ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obek Penelitian
Pedagang kaki lima yang dijadikan objek penelitian ini adalah pedagang kaki lima makanan, minuman, dan rokok di peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK. Sampel yang dipilih adalah pedagang kaki lima yang terdapat di peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK, dimana di wilayah tersebut banyak terdapat pedagang kaki lima yang berjualan.
Dalam menyebarkan kuesioner di peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK ini, penulis tidak mengalami kesulitan, karena responden yang dijadikan subjek penelitian adalah pedagang kaki lima yang mudah untuk ditemui, hanya saja ada pihak di salah satu stasiun yang tidak mau bekerja sama dan berkenan untuk membantu di dalam penyebaran kuesioner, tetapi akhirnya dapat teratasi juga dan semua pihak dapat membantu dalam penyebaran kuesioner ini.
Selain itu dalam menyebarkan kuesioner, penulis dalam mendapatkan informasi dari para pedagang kaki lima dengan cara mewawancarai dan menulis sendiri jawaban kuesioner karena terdapat para pedagang kaki lima yang tidak bisa membaca dan menulis dalam pengisian kuesioner, itu semua dikarenakan dari pendidikan mereka yang sangat rendah.
Instrumen penelitian atau data yang digunakan adalah kuesioner. Pengiriman kuesioner dilakukan dari awal Agustus 2008 dan hanya memerlukan waktu 1 minggu. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 70 kuesioner, dan total kuesioner yang diterima dari responden sebanyak 70 kuesioner, sehingga tidak ada kuesioner yang tidak kembali dari responden. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program statistical package for the social science (SPSS).
B. Hasil dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan melalui kuesioner yang dikirimkan sebanyak 70 kuesioner ke pedagang kaki lima di peron Stasiun Kereta Api JABODETABEK, jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 70 buah kuesioner (100%), sedangkan jumlah kuesioner yang tidak kembali atau tidak memenuhi syarat tidak ada (0%).
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Kuesioner
Persentase Kuesioner yang dikirim
Kuesioner
Jumlah
70 100% Kuesioner yang tidak kembali
0% Kuesioner yang diterima
70 100% Kuesioner yang diolah dan memenuhi kriteria
70 100% Sumber : Data diolah
Tabel 4.2 Daftar Nama Stasiun dan Jumlah Kuesioner yang Dikirim
No Nama Stasiun Kuesioner yang dikirim
1 Jatinegara (Jakarta Timur)
70 Sumber: Data primer yang diolah
Total
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jenis kelamin terbanyak sebagai responden adalah jenis kelamin pria, jumlah responden pria sebanyak 48 orang atau 68,57% dan responden wanita berjumlah 22 orang atau 31,43 % artinya sebagian besar kuesioner yang diisi oleh responden lebih banyak pria.
Tabel 4.3 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
70 100% Sumber: Data primer yang diolah
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja
Pada Tabel 4.4, lama bekerja 1 sampai 2 tahun lebih banyak yaitu sebanyak 30 orang atau 42,9%, sedangkan lama bekerja yang lain yaitu sebanyak 4 orang atau 5,7% untuk kurang dari 1 tahun, 2 sampai 3 tahun sebanyak 24 orang atau 34,3%, lebih dari 3 tahun sebanyak 12 orang atau 17,1%.
Tabel 4.4 Lama Bekerja
Lama Bekerja
Frekuensi
Persentase
4 5,7% 1-2 tahun
<1 tahun
30 42,9% 2-3 tahun
24 34,3% >3 tahun
12 17,1% Jumlah
70 100% Sumber: Data primer yang diolah
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Pada tabel 4.5, jenjang pendidikan responden untuk tidak tamat SD lebih banyak dibandingkan dengan tingkat pendidikan SMP, SMA, tidak sekolah dan lainnya dengan persentase 37,1%,dengan frekuensi 26 orang. Sedangkan untuk
SMP sebanyak 16 orang atau 22,9%, SMA sebanyak 4 orang atau 5,7%, Tidak Sekolah sebanyak 22 orang atau 31,4%, Lainnya sebanyak 2 orang atau 2,9%.
Tabel 4.5 Jenjang Pendidikan
Jenjang Pendidikan
Frekuensi
Persentase
Tidak Tamat SD
26 37,1% SMP
16 22,9% SMA
4 5,7% Tidak Sekolah
22 31,4% Lainnya
2 2,9% Jumlah
70 100% Sumber: Data primer yang diolah
C. Uji Kualitas Data
1. Uji validitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Tabel 4.6 akan menunjukan hasil uji validitas.
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Lokasi Usaha
Pertanyaan
Sig.
Pearson Correlation
Keterangan
Valid LU 2
Valid LU 3
Valid LU 4
Valid LU 5
Valid Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.6 menunjukan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam variabel lokasi usaha (LU) secara keseluruhan valid. Jadi 5 item pertanyaan Tabel 4.6 menunjukan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam variabel lokasi usaha (LU) secara keseluruhan valid. Jadi 5 item pertanyaan
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Jam Kerja
Pertanyaan
Sig.
Pearson Correlation Keterangan
JK 1
Valid JK 2
Valid JK 3
Valid JK 4
Valid JK 5
Valid Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menunjukan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam variabel jam kerja (JK) secara keseluruhan valid. Jadi 5 butir pertanyaan pada variabel jam kerja dapat digunakan untuk analisa variabel jam kerja lebih lanjut.
Pengujian selanjutnya adalah uji validitas untuk variabel pendapatan, dimana jumlah pertanyaan sebanyak 5 butir pertanyaan. Hasil pengujian validitas untuk variabel pendapatan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Pendapatan
Pertanyaan
Sig.
Pearson Correlation Keterangan
P1
Valid P2
Valid P3
Valid P4
Valid P5
Valid
Tabel 4.8 di atas menunjukan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam variabel pendapatan secara keseluruhan valid. Jadi 5 butir pertanyaan dalam variabel pendapatan dapat digunakan untuk analisa variabel pendapatan lebih lanjut.
2. Uji Reliabilitas
Pedoman alat ukur dikatakan reliabel adalah jika nilai koefisien alpha kurang 0,5, jika dibawah 0,5 maka dikatakan bahwa data tersebut mempunyai keandalan (reliable) yang relative rendah (Santoso, 2001). Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Lokasi Usaha
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Alpha
Standardized Items
N of Items
Sumber: Data SPSS
Dari tabel 4.9 uji reliabilitas lokasi usaha di atas dapat dijelaskan bahwa lokasi usaha mempunyai cronbach alpha 0,833 lebih besar dari 0,5, sehingga dapat disimpulkan bahwa lokasi usaha memiliki tingkat reliabilitas. Selanjutnya hasil uji reliabilitas untuk variabel jam kerja dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Uji Reliabilitas Jam Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on Standardized
Cronbach's Alpha
Items
N of Items
5 Sumber: Data SPSS
Dari tabel 4.10 uji reliabilitas jam kerja di atas dapat dijelaskan bahwa jam kerja mempunyai cronbach alpha 0,692 lebih besar dari 0,5, sehingga dapat disimpulkan bahwa jam kerja memiliki tingkat reliabilitas.
Setelah melakukan uji reliabilitas variabel jam kerja, selanjutnya dapat dilihat hasil uji reliabilitas variabel pendapatan pada tabel 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Pendapatan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on
Cronbach's Alpha
Standardized Items
N of Items
Sumber: Data SPSS
Dari tabel 4.11 uji reliabilitas pendapatan di atas, ternyata variabel pendapatan memiliki cronbach alpha lebih besar dari 0,5 yaitu sebesar 0,754, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran konsistensi jawaban dari setiap responden untuk setiap variabel yang digunakan terbukti reliabel.
D. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan normaly probability plot.
terletak disekitar garis lurus diagonal. Gambar 4.12 akan menunjukan hasil uji normalitas lokasi usaha dan jam kerja terhadap pendapatan. Gambar 4.12 berikut ini dapat dikatakan sebaran data terdistribusi normal karena data berada disepanjang garis diagonal yang merupakan syarat normalitas.
Gambar 4.12 Hasil Uji Normalitas
Lokasi Usaha dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Pendapatan
Observed Cum Prob
Sumber: Data SPSS
Dari gambar 4.12 di atas dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel lokasi usaha dan jam kerja terhadap pendapatan menunjukan pola distribusi secara normal, dimana data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel bebas yaitu lokasi usaha dan jam kerja terhadap pendapatan. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.13 di bawah ini:
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients (a)
Model
Collinearity Statistics Tolerance
a Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data SPSS
Dari tabel 4.13 di atas menjelaskan bahwa VIF untuk lokasi usaha dan jam kerja mendekati angka 1 yaitu 1,004 dengan tingkat tolerance lokasi usaha dan jam kerja mendekati angka 1 yaitu 0,996. Dengan demikian persamaan regresi bebas dari problem multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pedoman suatu model regresi bebas dari heteroskedastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y (Santoso, 2001). Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.14 di bawah ini:
Gambar 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Dependent Variable: Pendapatan
Regression Standardized Predicted Value
Sumber: Data SPSS
Dari gambar 4.14 di atas dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi untuk variabel lokasi usaha dan jam kerja yang mempengaruhi pendapatan.
E. Uji Hipotesa
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini:
Tabel 4.15 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary (b)
Std. Error of the Model
Adjusted R
R Square
Square
Estimate
1,979 a Predictors: (Constant), JamKerja, LokasiUsaha
b Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data SPSS
Dari tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0.071, hal ini berarti 7,1% variabel dependen pendapatan dapat dijelaskan oleh variabel independen lokasi usaha dan jam kerja, sedangkan sisanya 92,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Variabel-variabel lain yang dapat menjelaskan ini di antaranya modal, dengan adanya modal yang cukup dapat membuka usaha yang lebih besar lagi sehingga pendapatan yang diperoleh juga akan meningkat (Santoso, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol 7, 2006).
Selain itu variabel lain yang mempengaruhi diantaranya jenis kelamin, usia, motivasi kerja dan minat konsumen. Jenis kelamin dan usia sangatlah mempengaruhi karena dari hasil penelitian bahwa laki-laki tenaganya cenderung lebih kuat daripada perempuan di dalam bekerja. Disamping itu faktor usia juga menentukan produktivitas kerja dalam mencapai pendapatan yang lebih besar. Faktor motivasi kerja dan minat konsumen juga mempengaruhi di dalam hal semangat bekerja untuk mendapatkan keuntungan atau pendapatan yang lebih dan terjualnya barang dagangan secara cepat dengan minat konsumen yang tinggi, sehingga mendatangkan keuntungan dan pendapatan yang memuaskan bagi pedagang (Yunastiti dan Murtiningsih, Jurnal Empirika, Vol 19 no.1, Juni 2006).
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual atau masing-masing dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.16 di bawah ini:
Tabel 4.16
Uji Statistik t
Coefficients (a)
B Std. Error
1,800 ,076 a Dependent Variable: Pendapatan Sumber: Data SPSS
Dari hasil uji t di atas dapat dijelaskan bahwa dari kedua variabel independen yang dimasukan kedalam model regresi, kedua variabel tersebut memiliki tingkat tidak signifikansi sebesar 0,062 untuk lokasi usaha dan 0,076 untuk jam kerja, dan keduanya berada di atas 0,05. Dari sini dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan tidak dipengaruhi oleh lokasi usaha dan jam kerja.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan dapat dilihat besarnya nilai uji statistik t. batas untuk menolak dan menerima hipotesis yang diajukan adalah 5% atau 0,05, jika nilai signifikansi uji t untuk masing-masing variabel lebih dari 0,05 maka hipotesis ditolak.
Hipotesis pertama menyatakan bahwa lokasi usaha berpengaruh terhadap pendapatan, hasil uji statistik t tidak menunjukkan adanya pengaruh yang positif sebesar 0,174 dengan nilai tidak signifikansi sebesar 0,062. Nilai tersebut berada di atas 0,05, dengan demikian hipotesis 1 (Ha1) ditolak.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan, hasil uji statistik t tidak menunjukan adanya pengaruh yang positif Hipotesis kedua menyatakan bahwa jam kerja berpengaruh terhadap pendapatan, hasil uji statistik t tidak menunjukan adanya pengaruh yang positif
3. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh dua variabel independen secara simultan atau bersama-sama dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.17 di bawah ini:
Tabel 4.17 Uji Statistik F
ANOVA (b)
Sum of
Model
F Sig. 1 Regression
Squares
Df Mean Square
3,656 ,031(a) Residual
69 a Predictors: (Constant), JamKerja, LokasiUsaha
b Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data SPSS Dari hasil uji F di atas dapat dijelaskan bahwa dari kedua variabel independen yang dimasukan kedalam model regresi, kedua variabel tersebut memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,031 dan nilai tersebut berada di bawah 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan dipengaruhi oleh lokasi usaha dan jam kerja secara simultan.
Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa lokasi usaha dan jam kerja berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan. Hasil uji statistik F menunjukan adanya pengaruh positif sebesar 0,060 dengan nilai signifikansi sebesar 0,031, nilai tersebut berada di bawah 0,05, dengan demikian hipotesis 3 (Ha 3) diterima.
F. Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis
Penolakan hipotesis pertama mengindikasikan tidak adanya pengaruh antara lokasi usaha terhadap pendapatan. Hasil dari penolakan hipotesis 1 ini juga mengindikasikan bahwa lokasi usaha belum tentu dapat meningkatkan pendapatan pedagang kaki lima, karena adanya faktor lain yang mempengaruhi pendapatan seperti modal dan laba. Selain itu faktor minat konsumen untuk membeli juga menentukan tingkat pendapatan pedagang kaki lima. Faktor modal dan laba kemungkinan besar dapat mempengaruhi lokasi usaha karena semakin besar modal dan laba maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh oleh para pedagang kaki lima, setelah menutupi semua pengeluaran atau biaya-biaya yang ada dan bila ada kelebihannya maka diperoleh laba.
2. Pengaruh Jam Kerja Terhadap Pendapatan Penolakan hipotesis kedua mengindikasikan tidak adanya pengaruh jam kerja terhadap pendapatan, karena jam kerja bukan merupakan suatu patokan bahwa pada saat jam kerja barang dagangan para pedagang habis terjual, mungkin saja pada saat hari libur dan jam-jam tidak sibuk konsumen ramai untuk membeli. Dengan demikian ada faktor lain yang mempengaruhi pendapatan seperti minat dan selera konsumen.
Minat dan selera konsumen ini sangat berperan karena dengan adanya minat dan selera konsumen terhadap suatu barang maka konsumen tersebut tidak ragu-ragu untuk membeli barang yang diinginkannya. Dengan demikian para pedagang kaki lima akan merasa beruntung apabila barang yang dijualnya itu sesuai dengan selera konsumen, sehingga pedagang tidak perlu merasa khawatir barang dagangannya tidak laku terjual.
3. Pengaruh lokasi usaha dan jam kerja secara simultan terhadap pendapatan
Penerimaan hipotesis ketiga mengindikasikan bahwa lokasi usaha dan jam kerja secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan, adanya pengaruh secara simultan terhadap pendapatan ini karena para pedagang dapat memilih lokasi usaha secara bebas yang ramai dikunjungi konsumen pada saat jam-jam kerja, sehingga pedagang akan mengetahui pada saat jam kerja dan di lokasi strategis mana yang ramai dikunjungi konsumen. Dengan demikian akan meningkatkan pendapatan pedagang kaki lima.
Tetapi perlu diingat pada saat jam kerja dan lokasi yang ramai dikunjungi konsumen, belum tentu semua konsumen yang berada di lokasi pedagang kaki lima tersebut membeli barang dagangan pedagang kaki lima dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhinya yaitu minat dan selera konsumen. Minat dan selera konsumen ini merupakan faktor yang alami yang dimiliki oleh setiap orang dalam membeli setiap barang, sehingga setiap orang/konsumen akan merasa lebih puas dan mendapatkan nilai lebih dari apa yang dibelinya atau diperolehnya bila sesuai dengan seleranya.