METODE PENELITIAN
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrument dilakukan dengan cara test-retest yaitu dengan cara mencobakan instrumen berulang kali pada responden. Dengan demikian pengujian ini melibatkan instrument yang sama, responden yang sama tetapi dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur berdasarkan koefisien korelasi antara percobaan pertama dan kedua. Apabila koefisien korelasi yang dihasilkan dari pengulangan pengujian tersebut tetap signifikan dan positif maka instrument tersebut dinyatakan reliabel. Cara penghitungannya dengan cara menghitung cronbach’s alpha , jika hasil dari Cronbach Alpha di bawah 0,5 maka dikatakan bahwa data tersebut mempunyai keandalan (reliable) yang relatif rendah (Santoso, 2001).
b. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk sejumlah sampel yang kecil (Ghozali, 2001).
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Gozali, 2001). Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menganalisis matrik korelasi variabel- variabel bebas, dapat juga dengan melihat nilai tolerance serta nilai Variance Inflation Factor (VIF). Model Regresi bebas dari problem multiko adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan angka Tolerance mendekati 1 (Santoso, 2001).
3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji apakah ada kesamaan atau ketidaksamaan varians dari model regresi dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heteroskedastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y (Santoso, 2001).
c. Uji Hipotesa
Data dan informasi yang didapat dalam penelitian ini diolah lebih lanjut sebelum dilakukan analisa. Dari data-data tersebut masalah yang Data dan informasi yang didapat dalam penelitian ini diolah lebih lanjut sebelum dilakukan analisa. Dari data-data tersebut masalah yang
Y= a + β
Dimana: Y
= Pendapatan pedagang kaki lima
a = konstanta
1 X = Lokasi usaha pedagang kaki lima
2 X = Jumlah jam kerja pedagang kaki lima
β 1, β 2 = Koefisien
ε = Error
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur nilai variabel terikat melalui variabel bebas secara bersama-sama. Dengan demikian dampak naik atau turunnya nilai variabel bebas terhadap variabel terikat atau sebaliknya dapat dilihat.
Uji Koefisien Determinasi
Untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien
determinasi. Jika koefisien determinasi (R 2 ) adalah sebesar satu berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan
tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) berkisar hampir 1 berarti samakin kuat variabel tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) berkisar hampir 1 berarti samakin kuat variabel
Uji Statistik t
Uji statisik t digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikan 0,05. Jika nilai probabilitas t-statistik lebih besar dari 0,05, maka tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak signifikan). Sedangkan jika nilai probabilitas t lebih kecil dari 0,05, maka terdapat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2001:85).
Uji Statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen maka digunakan tingkat signifikan sebesar 0,05. Jika nilai probabilitas F sebesar 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dengan kata lain variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2001:84).
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut pengukurannya. Ada tiga variabel yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu lokasi usaha dan jam kerja sebagai variabel independen, Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut pengukurannya. Ada tiga variabel yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu lokasi usaha dan jam kerja sebagai variabel independen,
1. Variabel Independen
a. Lokasi Usaha
Lokasi usaha adalah suatu tempat tertentu yang dipergunakan oleh pedagang kaki lima untuk kegiatan usaha. Usman (1998) menilai bahwa penentuan lokasi usaha sangat penting bagi sebuah perusahaan baru yang akan memulai operasi maupun ketika perusahaan itu telah berjalan dan berkembang. Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan lokasi usaha adalah peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Instrumen diukur dengan menggunakan skala likert, yaitu dengan menggunakan skala 1 sampai dengan 5 yaitu: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) kurang setuju, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju, masing-masing dari butir pertanyaan akan diberikan skor 1 sampai dengan 5.
b. Jam Kerja
Jam kerja merupakan jumlah waktu yang dipergunakan untuk aktivitas kerja. Aktivitas kerja yang dimaksudkan adalah kerja yang mendatangkan uang. Menurut Rusli (1992), jam kerja pedagang kaki lima lebih lama dan berlangsung sepanjang hari. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pendapatannya, sehingga bekerja sebagai pedagang kaki lima adalah pekerjaan utama dan bukan sebagai pekerjaan sampingan. Instrumen diukur dengan menggunakan skala likert dengan pilihan: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) kurang setuju, (4) tidak setuju,
(5) sangat tidak setuju. Masing-masing dari butir pertanyaan akan diberikan skor 1 sampai dengan 5.
2. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah pendapatan. Pendapatan merupakan penerimaan yang dihasilkan dari kegiatan usaha. Pendapatan ini akan menjadi laba apabila telah menutupi pengeluaran-pengeluaran dalam rangka menjalankan operasi usahanya atau dengan kata lain laba diperoleh apabila pendapatan yang dihasilkan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Instrumen diukur dengan menggunakan skala likert dengan pilihan: (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) kurang setuju, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju. Masing-masing dari butir pertanyaan tersebut akan diberikan skor 1 sampai dengan 5.
Tabel 3.1
Indikator dan Skala Pengukuran
Skala Pengukuran Lokasi Usaha
Variabel
Indikator
-Merasa lebih puas berdagang di stasiun ini dibandingkan di lokasi lain. -Merasa lebih nyaman berdagang di lokasi stasiun seperti ini. -berdagang di lokasi
Skala Interval
stasiun sangat aman dari pihak keamanan. -Lokasi di stasiun sangat menguntungkan untuk berdagang dibanding lokasi lain. -Lokasi di stasiun sangat strategis untuk berdagang
Jam Kerja
-Membuka dagangan lebih awal dibanding pedagang lainnya. -Waktu berdagang lebih -Membuka dagangan lebih awal dibanding pedagang lainnya. -Waktu berdagang lebih
6 sore. -Berdagang sampai malam untuk mendapat keuntungan yang lebih. -jam luang berdagang pada siang hari.
Skala Interval
Pendapatan
-Pendapatan yang didapat tidak setiap hari. -Pendapatan yang diperoleh setiap hari tidak stabil. -Besar kecilnya pendapatan yang diperoleh tergantung dari ramainya pembeli. -Hasil pendapatan sebagian ditambah untuk modal dagang. - Biaya retribusi yang diminta mengurangi pendapatan yang diperoleh.
Skala Interval
Sumber: Data diolah