Konsultasi Ahli di Tingkat Nasional
4.2 Konsultasi Ahli di Tingkat Nasional
4.2.1 Proses dan Hasil
Proses konsultasi nasional dengan para ahli m erupakan tahapan ya n g b er sifa t m en gon fir m a si d a n m en gu m p u lka n t a m b a h a n / masukan terhadap draf dokumen yang sudah dibahas pada konsultasi regional. Konsultasi ahli diikuti oleh Tim Pengarah, Tim Pelaksana, Tim Penulis, dan sejum lah ahli seperti Daniel Murdiyarso (CIFOR) serta Rizaldi Boer dan Hariadi Kartodihardjo (IPB). Proses konsultasi dilaksanakan di Bali pada tangal 1-2 Novem ber 20 10 .
Pada proses ini m uncul beberapa kritik terhadap draf I Stranas, t e r u t a m a m e n ya n gk u t s o a l s t r u k t u r p e n u lis a n ya n g t id a k m enunjukkan koherensi yang jelas antara analisis m asalah (hasil fishbon e an aly sis ) dengan kerangka strategi yang ditawarkan. J uga
a su m si-a su m si t er or et is m a u p u n d a t a ya n g d igu n a ka n d a la m m enetapkan REL. Selain itu, ada beberapa isu penting yang dinilai perlu m en dapatkan perhatian lebih serius, baik dalam rum usan strategi nasional m aupun dalam dokum en RAN-nya nanti, yaitu:
• Draf I yang dinilai kurang sistem atis, kurang kom prehensif dan koheren, serta tidak m enggam barkan: (1) sense of urgensi dan prioritas, (2) definisi deforestasi dan degradasi yang berbasis pada situasi dan pengalam an Indonesia, (3) kesinam bungan dengan desain kelem bagaan dan pendanaan yang sedang dirum uskan oleh satgas lainnya, dan (4) keterkaitan antara aspek ekonom i dan keberlanjutan lingkungan.
72 CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA
• Bagaim an a m en gaitkan REDD+ d en gan kebijakan n asion al m en gen ai m it igasi p er u bah an iklim (RAN-GRK), t er m asu k p e r lu n ya k e je la s a n p a yu n g h u k u m R E DD+ u n t u k t id a k m e n im b u lk a n k e r a n cu a n d a n k e ga m a n ga n p a d a t in gk a t im plem entasi di daerah.
• Tidak jelas bagaim ana kelem bagaan REDD+ ke depan: (1) apakah akan dican tolkan pada kelem bagaan yan g sudah berjalan , (2) apakah akan ada kelem bagaan yang bersifat transisional ke arah kelem bagaan independen, (3) bagaim ana hubungannya dengan keberadaan satgas yang dikordinasikan oleh UKP4.
• P osisi h a sil kon su lt a si r egion a l ya n g d ikh a wa t ir ka n t id a k bersesuaian dengan hasil dan proses pengem bangan Stranas di t in gka t n a s ion a l m a u p u n d en ga n s kem a ya n g d is ep a ka t i pem erintah di tingkat internasional.
• Isu gov ernance yang diwarnai oleh: (1) penetapan peruntukan kawasan yang belum tertata dengan baik, (2) politik perizinan yan g m asih d iwar n ai d en gan KKN d an per tim ban gan yan g m engabaikan pertim bangan ekologis, (3) kapasitas dan distribusi su m ber d aya Kem en t er ian Keh u t an an t id ak sesu ai d en gan penanganan m asalah kehutanan.
• Kuatn ya kecen derun gan kebijakan yan g berten tan gan den gan m isi dan tujuan REDD+ antara lain soal adanya 18 usulan RTRW dari 18 provin si yan g m en un tut perubahan tata ruan g dalam bentuk konversi 15,8 7 juta hektar kawasan hutan untuk berbagai kepentingan nonkehutanan.
• Tidak jelasnya apa yang disebut sebagai independent agencies m on itorin g dalam LoI Pem erintah RI-Norwegia.
• Perlu keputusan politik tin gkat n asion al m en gen ai historical deforestation / degradation dan historical em ission, term asuk soal penetuan REL di tingkat subnasional yang sulit dilakukan dengan pendekatan historical em ission.
• Ad a kes u lit a n u n t u k m en d or on g m a s ya r a ka t a d a t u n t u k m engem bangkan dem onstration activ ity karena banyak entitas hutan adat yang tidak direkognisi 0 leh pem erintah (potensinya besar, tetapi sulit di-MRV-kan).
CATATAN PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN STRATEGI NASIONAL REDD+ INDONESIA
4.2.2 Analisis terhadap Proses Konsultasi Ahli
H a s il k o n s u lt a s i d e n ga n p a r a a h li d i t in gk a t n a s io n a l menunjukkan dengan jelas bagaimana sesungguhnya tantangan yang dih adapi dalam kaitan n ya den gan degr adasi dan defor estasi di Indonesia. Dalam konteks seperti ini, sejum lah ahli m elihat bahwa REDD+ sebetuln ya adalah proses kon tin u dari berbagai upaya p en a t a a n keb ija ka n ya n g su d a h d ib a h a s seja k er a r efor m a si. Pandangan radikal yang m uncul adalah pentignya m elihat kem bali apa dan bagaimana aspek historical degradasi dan deforestasi sebagai p ijaka n u n t u k m en en t u kan REL. Selain it u , p en an gan a n soal p en u r u n an em isi ju st r u m em er lu kan lan gkah -lan gkah p olit ik, terutam a m enghentikan konversi hutan untuk berbagai kepentingan.