses yan g belum selesai, buku in i diharapkan akan m em icu perdebatan lebih lanjut tentang konsep dan im plem entasi kebijakan REDD+ di Indonesia. Ini bukan merupakan satu-satunya jawaban yang berfungsi seperti obat penyem buh rasa sakit kepala, tetapi palin g tidak akan berfun gsi sebagai “cerm in ” yan g bisa m en u n ju kkan seper ti apa seben ar n ya pr oses per u bah an yan g sed a n g t er ja d i d a la m p en gem b a n ga n keb ija ka n p en gelola a n kehutanan di Indonesia.

J akarta, J anuari 20 12

LUKITA DINARSYAH TUWO Wakil Menteri Perencanaan Pem bangunan Nasional/ Wakil Kepala Badan Perencanaan Pem bangunan Nasional

iv

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Daftar Isi

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Prinsip Inklusivitas

1.1.2 Prinsip Transparansi

1.1.3 Prinsip Kredibilitas

1.1.4 Prinsip Institusionalitas

1.2 Tujuan Buku Ini

1.3 Ruang Lingkup

1.4 Outline Buku

2.1 Mengapa Diperlukan Sejum lah Prinsip Dasar

2.2 Em pat Prinsip Dasar dan Indikator Pem enuhan

2.2.1 Prinsip Inklusivitas

2.2.2 Prinsip Transparansi

2.2.3 Prinsip Kredibilitas

2.2.4 Prinsip Institusionalitas

2.3 Prasyarat Keberhasilan Im plem entasi Prinsip Dasar

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

3.1 Tahapan Prapenyusunan Dokum en Stranas REDD+

3.1.1 Proses dan Hasil

3.1.2 Analisis terhadap Proses dan Hasil pada Tahapan Prapenyusunan Dokum en Stranas REDD+

3.2 Tahap Penyusunan Draf Stranas REDD+

3.2.1 Proses dan Hasil

3.2.2 Analisis terhadap Proses Penyusunan Draf Stranas REDD+

4.1 Konsultasi Regional

4.1.2 Proses Konsultasi Regional

4.2 Konsultasi Ahli di Tingkat Nasional

4.2.1 Proses dan Hasil

4.2.2 Analisis terhadap Proses Konsultasi Ahli

4.3 Konsultasi Ahli di Tingkat Internasional

4.3.1 Proses dan Hasil

4.3.2 Proses dan Hasil Masukan Para Pihak

4.3.3 Analisis terhadap Proses Konsultasi Ahli

4.4 Pertem uan Konsultasi Nasional Stranas REDD+

4.4.1 Proses dan Hasil

4.4.2 Analisis terhadap Proses Konsultasi Nasional

4.5 Masukan Tertulis Para Pihak

4.5.1 Masukan UNODC

4.5.2 Masukan AMAN

4.5.3 Masukan CIFOR

4.5.4 Masukan Burung Indonesia

4. 5.5 Masukan J aringan Masyarakat Sipil

4.5.6 Masukan Kem enterian Kehutanan

4.5.7 Masukan dari UNESCO

vi

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Bab 5. Pe n ye le s aian Ran can gan Akh ir Strate gi N as io n al RED D +

5.1 Tahap Revisi Draf Akhir

5.2 Keputusan tentang Hasil Rum usan Akhir Stranas REDD+

5.3 Analisis terhadap Penyelesaian Draf Akhir Stranas

5.3.1 Pem enuhan Prinsip Inklusivitas

5.3.2 Pem enuhan Prinsip Transparansi

5.3.3 Pem enuhan Prinsip Kredibilitas

6.1 Pentingnya Mekanism e Kesiapan Dini (Preparedness Mechanism )

6.2 Proses yang Inklusif Mem butuhkan Waktu

6.3 Diperlukan m ekanism e Pelibatan yang Ram ah terhadap Pihak yang Rentan

6.4 Partisipasi yang Hakiki Mem erlukan Mekanism e Um pan Balik (Feedback Mechanism )

6.5 Proses Perum usan Kebijakan Lebih Mudah Mendapatkan Dukungan Apabila Berpijak pada Data dan Pengalam an

6.6 Diperlukan Rum usan Kebijakan REDD+ yang Kom prehensif dan Integral

6.7 Kom unikasi yang Efektif Mem butuhkan Proses yang Bersifat Resiprokal

6.8 Pentingnya Sistem Pendukung (Support Sy stem ) dalam Proses Perum usan Kebijakan

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

vii vii

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Glosarium

AFD Agence Francaise de Developpem ent AMAN

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Bappeda

Badan Perencanaan Pem bangunan Daerah Bappenas

Badan Perencanaan Pem bangunan Nasional CI Conservation International

CIFOR Center for International Forestry Research CSF

Civil Society Forum CSO

Civil Society Organisation FPIC

Free, Prior, and Inform ed Consent GRK

Gas Rum ah Kaca GTZ

Gesellschaft für Technische Zusam m enarbeit HTI

Hutan Tanam an Industri ICEL

Indonesia Centre for Environm ental Law ICRAF

World Agroforestry Centre / International Centre for Research in Agroforestry

Kem enhut Kem enterian Kehutanan Kem entan

Kem enterian Pertanian LoI

Letter of Intent MRV

Measurem ent, Reporting and Verification Pem da

Pem erintah Daerah

RAD REDD+ Rencana Aksi Daerah Reducing Em issions from Deforestation

and Forest Degradation in Developing Countries Plus RAN GRK

Rencana Aksi Nasional Gas Rum ah Kaca

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

ix

RAN REDD+ Rencana Aksi Nasional Reducing Em issions from Deforestation and Forest Degradation in Developing Countries Plus

REDD+ Reducing Em issions from Deforestation and Forest Degradation in Developing Countries Plus

REL Reference Em issions Levels RL

Reference Levels RPJ MN

Rencana Pem bangunan J angka Menengah Nasional RPJ PN

Rencana Pem bangunan J angka Panjang Nasional

Satgas Satuan Tugas Stranas

Strategi Nasional TNC

The Nature Conservancy UKP4

Un it Ker ja Pr esid en Bid an g Pen gawasan d an Pen gen d alian Pem bangunan

UN-REDD United Nations Collaborative Program m e on Reducing Em issions fr om Defor est a t ion a n d For est Degr a d a t ion in Develop in g Countries

UNDP United Nations Developm ent Program m e UNEP

United Nations Environm ent Program m e UNESCO

United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organisation UNODC

United Nations Office on Drugs and Crim e WWF

World Wildlife Fund

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Ringkasan Eksekutif

1. Latar Belakang

I n d on esia d ia n gga p m em iliki p er a n st r a t egis b a ik d a la m negosiasi REDD+ di tingkat internasional m aupun tahap penyiapan im p lem en t asi REDD+ d i t in gkat n asion al d an r egion al. Posisi strategis Indonesia ini dikukuhkan dengan komitmen politik Presiden Indonesia Susilo Bam bang Yudhoyono untuk m enurunkan em isi gas rumah kaca (GRK) sebesar 26% dengan pembiayaan sendiri atau 41% dengan bantuan internasional pada 20 20 dari tingkat em isi Business as Usual (BAU). Sektor kehutanan m elalui im plem entasi REDD+ diperkirakan akan berkontribusi 14% dari total target pengurangan em isi GRK sebesar 26%.

Kom it m en p olit ik in i kem u d ia n d im a n ifest a sika n d a la m tin dakan aksi an tara lain berupa pen yusun an Strategi Nasion al (Stran as) REDD+ yan g akan m en jadi payun g bagi im plem en tasi kebijakan nasional REDD+ di Indonesia. Proses perum usan Stranas REDD+ in i kem udian m en dapatkan per cepatan setelah adan ya kesep akatan an tar a Pem er in tah In d on esia d an Nor wegia yan g tertuang dalam surat niat (Letter of Intent) m engenai kerja sam a penurunan em isi GRK dari deforestasi dan degradasi hutan yang ditandatangani pada 26 Mei 20 10 .

Pem erintah Indonesia berharap proses pengem bangan Stranas REDD+ menghasilkan kebijakan yang tepat, berbasis pada partisipasi dan kepentingan semua pihak, efektif dan mudah diimplementasikan, m udah dikontrol dan dievaluasi, serta m em berikan insentif ekonom i secara lebih adil.

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Bu ku in i m er u p a ka n u p a ya m en d oku m en t a sika n p r oses p en yu su n a n St r a n a s REDD+ I n d on esia , t er u t a m a m en gen a i

d in am ika d an ar gu m en tasi d alam pr oses pem bah asan m au pu n pengam bilan keputusan. Ruang lingkup pendokum entasian proses ini m encakup fase awal di m ana Bappenas m endapatkan m andat untuk m enyusun Stranas REDD+ hingga serah terim a Rancangan Stranas dari Bappenas kepada Satuan Tugas (Satgas) REDD+.

2. Prinsip Dasar Penyusunan Stranas REDD+

Proses penyusunan draf stranas REDD+ didasarkan pada em pat prinsip dasar, yaitu prinsip inklusivitas, transparansi, kredibilitas, dan in stitusion alitas. Prin sip in klusivitas m em iliki m akn a bahwa proses perum usan Stranas REDD+ telah m elibatkan para pihak baik yang akan m engim plem entasikan kebijakan ini m aupun yang akan t er ken a d a m p a k im p lem en t a si keb ija ka n REDD+ b a ik seca r a langsung m aupun tidak langsung. Proses pelibatan ini dilakukan m e la lu i u p a ya - u p a ya k o n s u lt a s i p u b lik d a n p e n ja n gk a u a n kom unikasi.

Prin sip tran sparan si dim akn ai sebagai proses yan g diwarn ai keterbukaan, kejujuran, dan kejelasan. Dalam arti bahwa seluruh aspek kebijakan pu blik m u lai d ar i tin gkat per en can aan h in gga p elaksan aan d an evalu asi d isam p aikan kep ad a p u blik d en gan terbuka, jujur, dan sangat jelas tanpa ada yang ditutup-tutupi atau disam arkan secara sen gaja. Prin sip tran sparan si juga berm akn a bahwa publik m em iliki akses untuk m elihat tahapan atau m em antau perkem bangan proses pem buatan kebijakan.

Prinsip kredibilitas merupakan prinsip yang mengandung pema- ham an bahwa proses pengem bangan Stranas REDD+ m erupakan pr oses yan g d ikelola oleh kelem bagaan atau or an g-or an g yan g m em iliki reputasi dan dilakukan dengan pendekatan yang inklusif, transparan, dan benar atau dapat dipercaya. Selain itu, juga mengan- dung pengertian bahwa baik substansi maupun proses perumusannya didasarkan pada m andat atau legalitas yang jelas serta didukung dengan inform asi, data, fakta yang benar, dan dapat dipertanggung- jawabkan atau dapat diverifikasi kebenaran atau keabsahannya.

2 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Pr in sip in stitusion alitas m en gacu pada pem ah am an bah wa proses pengem bangan Stranas REDD+ dilakukan m elalui pende- k a t a n ya n g m e n ga r a h p a d a p r o s e s p e le m b a ga a n id e - id e , pengetahuan, nilai-nilai, dasar hukum , sum ber daya, struktur, dan m ekanism e keorganisasian yang m enggam barkan enam aspek dasar, ya it u ket er a t u r a n , ot on om i, a d a p t a b ilit a s, kom p r eh en sivit a s, koherensi, dan fungsionalitas.

Im plem entasi keem pat prinsip dasar ini di dalam proses penyu- sunan Stranas REDD+ m ensyaratkan beberapa hal, antara lain:

• Konsultasi yang intensif dengan para pihak yang bertanggung jawab dalam im plem entasi Stranas REDD+. • Kon su lt asi lan gsu n g d en gan p ar a p ih ak yan g akan t er ken a dam pak dari kebijakan REDD+ m aupun para pihak yang terkait. • Ket er libat an kelem bagaan at au or an g-or an g yan g m em iliki r e p u t a s i t e r p e r ca ya d a la m a r t ia n p e n ga la m a n m a u p u n kem am puan akadem ik.

• Proses yang bersifat inklusif dan transparan sejak awal hingga draf Stranas REDD+ m enjadi kebijakan publik.

• Mekanism e kom unikasi yang m em ungkinkan para pihak atau pu blik m en getah u i (feed back m echan ism ) d an m em ber ikan t a n gga p a n t e r h a d a p s u b s t a n s i m a u p u n s e lu r u h t a h a p a n perum usan Stranas.

• Kesediaan sem ua pihak untuk m em buka dan m enganalisis secara transparan dan kom prehensif m engenai berbagai m asalah dan kepentingan-kepentingan dalam pengelolaan sektor kehutanan.

• Ad an ya str u ktu r or gan isasi/ lem baga yan g efektif m ewad ah i berbagai kepentingan yang bersifat m ultisektor dan m ultilevel.

3. Tahapan dan Hasil Proses Penyusunan Stranas REDD+ Secara um um , tahapan proses penyusunan yang dilakukan sejak

J uli hingga Novem ber 20 10 dapat dibagi dalam em pat bagian pokok, yait u t ah ap an p r ap en yu su n an , t ah ap an p en yu su n an d oku m en Str an as, tah apan kon su ltasi pu blik ter h ad ap d r af Str an as, d an tah apan pen yelesaian d r af akh ir Str an as REDD+ . Keselu r u h an tahapan ini dapat disim ak pada Diagram 1.

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

DIAGRAM 1. PROSES PENYUSUNAN STRANAS REDD+

Pertemuan Tim Kunjungan Awal Konreg Aceh, Papua, Pelaksana: Pembentukan

Palangka Raya, Jambi, 26-30/9/2010 Tim penyusun

Bappenas, 16/7/2010 Konsultasi Region Jawa Kemenhut,22/7/2010

Yogyakarta, 30/9-1/10/2010 Konsultasi Region

Pertemuan Tim Penulis Bali, Nusa Tenggara, Maluku Bogor, 2/8/2010

Senggigi,7-8/10/2010

Pertemuan Tingkat Eselon I Konsultasi Region Bappenas, 3/8/2010

Sumatera Bagian Utara dan Selatan Banda Aceh,11-12/10/2010

Konsinyering Tim Penulis (Workhop REL)

Konsultasi Region Bogor,11-13 dan 15-16/8/2010

Konsultasi Region

Sulawesi

Kalimantan

Palangka Raya, 14-15/10/2010 DRAF 0

Palu, 14-15/10/2010

PER 19/8/2010 Konsultasi Region Papua Jayapura, 18-19/10/2010

Pertemuan Tim Pelaksana Konsultasi Region Aryaduta,19/8/2010

Sumatera Bagian Timur Jambi,21-22/10/2010

Penyempurnaan Draft 0 21-23/8/2010

Konsinyering Tim Penulis Bogor,23-26/10/2010 Aston Marina,28-30/10/2010 DRAF 0 PER 24/8/2010

Konsultasi Para Ahli Nasional dan Internasional Bali,31/10-3/11/2010 Pertemuan Tim Pelaksana Bappenas,24/8/2010

Konsinyering Tim Penulis Bali,3-5/11/2010

Pertemuan Tim Pelaksana Bogor,1/9/2010

DRAFT PER 5/11/2010

Pertemuan Tim Pengarah Bappenas,3/9/2010

Pertemuan Tim Pengarah Bappenas,5/11/2010

Kunjungan Awal Konreg Palu,7/9/2010

Penyempurnaan Draft 6-9/11/2010

Penyempurnaan Draft 0 DRAF PER 10/11/2010 DRAF 1 PER 23/9/2010 Konsultasi Nasional

Pertemuan Tim Pengarah Bappenas, 10/11/2010 Bappenas,24/9/2010

Executive Summary Pertemuan Fasilitator

Rancangan Stranas REDD+

Persiapan Konreg BUKU PROSES Bogor, 24-26/9/2010

PENYUSUNAN

4 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

1) Tahapan Prapenyusunan dan Penyusunan Stranas

Tahapan in i diawali den gan keputusan Men teri Koordin ator Bidang Ekonom i yang m em berikan m andat kepada Bappenas untuk m engoordinasikan proses penyusunan Stranas REDD+. Bappenas lalu m em ben t u k Tim Pen yu su n St r an as yan g t er d ir i d ar i Tim Pengarah dan Tim Pelaksana. Dengan dukungan dan fasilitasi UN- REDD Program m e In don esia, Tim Pen garah dan Tim Pelaksan a m em bentuk Tim Penulis untuk m enyusun rancangan stranas dan m elakukan berbagai konsultasi publik untuk m enghim pun m asukan terhadap penyem purnaan rancangan Stranas.

2) Tahapan Konsultasi Publik ( a ) Ko n s u lta s i Re gio n a l

Rancangan Stranas dikonsultasikan kepada sejum lah pihak di tingkat regional, nasional, m aupun para ahli di tingkat nasional dan internasional. Proses konsultasi publik di tingkat regional dilakukan di 6 wilayah regional, yaitu di Yogyakarta (J awa), Mataram (Bali, NTB, NTT, dan Maluku), Palangkaraya (Kalim antan), Banda Aceh/ Sum atera I (Aceh, Sum bar, Sum ut, dan Bengkulu), J am bi/ Sum atera

II (Riau, J am bi, Sum sel, dan Lam pung), dan J ayapura (Papua dan Papua Barat).

( b) Ke p e s e rta a n

Secar a keselu r u h an p r oses kon su ltasi r egion al d iiku ti 38 7 peserta, terdiri dari unsur pem erintah (46%), unsur CSO (42%), akadem isi (9%), dan kalangan swasta (3%). Dari 163 peserta yang m ewakili CSO, 14% m erupakan wakil dari m asyarakat adat dan 1% berasal dari lem baga/ sektor yang fokus pada persoalan perem puan dan lingkungan.

P e r b a n d in ga n p e s e r t a la k i- la k i d a n p e r e m p u a n m a s ih m enunjukkan ketim pangan, yaitu peserta laki-laki m encapai 8 8 %, sed a n gka n p eser t a p er em p u a n h a n ya 12 %. Ket im p a n ga n in i m en cer m in ka n sit u a si ket id a ka d ila n gen d er d i d a la m p r oses konsultasi publik dan pengam bilan keputusan tentang REDD+.

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

( c) P e rs e p s i P e s e rta Ko n s u lta s i Re gio n a l

Hasil jajak pendapat para peserta yang dilakukan UN-REDD Pr ogr am m e In d on esia m en u n ju kkan , r ata-r ata 90 % p eser ta d i masing-masing konsultasi regional mengaku mengalami peningkatan pem aham an setelah m engikuti konsultasi publik tentang REDD+. Hasil wawancara juga m enunjukkan, beberapa tokoh kunci di sem ua tem pat m enganggap m odel konsultasi m engenai REDD+ beberapa langkah lebih m aju dibandingkan dengan kegiatan sejenis.

Salah satu aspek yang dianggap m aju adalah keterbukaan dalam proses perdebatan dan kesediaan pem erintah untuk m engakui dan m em beberkan data atau in form asi m en gen ai kon disi hutan dan kebijakan kehutanan yang am buradul. J uga kesediaan m elakukan koreksi atau perbaikan kebijakan. Mayoritas peserta m alah berpen- dapat bahwa konsultasi publik m erupakan pendekatan yang efektif untuk m em bahas berbagai m asalah dan m enentukan keputusan atau Stranas pengem bangan REDD+.

Sebagian besar peserta, terutam a kalangan NGO, berpendapat bahwa sebagai sebuah rancangan strategi, dokum en Stranas REDD+ sangat relevan dengan kebutuhan m ereka di daerah m asing-m asing. Hanya sedikit yang m engatakan kurang baik atau sangat tidak baik.

H a l in i m e r u p a k a n p e r k e m b a n ga n ya n g s a n ga t b a ik d a n m enunjukkan bahwa Stranas REDD+ telah dibangun berdasarkan konteks persoalan yang terjadi di sejumlah wilayah. Selain itu, Stranas REDD+ telah m em buka ruang kom unikasi yang lebih baik antara pem erintah dan para pihak, terutam a dengan kalangan NGO.

3) Isu-isu Penting dalam Proses Konsultasi Regional Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa catatan penting yang

dapat menjadi sumber perbaikan proses konsultasi di masa yang akan datang, yaitu:

• Akses dini peserta konsultasi terhadap m ateri konsultasi. • Mekanism e um pan balik untuk m eingkatkan kepercayaan para

peserta konsultasi terhadap proses konsultasi.

6 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

• Pemilihan peserta konsultasi harus dilakukan dengan proses yang hati-hati, fair, dan terbuka. • J am in an atas akses per em puan un tuk ter libat dalam pr oses perum usan kebijakan m engenai REDD+.

• Meka n is m e p er s ia p a n (p r ep a r ed n ess m ech a n ism ) u n t u k m em berikan pem bekalan kepada para pihak yan g ren tan dan m em iliki akses yang rendah terhadap inform asi.

4) Konsultasi dengan Para Ahli Proses kon sultasi juga dilaksan akan di tin gkat n asion al dan

dengan para ahli, baik di tingkat nasional maupun internasional, yang kem udian m en jadi bahan dasar revisi dan pen yem purn aan draf Stranas REDD+. Selain m elalui proses konsultasi secara langsung, Tim Penyusun Stranas juga m elakukan konsultasi dan perm intaan m asukan secara tertulis kepada kem enterian terkait dan CSO.

4. Tahapan Penyelesaian Draf Stranas REDD+

Pada 18 Novem ber 20 10 , Bappenas m enyerahkan dengan resm i Rancangan Stranas REDD+ kepada Satgas REDD+ yang diketuai oleh Kuntoro Mangkusubroto dari UKP4. Proses lebih lanjut m engenai status draf term asukan proses penyem purnaan ditentukan di tingkat Satgas.

5. Pembelajaran (Lessons Learned)

Ber iku t in i beber apa pem belajar an yan g dapat ditar ik dar i proses-proses yan g telah terjadi, berupa pen tin gn ya m ekan ism e kesiapan dini (preparedness m echanism ):

• Proses yang inklusif m em butuhkan waktu. • Diperlukan m ekan ism e pelibatan yan g ram ah terhadap pihak

yang rentan. • Partisipasi yan g hakiki m em erlukan m ekan ism e um pan balik

(feedback m echanism )

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

• P r os es p er u m u s a n keb ija ka n leb ih m u d a h m en d a p a t ka n dukungan apabila berpijak pada data dan pengalam an. • Diperlukan rum usan kebijakan REDD+ yang kom prehensif dan integral.

• Kom un ikasi yan g efektif m em butuh kan proses yan g bersifat reciprocal.

• Pentingnya sistem pendukung (support sy stem ) dalam proses perum usan kebijakan.

6. Penutup

Selam a proses pen yusun an Stran as REDD+ ban yak ditem ui catatan kritis terhadap im plem entasi keem pat prinsip penyusunan Stranas. Meski dem ikian, proses ini telah m engetengahkan langkah m aju dibandingkan dengan proses pengem bangan Stranas lainnya pada sejum lah sektor. Disebut dem ikian karena proses perum usan dan pem bahasan kebijakan REDD+ tidak saja m elibatkan banyak p em an gku kep en t in gan p ad a ber bagai t in gkat an , n am u n ju ga m elibatkan tim bersifat m ultipihak dan bekerja cepat dan responsif. Selain itu, proses ini juga dinilai telah m engetengahkan suatu proses kom unikasi yang lebih diwarnai keterbukaan, transparansi, kritisasi, dan berbasis pada data saintifik m aupun pengalam an em piris para pem angku kepentingan.

8 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Bab I.

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Indonesia sejak beberapa tahun terakhir sudah mengembangkan berbagai strategi pen guran gan em isi gas rum ah kaca (GRK) dari deforestasi dan degradasi hutan. Beberapa kebijakan telah dilakukan, terutam a sejak ditetapkannya Bali Action Plan yang m em andatkan pengem bangan proses penyiapan im plem entasi Program Reducing

E m is s io n s f r o m Def o r es t a t io n a n d Fo r es t Deg r a d a t io n in Dev elopin g Coun tries Plus (REDD+) yang m encakup pelaksanaan dem on stration activ ities dan pengem bangan perangkat kebijakan (readin ess phase) . Sebagai n egara den gan tutupan hutan terluas ketiga di dunia setelah Brazil dan Kongo serta laju deforestasi kedua tertinggi setelah Brazil, Indonesia dianggap m em iliki peran strategis baik dalam negosiasi REDD+ di tingkat internasional m aupun tahap penyiapan im plem entasi REDD+ di tingkat nasional dan regional.

Posisi strategis In don esia in i dikukuhkan m elalui kom itm en p olit ik Pr esid en In d on esia Su silo Bam ban g Yu d h oyon o u n t u k m en urun kan em isi gas rum ah kaca (GRK) sebesar 26% den gan pem biayaan sendiri atau 41% dengan bantuan internasional pada

20 20 dari tingkat em isi Business as Usual (BAU). Sektor kehutanan m elalui im plem entasi REDD+ diperkirakan akan berkontribusi 14% dari total target pengurangan em isi GRK sebesar 26%. Kom itm en politik ini kem udian dim anifestasikan dalam tindakan aksi, antara lain berupa penyusunan Strategi Nasional (Stranas) REDD+ yang akan m enjadi payung bagi im plem entasi kebijakan nasional REDD+ di Indonesia.

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Proses perum usan Stranas REDD+ ini kem udian m endapatkan percepatan setelah adanya kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Norwegia yan g tertuan g dalam surat n iat (Letter of In ten t) m engenai kerja sam a penurunan em isi GRK dari deforestasi dan degradasi hutan yang ditandatangani pada 26 Mei 20 10 . Proses ini m erupakan m om entum yang tepat untuk m elakukan pem benahan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan pengelolaan hutan dan

b eb er a p a sekt or la in n ya ya n g t er ka it d en ga n d efor est a si d a n degradasi hutan.

Di tingkat nasional, Pem erintah Indonesia berharap agar proses pengem bangan Stranas REDD+ m enjadi suatu proses yang dikelola berdasarkan prinsip inklusif, transparan, kredibel, dan terinstitusi- onalisasi. Dengan kata lain, proses pengem bangan Stranas REDD+ dapat m elalui proses yang berjenjang di tingkat nasional m aupun s u b n a s ion a l d en ga n m elib a t ka n p a r a p ih a k a t a u p em a n gku kepen tin gan yan g berkepen tin gan dan terkait den gan REDD+ di Indonesia.

Keterlibatan para pem angku kepentingan dalam proses peru- m usan kebijakan akan m enum buhkan rasa percaya para pihak, ter-

utam a an tara pem erin tah dan m asyarakat, sehin gga m en guran gi risiko kon flik dan kegagalan im plem en tasi kebijakan m en gen ai REDD+ di In don esia. Keper cayaan par a pih ak ter h adap pr oses p er u m u sa n keb ija ka n ju ga a ka n m en gu a t ka n legit im a si d a n kredibilitas produk kebijakan yang dihasilkan.

Den gan pen dekatan seperti in i, proses pen yusun an Stran as REDD+ d ih ar ap kan akan m en gh asilkan kebijakan yan g t ep at , berbasis pada partisipasi dan kepentingan sem ua pihak, efektif dan m udah diim plem en tasikan , m udah dikon trol dan dievaluasi, dan m em berikan insentif ekonom i secara lebih adil. Melihat kebutuhan in i, Ba p p en a s sela ku koor d in a t or ya n g d ib er i m a n d a t u n t u k m enyusun Stranas REDD+ telah m em form ulasikan em pat prinsip dasar yang diarusutam akan selam a proses pengem bangan Stranas REDD+, yaitu:

10 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

1.1.1 Prinsip Inklusivitas

In klusif m em iliki m akn a bah wa proses perum usan Stran as R E DD+ in i m e lib a t k a n p a r a p ih a k , b a ik ya n g a k a n m engim plem entasikannya m aupun para pihak yang akan terkena dam pak secara langsung m aupun tidak langsung. Proses pelibatan ini sering kali dilakukan m elalui upaya-upaya konsultasi publik.

1.1.2 Prinsip Transparansi

Dalam konteks pengem bangan Stranas REDD+, prinsip trans- paransi dimaknai sebagai prinsip keterbukaan, dimana terdapat akses publik untuk m elihat tahapan dan m em antau perkem -bangan proses pem buatan kebijakan (Issai, 20 0 0 ). Pr in sip tr an spar an si dapat diwujudkan dengan penyediaan m ekanism e pelaporan publik yang tepat waktu, relevan, inform atif, dan jelas.

1.1.3 Prinsip Kredibilitas

Pr in sip kr ed ibilit as m er u p akan p r in sip yan g m en gan d u n g p em ah am an bah wa p r oses p en gem ban gan Str an as m er u p akan proses yang dikelola oleh orang-orang m aupun kelem bagaan yang kredibel dan dengan proses atau pendekatan yang dapat dipercaya. Hal ini penting untuk m enum buhkan kepercayaan dan penerim aan para pihak publik terhadap proses pen yusun an Stran as sehin gga Stranas REDD+ yang terbentuk m endapatkan legitim asi penuh dari para pihak bahkan publik pada um um nya.

1.1.4 Prinsip Institusionalitas

Pr in sip in stitusion alitas m en gacu pada pem ah am an bah wa proses pengembangan Stranas REDD+ dilakukan dengan pendekatan yang mengarah pada proses pelembagaan ide-ide, pengetahuan, nilai- n ila i, d a s a r h u k u m , s e r t a s t r u k t u r d a n m e k a n is m e ya n g m en ggam barkan en am aspek dasar, yaitu keteraturan , oton om i, adaptabilitas, kom prehensivitas, koherensi dan fungsionalitas.

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Dalam konteks seperti ini, pencatatan atau dokum entasi tentang p r oses p en yu su n a n St r a n a s REDD+ m en ja d i p en t in g u n t u k dilakukan. Penulisan buku ini merupakan inisiatif yang baru pertama kali dilakukan terkait dengan pendokum entasian proses penyusunan kebijakan n asion al m en gen ai REDD+. Oleh karen a itu, buku in i dih arapkan akan m em berikan pem belajaran kepada para pih ak bagaimana membangun kebijakan berskala nasional yang melibatkan banyak pihak m elalui proses yang transparan, inklusif, dan kredibel. Selain itu, buku in i juga berisi pem belajaran ten tan g bagaim an a seharusn ya pem erin tah berkom un ikasi kepada m asyarakat, civ il s o ciet y o r g a n iz a t io n ( CSO) , ka la n ga n p en gu s a h a , d a n ju ga sebaliknya.

Lebih dari itu, buku in i diharapkan juga dapat m em berikan pem belajaran ten tan g sebuah proses perum usan kebijakan yan g mempertemukan berbagai kepentingan atau aspirasi yang bersumber pada keragam an karakteristik sosio-ekologi bahkan ekonom i politik yang m elatarbelakangi tiap-tiap pihak.

1.2 Tujuan Buku Ini

Buku ini bertujuan menggambarkan tahapan proses penyusunan Str an as REDD+ d an u n tu k m elih at sejau h m an a im plem en tasi prinsip inklusivitas, transparansi, kredibilitas, dan institusionalitas diimplementasikan dalam proses penyusunan Stranas REDD+. Buku in i ju ga b e r t u ju a n m e n d o k u m e n t a s ik a n b e r b a ga i b e n t u k pem belajaran positif m aupun n egatif selam a proses pen yusun an Stranas REDD+. Di sam ping m em berikan gam baran dan inform asi lengkap kepada para pihak m engenai proses perum usan kebijakan yang partisipatif, transparan, kredibel, dan terinstitusionalisasi.

Pemahaman mengenai berbagai pembelajaran yang didapat dari proses perum usan sebuah kebijakan diharapkan akan m em bantu p a r a p er a n ca n g d a n p em b u a t keb ija ka n u n t u k m en gh in d a r i kesalah an dan m em perbesar faktor keberh asilan sebuah proses perum usan kebijakan.

12 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Secara garis besar, tujuan pendokumentasian proses penyusunan Stranas REDD+ di Indonesia adalah untuk:

1) Mendokumentasikan pengetahuan dan pengalaman dalam proses pen yusun an sebuah kebijakan den gan car a yan g efektif dan m udah ditan gkap sehin gga dapat m en in gkatkan kualitas dan dam pak positif dari sebuah proses penyusunan kebijakan.

2) M e m p e r ce p a t a d o p s i p r o s e s p e r u m u s a n k e b ija k a n ya n g m e n ga r u s u t a m a k a n p r in s ip in k lu s ivit a s , t r a n s p a r a n s i, kredibilitas, dan institusionalitas sehingga dapat diadaptasi pada konteks situasi dan lokasi yang berbeda.

3) M e n d o k u m e n t a s ik a n p e m b e la ja r a n t e n t a n g b a ga im a n a mengembangkan proses komunikasi yang efektif di tengah-tengah keragam an karakteristik sosio-ekologi bahkan ekonom i politik

yan g m elatarbelakan gi para pihak yan g terlibat dalam proses penyusunan sebuah kebijakan.

1.3 Ruang Lingkup

P en d oku m en t a s ia n p r os es p en yu s u n a n St r a n a s RE DD+ m erupakan sebuah m ekanism e yang sistem atis untuk m enangkap perubahan-perubahan dari konsensus yang disepakati dalam proses pen gam bilan keputusan . Mekan ism e in i juga m en catat din am ika proses dan m em aham i bagaim ana hal itu bisa terjadi. Tem uan yang diperoleh kem udian diolah dan didisem inasikan sebagai dokum en p u b lik ya n g d a p a t d ia k s e s o le h s ia p a p u n . R u a n g lin gk u p pen dokum en tasian proses in i m en cakup fase di m an a Bappen as p er tam a kali d iber ikan m an d at oleh Kem en ter ian Koor d in ator Perekonomian untuk menyusun Stranas REDD+ hingga serah terima draf Stranas dari Bappenas kepada Satuan Tugas (Satgas) REDD+ yang dikoordinatori oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pem bangunan (UKP4).

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

1.4 Outline Buku

Buku ini terdiri dari ringkasan eksekutif, tujuh bab utam a, dan lam piran.

Bab I m erupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, tujuan penulisan buku proses, ruang lingkup, dan outline buku.

Bab II m en deskripsikan keem pat prin sip utam a yan g dipakai sebagai dasar dalam proses penyusunan Stranas REDD+. Bab ini juga m enjelaskan kenapa keem pat prinsip ini vital sebagai wujud perum usan kebijakan yan g berdasarkan pada aplikasi konsep good governance dan kontekstualitas keem pat prinsip ini dalam lingkup REDD+.

Bab III m en ggam bar kan tah apan pr oses per tam a pen yu su n an Stranas REDD+. Bab ini m em berikan inform asi m engenai p e m b e n t u k a n Tim P e n yu s u n St r a n a s R E DD+ d a n penyusunan draf awal Stranas REDD+ serta isu-isu krusial yang m uncul dalam proses.

Bab IV m e n gga m b a r ka n r a n gka ia n ko n s u lt a s i p u b lik ya n g dilaksanakan dalam rangka m engonsultasikan draf Stranas kepada publik secara lebih luas dan isu-isu krusial serta analisis terhadap proses yang terjadi.

Bab V m en jelaskan m en gen ai tah ap p en yelesaian d r af akh ir Stranas REDD+ dan dinam ika dari proses yang terjadi di dalam n ya h in gga Bappen as m en yerah kan draf Stran as kepada Satgas REDD+ pada 17 Novem ber 20 10 .

Bab VI m en d oku m en t a sika n d a n m en sa r ika n p em b ela ja r a n (lesson s learn ed) yang diperoleh dari proses penyusunan Stranas REDD+.

Bab VII m erupakan penutup.

14 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Bab II.

Prinsip Dasar Penyusunan Strategi Nasional REDD+

2.1 Mengapa Diperlukan Sejumlah Prinsip Dasar

Dalam berbagai diskusi mengenai Stranas REDD+, banyak pihak berharap bahwa REDD+ dapat m em percepat upaya m enekan laju

d efor est asi d an d egr ad asi h u t an . Selain it u , ju ga m em ber ikan kon t r ibu si t er h ad ap p en gen t asan r akyat d ar i kem iskin an bagi m asyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan. Lebih dari itu, REDD+ bahkan diharapkan dapat m em berikan jam inan yang lebih tegas terhadap upaya pelestarian hutan dan keanekaragam an hayati.

Walau dem ikian, tidak sedikit pihak m enyatakan kekhawatiran bahwa REDD+ akan m enyebabkan ketidakadilan dan kem iskinan bagi m asyarakat adat dan lokal yang selam a ini m enggantungkan hidup m ereka pada hutan. Kekhawatiran ini sangat wajar m engingat pengelolaan hutan pada m asa lalu sering kali m enegasikan hak-hak sosial ekonom i dan ekologi m asyarakat adat atau m asyarakat yang tinggal di dalam m aupun di luar kawasan hutan. Kebijakan penge- lolaan hutan dinilai masih menegasikan hak masyarakat yang terlibat pada proses pengam bilan keputusan m engenai sum ber daya hutan.

Oleh karena itu, banyak pihak m engusulkan agar penyusunan kebijakan dan implementasi proyek-proyek REDD+ didasarkan pada sejum lah prinsip yang bisa m em berikan jam inan terhadap kepen- tingan para pihak. Dengan dem ikian, im plem entasi REDD+ diharap- kan tidak akan m em unculkan risiko baru dan akan m em perpanjang sit u a si ket id a ka d ila n . Ter d a p a t kein gin a n u n t u k m en ja d ika n penyusunan Stranas REDD+ sebagai suatu proses yang tidak hanya dilandasi oleh kepentingan m enyelaraskan kepentingan ekologi dan

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

Un t u k m em a st ika n h a l in i, Ba p p en a s sela ku koor d in a t or p en yu su n an Str an as REDD+ m en gaju kan em p at p r in sip d asar pen yusun an Stran as REDD+ , yaitu: (1) prin sip in klusivitas, (2) p r in sip t r a n sp a r a n si, (3) p r in sip kr ed ib ilit a s, d a n (4 ) p r in sip in stitusion alitas. Keem pat pr in sip in i din ilai akan m em ber ikan p an d u an bah kan jam in an yan g jelas bah wa p r oses p er u m u san m a u p u n s u b s t a n s i St r a n a s R E DD+ b e n a r - b e n a r a k a n m en geten gah kan dim en si par tisipasi, keter bukaan , kem udah an akses, kontrol publik, dan keadilan bagi sem ua pihak. J uga bisa m em b er ika n kejela sa n d a n kep a st ia n t er h a d a p h a k-h a k a t a u kepentingan-kepentingan para pihak dalam kebijakan pengelolaan hutan di Indonesia.

Subbab berikutnya akan m enjelaskan secara lebih m endetail m engenai pengertian dan ukuran-ukuran yang bisa dipakai untuk m enunjukkan tiap-tiap prinsip.

2.2 Empat Prinsip Dasar dan Indikator Pemenuhan

2.2.1 Prinsip Inklusivitas

1. P e n ge rtia n P rin s ip In klu s ivita s

Dalam konteks penyusunan Stranas REDD+, inklusif m em iliki m akna bahwa proses perum usan Stranas REDD+ telah m elibatkan para pih ak baik yan g akan m en gim plem en tasikan kebijakan in i m aupun yang akan terkena dam pak im plem entasi kebijakan REDD+ baik secara langsung m aupun tidak langsung. Proses pelibatan ini dilakukan m elalui upaya-upaya konsultasi publik dan penjangkauan kom unikasi.

Dalam konteks konsultasi publik, inklusif berarti terjadi proses p en yep akat an at au p en gam bilan kon sen su s yan g ben ar -ben ar dilakukan bersam a. Sem ua pem angku kepentingan m erasa m em iliki keputusan tersebut, termasuk pihak yang sebenarnya berbeda pendapat

16 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA 16 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

2 . In d ika to r P rin s ip In klu s ivita s

Prinsip inklusivitas dapat ditunjukkan dengan ukuran-ukuran sebagai berikut:

a) Ke t e r wa kila n d a n ke t e r lib a t a n p a r a p ih a k d a la m p r o s e s pengam bilan keputusan dan perum usan draf Stranas REDD+: • Keterlibatan para pihak yang m em iliki kepentingan langsung

den gan Stran as REDD+ (an tara lain : m asyarakat, pem da/ SKPD, Bappen as, Kem en ter ian Keh u tan an , Kem en ter ian Pertanian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan kalangan pengusaha).

• Keter libatan par a pih ak yan g tid ak m em iliki keter kaitan langsung, tetapi memiliki kepentingan dan perhatian terhadap Stranas REDD+ (antara lain organisasi m asyarakat sipil, para akadem isi, dan para pewarta).

• Keterwakilan dan keterlibatan kelom pok ren tan / m in oritas dalam proses pengam bilan keputusan dan perum usan draf Stranas REDD+: - Keterwakilan dan keterlibatan kelom pok perem puan. - Keterwakilan dan keterlibatan m asyarakat adat.

- Keterlibatan kelom pok m asyarakat lainnya yang tinggal di

dalam hutan atau di sekitar hutan atau kelom pok yang sangat bergantung pada ekosistem hutan.

b) Proses pem ilihan/ penentuan wakil dari para pihak secara fair (adil) dan inklusif:

• Identifikasi dini dan fair terhadap para pihak. • Ketersediaan inform asi dasar yang m em berikan gam baran

yang jelas kepada para pihak m engenai apa yang akan dibahas dan diputuskan.

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

• Keterlibatan representasi dari para pihak dalam m enentukan perwakilan m ereka.

c) Terdapat langkah-langkah penyiapan peserta untuk memudahkan p elibatan p ar a p ih ak d alam p r oses p en gam bilan kep u tu san m a u p u n p en yu su n a n d r a f St r a n a s REDD+ (p r ep a r ed n ess m echanism ) :

• Terdapat proses pertem uan awal yang dilakukan oleh CSO ataupun Pemerintah daerah untuk mempersiapkan para pihak di daerah m engikuti proses-proses konsultasi publik.

d) Proses konsultasi dilakukan dengan m etode dan m ekanism e yang sederhana, bersahabat, dan tidak m em arjinalkan pihak tertentu: • Tersedianya inform asi dasar secara dini dan m udah didapat

atau dijangkau pihak-pihak yang rentan/ m inoritas posisinya. • Proses konsultasi m enggunakan bahasa atau sim bol-sim bol

yang m udah dim engerti oleh pihak-pihak tertentu. • Tersedia penjelasan m em adai terhadap istilah-istilah, idiom , definisi, atau pengertian-pengertian ilm iah dan teknis yang berasal dari istilah asing atau kata-kata yang sulit dim engerti.

2.2.2 Prinsip Transparansi

1. P e n ge rtia n P rin s ip Tra n s p a ra n s i

Dalam kon teks pem bu atan kebijakan , pr in sip tr an spar an si dim akn ai sebagai prin sip keterbukaan , kejujuran , dan kejelasan , dim ana seluruh aspek kebijakan publik m ulai dari tingkat peren- canaan hingga pelaksanaan dan evaluasi disam paikan kepada publik dengan terbuka, jujur, dan sangat jelas tanpa ada yang ditutup-tutupi atau disam arkan secara sengaja. Prinsip transparansi juga berm akna bahwa publik m em iliki akses untuk m elihat tahapan atau m em antau perkem bangan proses pem buatan kebijakan (Issai, 20 0 0 ). Dalam konteks ini, pem buat kebijakan m em iliki kewajiban m enyediakan m ekan ism e atau saluran bagi publik un tuk m en gakses in form asi m au p u n u n t u k m em ber ikan r esp on s at au t an ggap an t er h ad ap kebijakan publik.

18 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

2. In d ika to r P rin s ip Tra n s p a ra n s i

Prinsip transparansi dapat ditunjukkan dengan ukuran-ukuran sebagai berikut:

a) Penyediaan laporan publik yang bisa diakses oleh publik, tepat waktu, dan jelas yan g m en jelaskan kem ajuan dan h asil dar i tahapan pem buatan Stranas:

• Penyediaan inform asi dasar atau laporan dan m ateri yang bisa

d iakses oleh pu blik, baik m elalu i m ed ia m assa, w ebsite, m a ilin g list , atau d i tem pat-tem pat kh u su s atau m elalu i saluran kom unikasi yang m udah dijangkau publik.

• Peserta konsultasi publik mendapatkan draf Stranas sejak dini dan dengan tenggat yang m encukupi untuk m em pelajarinya sebelum m engikuti konsultasi.

b) Ketersediaan/ kelengkapan inform asi dasar tentang isu REDD+: • Terdapat penjelasan lengkap m engenai aspek teknis/ scientific issu es t er ka it d en ga n REDD+ ya n g d a p a t a t a u m u d a h dim engerti oleh peserta konsultasi.

• Kon su ltasi dilaku kan den gan m en ggu n akan bah asa yan g m udah dim engerti oleh seluruh peserta konsultasi, terutam a m asyarakat adat, perem puan, dan kelom pok rentan lainnya .

c) Terdapat m ekanism e um pan balik (feedback m echanism ) yang jelas, terukur, dan tepat waktu atas m asukan publik atau para pihak terhadap proses m aupun hasil konsultasi publik: • Ter d ap at t an ggap an r esm i d ar i p en yelen ggar a t er h ad ap

m asukan dan tanggapan yang diperoleh dari hasil konsultasi publik.

• Terdapat saluran inform asi yang bisa digunakan publik untuk sewaktu-waktu m engecek status perkem bangan pem bahasan

d r a f St r a n a s a t a u s t a t u s m a s u ka n ya n g t e la h m e r e ka sam paikan sebelum nya.

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

2.2.3 Prinsip Kredibilitas

1. P e n ge rtia n P rin s ip Kre d ib ilita s

Kr ed ibilitas ad alah pr in sip yan g m en gan d u n g pem ah am an bahwa proses pengem bangan Stranas REDD+ m erupakan proses yan g dikelola oleh kelem bagaan atau oran g-oran g yan g m em iliki reputasi, dan dilakukan dengan pendekatan yang inklusif, transparan, dan benar atau dapat dipercaya. Perum usan kebijakan REDD+ juga m en gan d u n g p en ger tian bah wa baik su bstan si m au p u n p r oses perumusannya didasarkan pada mandat atau legalitas yang jelas serta didu ku n g den gan in for m asi, data, fakta yan g ben ar , dan dapat diper tan ggun gjawabkan atau dapat diver ifikasi keben ar an atau keabsahannya.

2. In d ika to r P rin s ip Kre d ib ilita s

Prinsip ini ditunjukkan dengan ukuran-ukuran sebagai berikut:

a) Men ggu n akan d ata, in for m asi, atau fakta yan g aku r at atau reliable , dapat dipercaya (trustw orthiness), m udah diakses dan dicek kembali, serta terbuka terhadap masukan semua pihak pada sem ua tataran.

b) Proses pengem bangan Stranas m elibatkan para ahli, akadem isi, dan para pihak yang m engalam i dan m em aham i konsep m aupun r ealitas m asalah d an kepen tin gan -kepen tin gan yan g ter kait dengan REDD+.

c) Tanggapan dan m asukan atau aspirasi para pihak dibahas secara m en d alam ser t a d icat at , d ip er t im ban gkan d an d iakom od ir didalam rum usan Stranas REDD+.

d) Ada mekanisme umpan balik (feedback m echanism ) yang memung- kin kan par tisipan atau pem an gku kepen tin gan u n tu k d apat m engecek atau bisa m endapatkan penjelasan m engenai status m asukannya.

20 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

2.2.4 Prinsip Institusionalitas

1. P e n ge rtia n P rin s ip In s titu s io n a lita s

Pr in sip in stitusion alitas m en gacu pada pem ah am an bah wa proses pengembangan Stranas REDD+ dilakukan dengan pendekatan yang mengarah pada proses pelembagaan ide-ide, pengetahuan, nilai- n ilai, dasar hukum , sum ber daya, serta struktur dan m ekan ism e keor gan isasian yan g m en ggam bar kan en am asp ek d asar , yaitu keteraturan, otonom i, adaptabilitas, kom prehensivitas, koherensi, dan fungsionalitas.

Dalam pengertian ini, proses pelem bagaan kebijakan REDD+ dipandang sebagai bagian yang kontinu dari berbagai gagasan atau pr oses pen ataan pen gelolaan kebijakan keh u tan an yan g su d ah berjalan sebelum adanya Letter of Intent (LoI) antara Pem erintah RI d an Nor wegia beber apa waktu lalu . J u ga m er u pakan u paya m en gin t egr a sika n d a n m em b a n gu n kesesu a ia n a n t a r b er b a ga i gagasan, kepentingan, dan kelem bagaan yang berbeda-beda untuk m engefektifkan pelaksanaan kebijakan REDD+ di Indonesia.

2. In d ika to r P rin s ip In s titu s io n a lita s

Pr in sip in stitu sion alitas d apat d itu n ju kan d en gan u ku r an - ukuran sebagai berikut:

a) Keteraturan: m engacu pada pem aham an bahwa pelem bagaan REDD+ dilakukan dengan proses yang teratur, sistem ik, m udah dikontrol, dan m elalui penahapan yang jelas.

b) Fun gsion al: m en gacu pada pem aham an bahwa pelem bagaan REDD+ ber sifat fu n gsion al, d alam ar t i m ewad ah i ber bagai kepentingan yang terkait dengan pengem bangan strategi REDD+

c) Ot on om i: m en gacu p ad a p em ah am an bah wa p elem bagaan REDD+:

• Sangat menghargai dan mengakui otonomi berbagai kelompok m asyarakat dalam m engem bangkan m odel atau pendekatan kearifan dalam pen gelolaan hutan dan sum ber daya alam setem pat.

CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

• Mengakui otonomi dan kewenangan berbagai lembaga lainnya yang sudah diatur atau ditetapkan undang-undang • Mengintegrasikan m odel atau pendekatan dan kewenangan tersebut ke dalam kelem bagaan REDD+

• Menghargai berbagai keberagaman kepentingan dalam proses pengam bilan keputusan tentang Stranas, kelem bagaan, dan pem biayaan REDD+

d) Adaptasi: mengacu pada pemahaman bahwa proses maupun hasil

d a n k e le m b a ga a n R E DD+ m a m p u b e r a d a p t a s i d e n ga n perubahan-perubahan lingkungan serta bersifat terbuka untuk penyempurnaan baik secara parsial maupun perubahan mendasar sesuai kebutuhan dan kapasitas sum ber daya.

e) Kom p r eh en sif: m en ga cu p a d a p em a h a m a n b a h wa m u a t a n su b st a n si st r a t egi m a u p u n kelem b a ga a n REDD+ h a r u sla h kom plet dan integral. Dalam artian m em uat gam baran tentang:

• Kondisi hutan dan lahan • Faktor-faktor yang m em engaruhi deforestasi dan degradasi,

baik itu m enyangkut ketidakseim bangan penggunaan ruang, problem kelem bagaan, gov ernance, dan ekonom i

• Apa dan bagaim ana strategi yang harus dikem bangkan untuk m en jawab m asalah yan g ada serta bagaim an a keterkaitan antarkeduanya.

• Apa dan bagaim ana struktur dan m ekanism e kelem bagaan/ keorganisasian kebijakan REDD+ .

f) Koherensi: mengacu pada pemahaman bahwa tiap-tiap pihak dan subsistem di dalam keseluruhan sistem dan proses pengembangan REDD+ m em iliki koherensi atau keterkaitan erat antara satu dan lainnya .

2.3 Prasyarat Keberhasilan Implementasi Prinsip Dasar

Im plem entasi prinsip-prinsip inklusivitas, transparansi, kredi- bilitas, dan prin sip in stitusion alitas dalam perum usan kebijakan REDD+ m em butuhkan sejum lah prasyarat sebagai berikut:

22 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA

1. Prinsip inklusivitas m ensyarakatkan adanya: